webnovel

THE BOOK OF LIGHT AND DARKNESS: THE CURSE OF ZERO

Sang pencipta menciptakan dunia, tetapi Iblis dan malaikat membawa perang ke dunia manusia. Banyak manusia mati dalam perang yang tidak mereka mulai. Kemudian Sang Pencipta dan Raja Iblis membuat kesepakatan untuk menciptakan sebuah entitas baru yang mereka sebut "Guardian". Guardian diciptakan untuk menyeimbangkan cahaya dan kegelapan. Sang Pencipta dan Raja Iblis kemudian menjadikannya sebagai Raja Monster yang dikenal sebagai ZERO.

JADEBLACK · ファンタジー
レビュー数が足りません
4 Chs

CHAPTER 2

Pagi ini terasa sangat dingin. Seorang perempuan terlihat sedang berjalan menuju ke mobil yang telah disiapkan oleh para staff mansionnya.

"Mari kita pergi Yang Mulia" panggil Marry dari kejauhan. Perempuan itu pun dengan cepat masuk kedalam mobil itu. Setelah memastikan semua barang sudah siap, mobil itu langsung pergi meninggalkan mansion.

Untuk sampai di ibu kota dari kediaman perempuan itu, butuh sekitar 1 / 2 minggu menggunakan mobil.

Tiba tiba mobil berhenti dan dari kejauhan terlihat seorang warga yang tinggal di kota dekat

lokasi rombongan perempuan itu berlari menghampiri mobil.

"Tolong!.... tolong kami!" warga itu menangis sambil memohon bantuan.

"Apa yang terjadi?" tanya seorang prajurit turun dari salah satu mobil rombongan.

"Portalll!! sebuah portal muncul diatas kota!! anak ku hilang!! tolong bantu kami!!" tangis warga itu.

prajurit itu kemudian jalan mendekati mobil dan melaporkan kondisi kota itu.

perempuan itu pun memberi isyarat kepada prajurit itu untuk membantu kota itu.

" baik Yang Mulia" prajurit itu pun langsung menyuruh mobil lain untuk masuk dan membantu kota itu.

Setelah sampai, perempuan itu turun dari mobil. Warga yang berada di kota itu langsung lari dan mendekati mereka.

" tolong kami...."

" tolong anakku hilang"

" temukan istriku.."

para warga meminta tolong.

tiba tiba seorang Count yang memerintah kita itu melihat perempuan itu dan berkata " sebentar apakah itu..... "

ia mendekat dan memeriksa lagi.

"Duchesss!!!!! apakah itu duchess???" tanya Count itu.

perempuan itu mengangguk dan Count itu langsung berlari mendekatinya dan meminta tolong.

" Duchess bantu kota kami... Monster menyerang dan menghancurkan kota kami " kata count itu sambil menangis dan bersujud didepan perempuan itu.

perempuan itu berjalan kedepan. Ia menuruh para prajurit tolong lindungi para warga. Sedangkan ia akan membunuh monster monster yang ada di kota itu sendirian.

Prajurit itu pun mengubah posisinya menjadi posisi bertahan sedangkan perempuan itu mengeluarkan pedangnya.

1, 2, 3

Tiba tiba wanita itu berlari kearah monster itu dan membunuhnya dalam sekali tebas. Lalu ia mencari monster lain dan membunuhnya. Tiba tiba ia mendengar suara tangisan seorang anak perempuan.

" Huaaaaa....!!! tolong aku!!! " tangis gadis itu.

Ia pun mencari dan mengikuti arah suara itu. Ia masuk kedalam salah satu gedung yang ada di tengah kota. Gedung itu sudah hancur dan banyak dinding yang sudah roboh. Ia pun masuk melewati sela sela kecil antara reruntuhan itu.

Saat ia menemukan sumber suara itu, ia melihat seorang anak perempuan yang berdiri di tengah reruntuhan itu membelakangi perempuan itu.

sesampainya disana, ia merasa bahwa ada yang aneh dari perempuan itu. Saat ia sampai ke lokasi itu, perempuan berhenti menangis dan tidak mengeluarkan suara.

Tiba tiba perempuan itu balik badan dan terlihat mukanya yang sudah hancur setengah dan tangannya berwarna hitam. Matanya berwarna putih sambil melihat kearah perpuan itu. Tiba tiba perempuan itu berubah menjadi monster.

Tiba tiba monster itu menggeram. geraman itu terdengar sampai ke lokasi para rakyat dan prajurit. Mereka pun kaget dan ketakutan.

Monster itu pun berlari kearah perempuan itu dan mengangkat tangannya, mencoba untuk membunuh perempuan itu. Tiba tiba monster itu terlihat kebingungan karena ia tidak dapat menemuka perempuan itu.

Dari atas monster itu, tiba tiba perempuan itu turun dan membelah monster itu menjadi dua.

Saat monster itu terbelah menjadi dua, salah satu bagian dari monster itu mulai menyatu lagi dengan bagian lain.

Terlihat monster itu dapat meregenerasi tubuhnya.

"hmm..." perempuan itu melihat monster itu dengan santai. Walaupun menggunakan topeng tetapi perempuan itu terlihat tenang dan tidak khawatir.

perempuan itu membuka topengnya lalu ia menatap monster itu. Seketika matanya berubah menjadi warna hitam dengan pupilnya yang berwarna merah.

"burn"

tiba tiba api berwarna hitam muncul dan membakar monster itu. Monster itu terlihat tidak bisa meregenerasikan tubuhnya dan akhirnya monster itu lenyap dimakan oleh api itu.

Ketika monster itu mati, portal itu pun tertutup.

Untuk menutup sebuah portal, seseorang harus membunuh boss dari monster itu. Setiap portal memiliki warna dan tingkat yang berbeda.

Hijau untuk level 1

Biru untuk tuntuk level 2

Ungu untuk level 3

Oranye untuk level 4

Kuning untuk level 5

diluar itu ada sebuah portal yang disebut dengan pintu neraka. portal itu berbentuk seperi pintu raksasa berwarna hitam dengan aura merah.

portal yang baru saja ditutup itu berwarna ungu.

Semakin tinggi level portal itu makan akan semakin berbahaya. Dimana monster akan keluar dari portal dan menghancurkan segalanya.

Portal level 5 sendiri bisa menghancurkan sebuah negara. Sedangkan pintu neraka hanya pernah terbuka sekali 500 tahun yang lalu dan menghancurkan sepertiga dunia.

Sebelum kembali kepada rombongannya, perempuan itu memakai topengnya lagi dan berjalan di sekitar reruntuhan itu untuk mencari petunjuk. Tiba tiba ia melihat sebuah kayu yang tergeletak di lantai. Saat ia mengangkatnya, ia terkejut melihat sebuah logo atau emblem yang ada di kayu itu.

"Tidak mungkin... Tidak mungkin dia ada disini.

.." perempuan itu berkata dalam hati. Melihat emblem itu ia langsung merasa risih dan kesal.

Ia pun memasukan kayu itu kedalam kantungnya dan kembali ke rombongannya. Setelah ia kembali ke rombongannya, perempuan itu menulis sebuah surat untuk raja. Surat itu berisi mengenai permintaan bala bantuan untuk kota yang hancur itu. Dimana kota itu bernama " Rubia".

Setengah kota itu hancur dan banyak korban yang menghilang dan meninggal. Untuk membantu kota, perempuan itu menunda keberangkatannya dan membantu memberikan perawatan dan mencari korban dan orang yang hilang.

Setelah 1 minggu, bala bantuan pun datang dan perempuan beserta rombongannya itu pergi meninggalkan kota itu. Count Rubia, berterimakasih dan berjanji akan membalas kebaikan perempuan itu.

Rombongan bergegas pergi ke Ibu Kota karena jadwal perjalanannya sudah terhambat. Akhirnya setelah melewati setengah perjalanan, ia sampai di sebuah desa. Ia dan rombongannya disambut oleh seorang Baron yang mengurus desa itu.

Setelah makan dan membeli barang dan kebutuhan untuk perjalanannya, rombongan itu beristirahat di sebuah penginapan.

Keesokan harinya saat perempuan itu berjalan menuju tempat pemandian air hangat dan tiba tiba perempuan jongkok di depan sebuah cafe. dimana ia melihat seorang pria yang terlihat familiar.

Saat ia melihatnya lagi, ternyata pria itu adalah pria yang ia tolong saat ia berada di hutan.

Perempuan itu panik, saat ia mencoba untuk lari tiba tiba terdengar suara pria dari belakangnya.

" Permisi! Maaf! " ia memanggil perempuan itu sambil memegang tangannya.

"apakah kita pernah bertemu?" tanya pria itu.

Perempuan itu menggeleng gelengkan kepalanya dan kabur. Perempuan itu takut sang pria mengingatnya.

"hmmm... sepertinya aku mengenal dia.... " pikir pria itu dalam hati sambil melihat perempuan itu lari menjauh darinya.

Akhirnya ia sampai di pemandian air panas dan setelah membersihkan diri, ia kembali ke penginapannya dan bersiap siap untuk makan.

Keesokannya rombongannya pergi melanjutkan perjalanan. Setelah 5 hari perjalanan. Akhirnya ia sampai di Ibu Kota.

Ibu kota terlihat ramai seperti biasa, terlihat bangunan bangunan tinggi yang modern dan mewah. Banyak orang orang yang sedang berjualan dan orang orang yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.

Sesampainya di kediamannya, terlihat staff dan pembantu berjajar di dekat pintu sampai menyapanya " Selamat datang Duchess".

Setelah membereskan smua bawaannya, terdengar suara ketukan pintu. Marry terlihat masuk ke ruangan dengan membawa sebuah surat.

" Ada surat dari Istana, mereka menyuruhmu untuk datang lebih awal sebelum rapat Bangsawan dimulai" ucap Marry.

"Baiklah..." balas perempuan itu membalas.

perempuam itu berjalan keluar dari mansionnya menuju mobilnya.

-knok... knok... knok...-

Perempuan itu mengetuk pintu, lalu masuk kedalam ruangan luas yang dipenuhi oleh kertas kertas dokumen yang perlu untuk ditandatangani.

Terlihat seorang pria duduk dengan kantung mata hitam menunjukan bahwa ia kekurangan tidur. Rambutnya berwarna hitam dengan mata berwarna kuning ke emasan. Rambut dan wajahnya terlihat berantakan.

" Yang Mulia" sapa perempuan itu kepada Raja.

"Lama tidak berjumpa Alyce White .... atau karena kita sedang berdua lebih baik ku panggil....

ZERO ?" kata Raja itu sambil tersenyum.

-Bersambung-