webnovel

The Atrocious Treason [COMPLETED]

"Will I feel better if I just disappeared?" -Aidan- Menjadi jenius dari lahir ternyata tidak semenarik yang orang pikirkan. Bagi Aidan, hidupnya terasa menyedihkan. Namun, semua berubah ketika Aidan bertemu dengan seorang gadis, bernama Freya. Ia adalah salah satu agen elit CIA, dan dapat dipastikan ia bertemu dengan orang yang sejenius dirinya. Tetapi realita tidak berjalan sesuai ekspektasi mereka, berbagai misi yang mereka jalankan ternyata saling berkaitan satu sama lain dan semakin membongkar rahasia lama kedua institusi. Apakah rahasia yang disembunyikan kedua institusi? Bagaimana pertemuan tersebut mempengaruhi kehidupan kedua agen elit yang berbeda institusi? Apakah mereka berada di jalur yang sama atau justru saling bertentangan? ***

chaeraelk_ · SF
レビュー数が足りません
22 Chs

We Could Have Been

Sejak salah paham yang terjadi antara FBI dan CIA, Aidan dan Freya memang tidak memiliki celah lagi untuk sekedar bertanya kabar. Awalnya hal itu sulit untuk mereka jalani, namun Freya mulai terbiasa tanpa kabar dan informasi dari Aidan, begitupula sebaliknya. Hal yang tidak mereka ketahui, bahwa tiap malam nama satu sama lain masih sering teringat ketika mereka sedang atau tidak dalam misi.

I should know this could never work.

Oh, this could never end well.

We couldn't help it…

You know that doesn't make it right.

Sudah dua tahun berlalu, sekarang mereka disibukkan dengan berbagai misi yang lebih rumit untuk dipecahkan. Terkadang, jika sedang waktu berdiskusi, Aidan dan Darren akan kembali mengingat perjalanan misi yang telah mereka lakukan setelah setahun lebih menjadi agen elite khusus FBI. Mereka juga terkadang mendapat cara menyelesaikan misi ketika sedang bercanda seperti itu.

"Lokasi yang akan dituju oleh Presiden besok  sudah gue tandai. Sepertinya pengawal presiden kali ini cukup banyak." Ujar Darren.

"Mereka memang berkualitas dan terlatih, namun tetap saja berkaitan dengan pemilu yang akan diadakan bulan depan, sepertinya masalah akan menghampiri presiden." Balas Aidan.

"Sepertinya begitu, dalam data yang gue dapat beberapa masih ada kejanggalan. Seperti beberapa pengawal bukan WNA, dan informasi pribadi mereka sangat banyak yang berbeda dengan yang gue dapat dari asisten presiden." Jelas Darren.

"Malam ini kita harus selesaikan dulu mengenai pengawalnya. Kemudian, agen baru akan kita atur untuk ke lapangan besok, biar kita yang memantau dari berbagai cctv di wilayah tersebut." Terang Aidan.

Saat ini, seluruh agen FBI sibuk dengan pengamanan presiden. Selain itu, FBI juga sedang mendapat banyak misi yang harus membuat otak seluruh agen seakan dijebak, ditekan, dll.

Berbeda dengan Aidan dan Darren yang sudah terbiasa dengan hal tersebut, dan tidak butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan misinya.

"Gimana? Sepertinya agen FBI tidak akan ikut andil dalam misi pengamanan presiden." Ucap Olivia.

"Sepertinya tidak, kita harus mengupayakan ini sendiri. Besok kita akan turun ke lapangan, berbagai titik akan aku bagi malam ini. Kita tuntaskan segala sesuatunya sampai tengah malam."Jelas Freya.

"Besok akankah kalian mengatur agen yang turun ke lapangan?" Tanya kepala CIA.

"Tidak pak." Jawab Olivia.

"Kami saja yang turun langsung, sepertinya misi ini akan lebih sulit jika sekedar memantau saja." Ucap Freya.

"Baiklah, namun jika ada senjata tambahan yang kalian butuhkan, segera melapor kepada saya." Jelas kepala CIA.

"Baiklah pak." Ucap mereka berdua.

"Oh iya, ini informasi pribadi para pengawal presiden ada beberapa yang berbeda sudah saya dapat yang jelas. Sebagian dari mereka bukanlah pengawal khusus presiden, mereka adalah penyusup dari militan." Jelas kepala CIA sembari menyerahkan beberapa berkas.

"Apakah yang bapak maksud, militan yang hendak menjatuhkan presiden dari tahun lalu?" Tanya Freya.

"Ya! Jadi kalian harus lebih hati-hati." Tutur kepala CIA.

"Oke pak, terimakasih atas informasinya." Balas Olivia yang dibalas anggukan oleh kepala CIA.

Setelah itu, mereka segera berbagai tugas untuk lebih memperdalam berbagai ciri-ciri, informasi, dan perubahan penampilan para penyusup tersebut.

Mungkin mereka akan lebih sulit dikenali, karena mereka melakukan operasi plastik. Mereka juga menyusup data pengamanan kepresidenan sehingga bisa menjadi pasukan pengawal presiden untuk besok.

"Sepertinya mereka sangat berbahaya." Ucap Freya.

"Seharusnya kita komunikasikan sekarang mengenai pengawal presiden besok." Tutur Olivia.

"Tidak liv, itu terlalu berisiko, karena mereka sudah berada di kawasan presiden. Mungkin mereka sedang berdiskusi dengan presiden mengenai acara besok." Jelas Freya.

Setelah menuntaskan berbagai  informasi dan menghapal penampilan para penyusup. Freya dan Olivia segera beralih kepada unit pakaian yang akan mereka kenakan besok agar dapat berbaur dengan masyarakat. Mereka juga tidak lupa mempersenjatai berbagai kantong yang tersedia.

"Jangan lupa anti-peluru Frey." Ucap Olivia.

"Iya udah pasang kok." Ucap Freya.

Keesokan harinya, mereka sudah bersiaga dengan berbagai agen yang akan ikut bersama mereka. Mereka juga tidak lupa mengingatkan para agen perlengkapan yang diperlukan. Freya tidak pernah lupa untuk mengecek kembali segala hal yang penting.

Sebenarnya beberapa akan bosan, namun beberapa akan berterimakasih pada Freya.

"Tim A akan berbaur dengan para pekerja di berbagai restoran yang ada. Tim B akan berbaur dengan masyarakat pekerja sosial. Tim C akan berbaur dengan para reporter. Sisanya akan bergabung dengan masyarakat setempat." Ucap Freya mengingatkan setiap tim yang terdiri dari dua orang tersebut.

"Baiklah, Frey kita mencar aja deh, mengenai titik nya jangan terlalu jauh, harus dalam pantauan masing-masing." Ucap Olivia.

"OKE." Jawab mereka semua serempak kemudian bergegas menuju titik masing-masing.

Sudah setengah jam berlalu, kini semua tim berada pada area yang ditetapkan. Presiden dan pengawalnya juga sudah mulai kelihatan.

Ketika melihat sekitar, saat itu juga Aidan menemukan Freya. Mereka beradu pandang, seolah dengan melihat saja rasa rindu tersebut seakan menguap bergitu saja. Namun, mereka segera kembali ke kondisi sadar dengan misi yang dijalankan.

Ternyata datang juga.

Salah satu pengawal yang melihat keberadaan Freya memikirkan hal tersebut. Nama samarannya Ashton, ia pernah tidak segaja bertemu Freya. Meskipun mereka berkata Freya aneh dan menakutkan, tetap saja gadis itu berhasil mengusik pikirannya. Namun, setahun yang lalu ia mengetahui pembunuh abangnya adalah Freya.

Abang Ashton adalah ketua gangster yang pernah menyekap Freya dan Aidan. Sebenarnya ia tersebut bukan dibunuh Freya, namun salah satu anggota gangster yang salah sasaran dan peluru itu mengenai ketuanya. Sedangkan Freya dan Aidan saat itu berusaha melarikan diri tanpa tahu kejadian yang akan diputarbalikkan.

"Selama acara ini, perhatian juga tujukan ke wanita berbaju hitam, kemeja putih, rok hitam diatas lutut, sepatu hitam, rambutnya panjang dan dilepas." Ucap Ashton kepada seseorang di HT-nya.

"Baik Ash, gue udah nemu wanita yang lo maksud. Mengenai presiden itu suruh yang lain saja yang memantaunya."

Sial. Mereka mau apakan Freya. Sebaiknya aku mendekat ke area Freya.

Sebenarnya semalam sudah ditetapkan yang akan turun ke lapangan. Namun, terjadi perubahan yang membuat Aidan dan Darren juga ikut ke lapangan, mereka mengetahui pengawal presiden bukanlah penyusup biasa. Sehingga, mereka mengantisipasi dengan menyadap semua alat yang akan digunakan sebelum dibagi ke pengawal presiden dan mereka ikut memantau langsung.

Sesuai instruksi, setelah para pengawal dan presiden masuk ke ruang konferensi, maka salah satu agen akan meminta presiden membatalkan acara tersebut. Sedangkan agen lain akan segera menangkap para penyusup yang sangat berbahaya tersebut. Hal ini pasti memicu kericuhan, namun mereka usahakan tidak berdampak negatif sangat besar.

Sedikit demi sedikit petinggi negara telah berhasil mereka keluarkan dari ruangan tersebut. Untungnya beberapa agen FBI, telah sadar ada bom di tengah meja konferensi yang begitu besar. Suasanan pun mulai ricuh, saat presiden, dan pejabat lainnya segera diamankan FBI, sedangkan para pengawal ditangkap CIA, dan bom juga segera dijinakkan.

Duar!!!

Semua orang diluar ruangan terkejut mendengar suara tembakan tersebut, namun tetap berupaya menjauh ke tempat yang lebih aman. Mereka tidak peduli lagi siapa yang menembak siapa atau apa, bahkan dengan alasan apa.

Setelah tiga jam berlalu, akhirnya presiden dan para pejabat kembali ke tempat masing-masing. Sedangkan sebagian pengawal sudah berada di kantor CIA, sebagian lagi di kantor FBI. Mereka disibukkan mengurus berbagai hal mengenai pengawal tersebut.

Tidak ada yang mengetahui keberadaan Aidan dan Freya. Untungnya, agen CIA yang telah dibagi ke berbagai unit wilayah masih setia dengan tempatnya menunggu Freya mengontak untuk kembali ke kantor

"Lho, yang namanya Ashton menghilang pak." Ucap Olivia kepada kepala CIA.

"Lalu Freya dimana? KENAPA LALAI BEGINI!" Bentak kepala CIA kepada seluruh agen diruangan itu.

Mereka pun segera menghubungi agen yang masih di tempat tadi. Untungnya Freya telah mengatakan akan segera kembali, namun ia meminta pertolongan karena ada orang yang mengikutinya sedari tadi.

Freya pun berusaha kabur dengan melewati pos yang berisi agen CIA yang menyamar. Kemudian, mereka saling memberi kode membantu Freya selamat dari penguntit tersebut.

"Frey!" Ucap Aidan sambil menarik tangan Freya yang membuat Freya hampir saja teriak.

Mereka segera naik bus yang lewat. Sayangnya, Ashton juga sudah bergegas dan masuk ke bus tersebut. Posisi Aidan dan Freya bersebelahan, namun berlawanan arah.

Aidan menghadap sisi kiri bus, dan Freya menghadap sisi kanan bus, mereka tidak mendapat tempat duduk dan harus berdiri.

"Tenangin diri dulu." Ucap Aidan berbicara namun menatap jalanan dari jendela.

"Harus gimana nih?" Freya yang gugup dan takut pun berusaha tenang.

Setelah dua tahun lebih tidak jumpa, ternyata mereka dipertemukan dengan cara mengerikan seperti ini.

