webnovel

Terpincut cinta CEO

Mulai menata hidup, saat semuanya sudah bisa berjalan denga normal dan sesuai harapan, saat itu pula seolah mimpi buruk hadir dalam kehidupanku, dia datang membuat semuanya berubah....

Aya_dsmith · 若者
レビュー数が足りません
1 Chs

Khayalan zalea

Hidup bahagia, harta berlimpah dimanjakan bagai Tuan putri di negeri dongeng. Tinggal bersama orang tua dan saudara yang lengkap. Wah.. sayangnya itu hanya khayalanku saja. Disinilah aku berada di gubuk kecil sendirian dan begitu sunyi. Namaku Zalea Olivia biasanya orang memanggilku Zalea. Kata orang namaku sangatlah indah. Iya indah tapi tak seindah kenyataan. 

Ibuku telah meninggal saat aku duduk di bangku SD Sedangkan ayahku rupanya pun aku tak tahu. Aku anak yang pendiam tapi jika aku sudah akrab dengan orang lain aku bisa menjadi sedikit gila. Sehingga membuat mereka yang sudah mengenalku, sangat menyukai kekonyolanku.

Ahh ditanya soal pekerjaanku. Sekarang aku punya toko roti kecil dipinggir jalan. Aku membuatnya dari hasil tabungan ibuku yang disimpannya. Selain toko kecil itu, aku juga bekerja part time di mini market, toko bunga, dan juga sebagai pengantar baju laundryan orang. 

Aku lelah sebenarnya tapi aku tak bisa hanya duduk manis. Sementara aku butuh biaya untuk bertahan hidup yang hanya sebatang kara ini. Sedangkan, tak ada yang membiayai hidupku. Menyedihkan, tapi inilah hidup. Harus aku jalani dengan ikhlas walau sulit.

Aku memiliki 2 sahabat yang selalu membantuku sejak dulu. Mereka orang yang berada, rumah besar, bermobil lagi. Tapi mereka tak pernah malu berteman denganku. Mereka adalah Gerald Antareksa Pramudya aku biasa memanggilnya Reksa, anak dari seorang pengusaha kaya dan sekarang dia telah mengambil alih perusahaan ayahnya. Dan satu lagi dia Vahraily perempuan cantik dan yang biasa aku panggil Ily sekarang dia telah menjadi Dokter dinsebuah rumah sakit besar, rumah sakit milik keluarganya.

Sebenarnya aku mempunyai wajah yang lumayan cantik dan berlesung pipi. Aku juga merupakan anak yang berprestasi tapi karena terhalang biaya maka aku tidak bisa melanjutkan kuliahku. Terkadang aku sedih dan putus asa mengapa hidupku seperti ini. Tapi kedua sahabatku selalu menyemangatiku. Orang tua mereka juga sangat menyayangiku seperti anak sendiri bahkan mereka ingin membiayai kuliahku. Tapi aku tak ingin membebani mereka. Akhirnya, ayah Reksa dan ayah Ily mengambil keputusan untuk bisa membantuku, dengan cara memberikan aku modal agar aku bisa membangun toko rotiku sendiri.

Berkat bantuan mereka sekarang toko rotiku semakin ramai. Reksa dan Ily bahkan mengajak teman-teman mereka untuk datang ke tokoku. Aku sangat senang sekali, meski hidup sendiri, aku beruntung bisa memiliki sahabat seperti Reksa dan Ily.

Hari ini entah mengapa tokoku sangat ramai dari biasanya. Aku dan pegawaiku bahkan kewalahan. Saking ramainya aku bahkan tak sengaja menabrak lelaki tinggi berjas didepanku.

"Maafkan aku, sungguh aku tak sengaja serius. Aku akan membersihkan jas mu, didepan sana ada laundry tempatku bekerja dulu." kataku sambil menunduk. Jujur saat itu aku sangat takut dan aku merasa suasana disini begitu mencekam.

