Sepanjang siang, Pramadi menjadi murung dan gelisah. Jelas ia menyekap rasa sesal dan kecewa, karena ia bagai kehilangan Christi. Ketika Rea datang karena mendengar kematian adik Egga, Pramadi menanggapi dengan hati tawar.
"Sudahlah, tak perlu larut-larut, toh kau sudah berusaha menyelamatkan Cicik. Kalau ternyata Cicik tewas, memang sebatas itulah kekampuan mu. Jangan suka menyesali batas kemampuan sendiri." bisik Rea waktu mereka ikut menghadiri pemakaman Cicik.
Rea tidak tahu apa yang membuat Pramadi menjadi sedih. Ia menyangka Pramadi sedih karena tak dapat menyelamatkan jiwa Cicik.
Hal itu di biarkan oleh Pramadi. Ia tak ingin mengatakan hal yang sebenarnya. Ia berusaha bersikap wajar, sekali pun kelihatannya sangat canggung.
"Pram, nanti malam aku mendapat undangan makan-makan di rumah dosen ku. Kau mau menemani ku?" kata Rea sepulang dari pemakaman Cicik.
"Aku sedang nggak enak badan, Rea." jawab Pram menolak secara halus.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください