webnovel

Lebih Hidup Dalam Khayalan

Tepat di hari perayaan Halloween, Sea mengundang sang mertua. Hubungannya dengan kedua mertuanya sangat baik, Sea sudah menganggap mereka seperti orang tua kandungnya. Karena sejak kecil Sea adalah anak yatim piatu yang tinggal di sebuah panti asuhan. Ketika dewasa Sea bekerja di sebuah restoran sebagai juru masak. Lalu di restoran itu Sea bertemu dengan Edward, yang tak lain adalah pemilik restoran tersebut.

Mereka berpacaran selama 2 tahun lalu memutuskan untuk menikah.

Awal pernikahan  hubungan mereka sangat baik, namun perubahan kian nyata, ketika Edward menyadari keanehan demi keanehan sikap Sea. Hingga Edward memutuskan untuk berselingkuh dengan Lilly.

***

31 Oktober bukan hanya diperingati sebagai pearayaan Halloween, bagi Sea. Karena bertepatan pula dengan hari aniversary pernikahan mereka, dan kali ini untuk yang ke 7 tahun.

Oleh karenanya pada tanggal itu,

dia  tak pernah sekalipun melewatkan perayaan sebagai hari spesial, pasti selalu ada pesta di rumahnya.

Sea sudah  menyiapkan segalanya.

Menu makan malam keluarga tertata dengan rapi, dia sendiri yang membuat aneka makanan itu. Sea sangat pandai memasak.  

Dan itulah alasan yang membuat kedua mertuanya sangat menyayanginya.

Hari ini dia sudah berdandan cantik, mengenakan pakaian terbaiknya.

***

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara seseorang yang mengetuk pintu, Sea segera bergegas untuk membukakan pintu itu.

Ceklek!

"Selamat malam, Ayah, Ibu,"  sapa Sea dengan ramah menyapa kedua mertuanya. Mereka adalah Ny. Amelia Baker dan Tn. Bobby Baker.

"Halo, Sea, dimana yang lain? Kenapa sepi sekali?" tanya Amelia.

"Mereka sedang menungu di dalam," jawab Sea.

Pasangan suami istri itu masuk ke dalam rumah. Dan mata mereka disuguhkan dengan pemandangan yang selalu mereka nantikan di setiap tahunnya.

"Wah, Ibu, sudah tidak sabar lagi untuk menikmati masakan lezat dari, si Menantu Tercinta," tukas wanita paruh baya itu.

"Ah, Ibu ini selalu memujiku berlebihan," ucap Sea tersenyum malu-malu.

"Sea, di mana cucuku Clara?" tanya Bobby.

"Ah, Clara masih berada di ruang bawah tanah, dia sudah menanti kalian sejak kemarin, tapi ada baiknya kalian makan malam dulu sebelum kesana," pungkas Sea.

"Kenapa begitu? Harusnya kita makan malam bersama, dan di mana Edward?" tanya Amelia.

"Edward ...." Sea berpikir sejenak, tidak mungkin  dia mengatakan jika Edward sudah dikubur di bawah lantai basemen bersama selingkuhannya.

"Ah, Edward juga sedang berada di ruang bawah tanah, bersama dengan Clara," jawab Sea.

"Memang ada apa di ruangan itu? Harusnya mereka ikut makan malam bersama kami!" protes Bobby.

Sea malah tertewa kearah mereka, hingga membuat Amelia merasa aneh, begitu pula dengan Bobby.

"Kau tertawa? Memangnya apa yang lucu?" tanya Amelia dengan heran.

"Haha, aku tertawa karena tak sabar melihat ekspresi kaget kalian nanti," jawab Sea.

Amelia dan Bobby saling memandang.

"Memangnya ada apa di sana?" tanya Bobby.

"Kami sudah menyiapkan pesta kejutan di sana, tapi kalian harus menghabiskan makan malam yang kusiapkan ini," ujar Sea.

Mereka semakin penasaran dengan pesta kejutan yang dimaksud oleh Sea.

Sejujurnya mereka ingin menikmati makan malam besama Edward dan Clara, seperti yang biasa mereka lakukan setiap tahunnya.

Tapi di tahun ini Sea malah menyuruh mereka untuk makan bersamanya saja, tanpa adanya Edward dan juga Clara, dengan alasan yang tidak mereka pahami.

"Ayolah, tunggu apa lagi? Kalian harus segera menghabiskan makanan ini, nanti aku akan memberikan kalian kejutan," tukas Sea.

"Ah, menantuku ini ada-ada saja. Kenapa memberikan kejutan dengan cara yang aneh?"  gumam Amelia.

"Sudahlah, Sayang! Ayo habiskan makanan lezat ini, nanti baru kita melanjutkan permainan! Kau sudah menyiapkan  kostumnya, 'kan?" tanya Bobby.

"Tentu saja, di dalam tasku sudah ada juba dan gigi palsu, aku ingin menjadi vampir tua yang sangat cantik!" sahut Amelia dengan nada bercanda.

Sea tersenyum menanggapi kedua mertuanya itu.

Bukan hanya makan malam saja yang mereka lakukan, setiap tahun mereka juga akan melakukan pesta kostum, dan melakukan permainan khas Halloween seperti pada umumnya.

Ini adalah acara favorit Clara.

Akhirnya kedua orang tua Edward menyantap hidangan yang sudah di siapkan oleh Sea.

"Bagaimana, Ayah, Ibu, apa makanannya enak?" tanya Sea.

Amelia masih memahami rasa makanan itu dengan teliti.

"Enak sih, tapi rasanya agak berbeda dari biasanya," ujar Amelia.

"Iya, dagingnya agak pahit," imbuh Bobby. Pria setengah baya itu memegangi keningnya. "Aduh kepalaku berat sekali ...." Tukasnya dengan tubuh yang kian melemas.

Amelia juga mengalami hal yang sama, wanita setengah tua itu mulai sesak nafas.

"Dadaku sesak! Perutku juga mual!" ucapnya.

Sea memandangi kedua mertuanya yang mulai kejang-kejang dan sekarat.

Makanan mewah yang sangat menggiurkan itu, rupanya sudah dicampur racun dosis tinggi oleh Sea.

Perlahan mulut mereka mulai berbusa dengan kedua mata yang melotot tajam.

Sea tersenyum puas melihat kedua mertuanya yang sudah tak bernyawa.

Perlahan Sea menarik tubuh mereka satu persatu dan membawanya masuk ke dalam ruang bawah tanah.

***

"Hufft ... rasa lelahku sudah terbayarkan dengan penghuni baru di rumah ini," Sea mulai meletakan jasad kedua mertuanya itu di dekat Clara dan Elsa.

"Clara, Ibu, sudah menepati janji, Ibu sudah membawa Kakek dan Nenek, sekarang kau sudah tidak sendiri lagi, nampaknya Elsa juga mulai betah tinggal di sini, ya?"

Sea tersenyum seraya melirik kearah Elsa.

Ruang bawah tanah itu dihias tak kalah meriah dari ruang makan.

Aneka pernak-pernik khas Halloween seperti labu yang diukir khusus, permen, dan yang lainya, membuat suasana semakin terlihat semarak.

Sea mempersiapkan semua ini memang khusus untuk Clara.

Dalam angannya Clara sedang tersenyum ceria sambil berlari kesana-kemari.

Gadis itu tampak lucu dengan kostum Halloween-nya ala Peri Hutan. Tokoh fiksi yang menjadi karakter favoritnya.

Sea mengganti pakaian kedua mertuanya dengan pakaian yang sudah ia siapkan.

Mayat-mayat itu duduk di sofa berjajar rapi seolah tengah menikmati pesta.

"Akhirnya, aku memiliki keluarga yang selalu ada untukku!"

"Ayah, Ibu, kalian pasti akan jauh lebih bahagia setelah ini. Di sini kalian akan bertemu Clara setiap hari, kalian tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk menemui kami."

"Ah, kalian pasti bertanya-tanya dengan keberadaan Edward, ya?"

"Tapi maaf ... Edward tidak akan ikut bersama kita. Putra kalian itu adalah Iblis, dia sudah berbuat gila dengan rekan kerjanya. Aku tidak bisa memaafkannya. Aku terpaksa memberinya hukuman,"

"Terima kasih, Ibu, Ayah, kalian sudah mengerti. Kalian bisa memahamiku. Dan sekarang kalian juga ada di pihakku,"

"Iya, Ibu. Aku baik-baik saja, selama ada kalian aku kuat. Aku akan segera melupakan, Edward,"

Sea berbicara dengan ruang hampa. Mayat-mayat itu seakan hidup, dan kedua mertuanya tengah menasehatinya, serta memberi semangat untuknya.

Dia merasa beruntung, meski ditinggal selingkuh oleh Edward, tetapi kedua mertuanya masih berada dipihaknya.

Meski semua itu hanya ada dalam angan saja.

Sea merasa lebih hidup dalam  khayalan dibandingkan di dunia nyata.

To be continued