"Sepertinya dia memang mengincar kamu dari tadi, aku mantau dari awal acara." Jelas Aidan.

"Setelah ini semua, kamu harus traktir aku liburan dan makan di Eropa." Pinta Freya.

"Aku janji, kamu janji harus selamat. Setelah turun dari bus, ada agen FBI diseberang jalan, udah aku kabari. Mereka akan memantau kamu, dan segera mengantar kamu ke kantor CIA." Ucap Aidan.

"Oke, rencana B segera kalo ga bisa rencana kamu, aku akan masuk ke lorong di ujung jalan, aku juga akan kabari CIA, tolong bantuannya." Ucap Freya.

"Kamu harus selamat, kalo kamu selamat aku janji vakum dari FBI, dan menemani kamu." Janji Aidan.

"Baik, aku juga akan vakum dari CIA." Janji Freya, mereka pun berpegangan tangan.

Setelah bus berhenti, Freya mengucap "I love you." Kepada Aidan yang juga dibalas "I love you too." Oleh Aidan.

Freya bergegas jalan ke seberang jalan, sayangnya Ashton sudah lebih cepat dari dugaannya. Sehingga, membuat Freya harus menjalankan rencana B, ia ke ujung jalan dengan sedikit cepat dan takut. Aidan yang melihat itu pun emosi.

Sebenarnya bisa saja mereka menggunakan senjata, namun hal itu justru akan menimbulkan banyak kekacauan. Mereka juga mengantisipasi penduduk yang akan terluka atau trauma jika mereka memakai senjata di jalan raya tersebut. Freya terus mempercepat langkahnya.

Ia pun segera berbelok ke ujung jalan. Sedangkan Aidan sudah berada dengan mobil dan agen FBI lainnya di lorong yang akan dituju Freya. Selama tiga menit, Aidan menghitung dan menunggu Freya di lorong tersebut. Untungnya, lorong tersebut cukup besar dan perumahan bertingkat disana masih sunyi meskipun sudah padat.

"Frey!" Teriak Aidan sambil tersenyum.

Melihat keberadaan Aidan, Freya segera mempercepat langkahnya. Begitupula Aidan yang akan menghampiri Freya, jarak mereka tinggal 300m lagi. Kepala CIA dan FBI juga memantau dengan cctv yang berada di area tersebut.

Duar!!

Tembakan tidak meleset, mengenai punggung Freya yang tak disangka tembus ke bahunya. Tembakan tersebut bukan berasal dari Ashton. Melainkan dari anggota Ashton yang berada di jendela atas salah satu rumah kosong yang bertingkat.

Sebenarnya malam itu, agar tampak normal dan berbaur dekat kerumunan presiden, Freya memutuskan melepas pelapis pakaiannya yang anti-peluru.

Saat itu juga, Aidan menangkap tubuh Freya yang sudah tidak berdaya.

Ia diperingatkan untuk kembali ke kantor FBI, membiarkan agen CIA yang mengambil Freya. Namun, Aidan justru mencampakkan speaker ditelinganya sambil berteriak mencengkram bahu Freya. Dunianya seakan runtuh bersama janji yang mereka buat beberapa menit yang lalu.

Aidan juga sempat melihat Ashton dan anggotanya sekilas. Ia memiliki dendam dengan mereka berdua. Melihat Aidan seperti itu, Darren segera memukulnya. Ketika Aidan pingsan, mobil FBI segera membawanya pergi dari daerah tersebut. Sedangkan Freya yang sudah bersimbah darah segera dibawa oleh Agen CIA.

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada Freya setelah itu. Tidak ada juga yang mengerti alasan utama mengapa CIA dan FBI semakin saling menjauh setelah itu. Mereka hanya tahu kedua pihak saling menyalahkan akan kejadian yang menimpa Freya.

I  just wanna give up…

I  just wanna let you go…

But, I can't…

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Like it ? Add to library!

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

chaeraelk_creators' thoughts