webnovel

The Beginning Of Love (by.Ryn)

"Apakah kamu setuju dengan perjanjian ini?" W.R "Aku harus menambahkan beberapa poin lagi baru mau aku setujui" C.L "Ini sudahku tambahkan. Terserah anda mau menyetujuinya atau ada tambahan lagi" C.L "Apa menurutmu poin tambahaan darimu nanti akan berpengaruh kepadaku?" W.R "Ya hanya untuk berjaga-jaga saja jika kamu nanti bisa melakukan hal yang telah aku sebutkan disana" C.L

Cathy29 · ファンタジー
レビュー数が足りません
12 Chs

VILLA

"Setelah ini kamu ikut aku ya sayang" ucapan Willy tepat setelah acara gladi bersih yang sontak saja membuat Catherine bingung.

"Mau apa lagi ini dia??" batin Catherine melihat Willy yang masih setia berbincang dengan salah satu petugas WO untuk acara pernikahan mereka.

Karena menunggu Willy yang terlalu lama membuat dirinya sangat bosan. Maka Catherine pun pergi berkeliling sekali lagi di ruangan tempatnya akan digunakan sebagai acara resepsi nanti.

"Sepertinya sudah hampir 100% selesai" Catherine melihat dekor pelaminannya dengan senyum yang tanpa ia sadari.

"Ada apa ini? Kenapa aku jadi suka senyum sendiri?" setelah tanpa sengaja ia melihat dirinya dalam pantulan kaca yang menutupi kegunaan pilar tengah aula.

"Ayo kita pergi" ucap Willy dari kejauhan yang membuat Catherine tekejut. Mau marah tapi malas meladeni Willy yang lebih lagi menjahilinya nanti.

Catherine mengikuti Willy dari belakang menuju parkir mobil. Willy merasa kesal karena Catherine hanya mengikutinya dari belakang, maka Willy pun menarik tangan Catherine dan menggegamnya erat. Catherine sempat terkejut karena tiba - tiba tangannya digenggam tapi ia pun mengikuti saja keinginan Willy yang menggenggam tanganya lembut dengan ikut membalas menggenggamnya.

Senyum kecil Willy keluar dari wajah tampannya. Catherine yang juga balas menggenggam tangannya. Apakah dia sudah mulai menerima dirinya sekarang? Baguslah kalau ia mulai menerimanya, nanti urusan perjanjian awal pertemuan waktu itu harus Willy batalkan. Seperti itulah pikiran Willy yang tanpa sadar sudah sampai di parkiran mobilnya.

Willy membukakan pintu mobil untuk Catherine. Mulai bersikap manis ya? Batin Catherine yang kemudian masuk dan memakai seatbeltnya. Willy yang juga sudah duduk disampingnya pun membawa mobil itu pergi dari sana.

"Kita mau kemana?" tanya Catherine setelah berdiam cukup lama sejak meninggalkan gedung resepsi mereka.

Ia penasaran sekali, mau dibawa kemana dia sekarang. Apa Willy mau menculiknya? Omg, Catherine hilangkan pikiran negatifmu itu. Mau kemana Willy membawanya pergi? Apa dirinya ini sedang diculik ? Catherine menepis segala pikiran negatifnya dan hanya fokus dengan jalanan yang didepannya.

Dengan memberikan tatapan polosnya, Catherine membuat Willy gemas dan sangat menyukai wajahnya itu. Ingin sekali Willy menciumnya karena gemas, tapi tak ia lakukan karena bisa saja Catherine mengamuk dan terjadi kecelakan nanti. Mereka masih ditengah perjalanan dan masih jauh dari tujuan Willy.

Catherine memberikan senyum menawannya, Willy pun tak menjawab pertanyaan Catherine yang juga membuatnya penasaran setengah mati. Willy tetap saja memberikan Catherine senyuman yang membuat hatinya sejuk. Seperti sudah lama sekali ia tidak melihat senyuman milik Willy.

Karena perjalanannya sangat jauh, Catherine sempat tertidur pulas. Willy tahu kalau dia tertidur, maka ia tidak akan membangunkannya dan menunggu dirinya bangun sendiri. Sesampainya Willy dan sudah memarkirkan mobilnya, Willy pun mengambil selimut yang selalu ada di bagasi mobilnya dan menyelimuti Catherine. Dengan perlahan Willy menyelimuti tubuh mungil milik calon istrinya ini.

Memandang wajah damai Catherine membuat dirinya gemas ingin sekali menciumnya sejak Catherine bersikap manis selama perjalanan. Tapi hal itu tak ingin ia lakukan, dengan mengelus lembut pipi putih Catherine dan pergi meninggalkannya di dalam mobil.

Tak membutuhkan waktu lama Catherine bangun dari tidurnya. Ia tampak bingung dimana keberadaan Willy dan juga dimana dia sekarang? Pandangannya melihat sekitar dan ia menyadari sekarang ia berada di pantai. Pantai yang sangat indah dan pemandangan sunset sebentar lagi.

Catherine melipat selimut yang sempat menyelimutinya dan keluar dari mobil. Ia mencari dimana keberadaan pria itu. Apakah dia meninggalkan dirinya sendiri disini? Sendirian? Letak lokasi pantai ini saja ia tidak tahu karena tertidur salama perjalanan. Bagaimana caranya nanti untuk pulang? Catherine tak suka tersesat.

Berjalan perlahan Catherine menuju bibir pantai. Terakhir teringat akan Daniel yang kecewa mengetahui kalau ia akan menikah. Rasa bersalah Catherine kepada Daniel belumlah hilang. Catherine telah menyakiti perasaan Daniel, bagaimana nanti ia tak mau menjadi temannya lagi? Catherine hanya mau Daniel merelakan dirinya dan mencari perempuan lain yang lebih baik lagi darinya.

Terhanyut dalam lamunannya, Catherine dikejutkan oleh pelukan seseorang dari belakang. Bisa saja Catherine berbalik dan mendorong jauh pria itu kalau ia tidak saat itu berbicara kepadanya.

"Kenapa kamu tidak memakai selimut yang tadi untuk kamu gunakan? Apakah kamu tidak merasa kedinginan?" ucap Willy memeluk hangat Catherine

"Kenapa kamu membawaku kesini?" Catherine tak menjawab pertanyaan Willy.

"Bukan menjawab pertanyaanku malah kamu bertanya balik." Willy membalikan tubuh Catherine menjadi menhadapnya. Dengan lembut Willy mengelus pipi lembut Catherine.

"Disini setelah kita menikah, kita akan tinggal" ucapnya membuat Catherine mengerutkan alisnya.

"Tinggal disini? Dimana?" Catherine melihat sekelilingnya kembali. Dia baru saja menyadari satu hal, ternyata pantai ini adalah pantai milik Willy. Pantas saja tak ada seorang pun berada dipantai ini.

"Disana" Willy menunjuk sebuah arah dan Catherine mengikuti pandangannya ke arah yang Willy tunjuk. Sebuah rumah, bukan lebih tepatnya seperti sebuah Villa yang memiliki pandangan laut yang indah.

"Apa itu Villa milikmu?" tanya Catherine polos.

"Lebih tepatnya adalah milik kita sayang" Willy menarik tangan Catherine menuju Villa.

Villa yang didesign minimalis dan memiliki kesan mewah juga. Fasilitas yang didalamnya pun sangat lengkap. Kolam renang, tempat fitnes, perpustakaan, bioskop kecil, ruang meeting dan sebagainya lengkap disana.

"Jadi ini yang kamu mau tunjukan ke aku?" ucap Catherine yang baru sadar akan ajakan Willy pulang dari gedung tadi.

"Benar sayang. Gimana menurut kamu?" tanya Willy penasaran.

"Lumayan" ucap datar Catherine yang masih melihat sekeliling isi Villa.

Ya, tak ada hal yang special dari Villa ini jika itu menurut Catherine. Hal ini pasti sudah biasa jika orang yang memiliki segalanya seperti Willy yang memiliki kekayaan yang tak habis berpuluh - puluh keturunan.

"Aku membuatnya persis dengan keinginanmu sayang. Apakah kamu tidak mengingatnya?" ucap Willy membuatnya bingung.

Keinginan apa? Mengingat apa? Apa yang harus Catherine ingat? Willy melihat wajah Catherine yang sedang mencari ingatan kapan ia menginginkan rumah ini. Ia tak mau pikiran Catherine terbebani lagi dan mengingat hal yang seharusnya tak usah Catherine ingat lagi.

"Aku gak mau kamu kepikiran yang aku ucapin tadi. Lupain aja ucapan aku tadi. Yang penting disini adalah rumah kita yang nanti kita tinggali bersama anak - anak kita nanti" Willy memeluk erat Catherine yang masih bergelut dengan pemikirannya.

Apa yang sudah ia lewatkan? Apa yang sebenarnya terjadi? Catherine harus mencari tahu siapa Willy ini sebenarnya? Catherine setelah ini harus mencari Hanna. Hanna harus menceritakan sesuatu yang ia tidak tahu. Ia tidak akan melupakan ucapan Willy yang menanyakan ingatan keinginan dirinya atas Villa ini.