"Apa katamu? Kau ingin jasku di laundry disana? Dipinggir jalan. Kau pikir jas ku itu murahan apa? Bahkan tokomu ini tak mampu membeli jasku." katanya begitu sombong

"Lea, ada apa?" suara ini sangat tidak asing kudengar. Kucoba mengangkat kepalaku. Ya tuhan kau mengirim malaikat di waktu yang tepat.

"Oia... Aku tak sengaja menabraknya dan menumpahkan kopi itu di jasnya. Aku meminta maaf dan berniat mencucinya tapi dia malah memarahiku." jelas Lea yang sedikit kebingungan 

"Kamu?" ucap seorang wanita dengan blezer putih yang biasa ia kenakan, jika sedang menjalankan pekerjaannya.

"Kamu." ucap seorang berjas yang telah bernoda oleh kopi yang tak sengaja tertumpah akibat kecerobohan Zalea

"Sedang apa disini?" tanya seorang wanita yang menjadi malaikat bagi Lea saat ini.

"Tadinya aku ingin membeli kue, untuk hadiah. Tapi, wanita ini mengacaukan mood ku." jelas lelaki itu, masih dengan rasa kesal yang menyelimutinya.

"Oh... Maafkan sahabatku. Dia pasti tidak sengaja, dia sungguh baik kok, walau terkadang ceroboh." ucap Ily sedangan Lea yang mendengarnya berkacak pinggang dengan wajah yang sedikit kesal.

"Apa?? Wanita ceroboh ini sahabatmu? Sungguh aku tak menyangka, seorang dokter terbaik di rumah sakit ternama memiliki sahabat ceroboh seperti dia." sungguh kata-kata yang begitu menyakitkan, terdengar di telinga ku. Berani sekali dia beranggapan seperti itu mengenaiku.

"Dia pikir dia siapa? Bisa mengataiki seenak hatinya. awas aja jika bertemu di tempat lain. Aku tidak bisa pastikan, mood dia bisa kembali bagus." batin ku yang begitu kesal dengan ucapan lelaki songong itu. 

Aku pun memutuskan untuk pergi dari tempatku. Dari pada aku harus mendengarkan pendapat gila lelaki itu tentang diriku. Mendingan juga aku ke belakang, menyusun roti dan kue yang sudah selesai di masak. Sehingga pengunjung dapat memilih kue dan roti sesuai selera mereka, apalagi rotinya masih fresh. Aroma nya juga menggugah selera, jika terhirup oleh hidung aroma rotinya, maka akan membuat perut menjadi lapar.

Aku meninggalkan lelaki songong itu bersama Ily, biarkan saja Ily yang menyelesaikan kecerobohan ku. Meladeni lelaki yang tidak memiliki sopan santun itu. Hanya karena ia memakai jas yang mungkin terbilang mahal untukku, menjadikan lelaki itu sombong dengan jas yang ia kenakan.

Dengan hati yang dongkol, aku berjalan meninggalkan kedua, dengan suara langkah kaki, yang sengaja aku hentakkan, menandakan kekesalanku pada lelaki songong itu. Kini aku sudah berada di sebuah ruangan yang membuatku takjub dan senang. Dimana lagi, kalau bukan tempat pembuatan kue dan roti ku. Tempat inilah yang selalu bisa mengembalikan mood ku menjadi normal kembali.

"Feby, apa semua kue dan roti kita untuk hari ini sudah selesai di buat?" tanya ku pada anggota kepercayaanku yang menangani bagian pembuatan produk-produk ku.

"Sudah selesai semuanya. Bahkan ini kue terakhir untuk produksi hari ini." balas Feby sambil mengeluarkan kue dari dalam oven pemanggang.

"Good job Feby. Kamu selalu bisa aku andalkan." ucap ku dengan senyum sumringah atas kerja keras bersama semua anggotaku. Walau anggota ku masih terbilang sangat sedikit. Tapi, aku begitu menyayangi mereka, dan bahkan beruntung bisa bertemu dengan orang-orang baik dan bertanggung jawab seperti mereka. Sehingga aku tidak kewalahan mengurus toko kecilku dengan baik. 

Keinginanku hanya satu, bisa mengembangkan usaha kecilku ini jadi besar dan kelak, bisa sukses dan meroket di pasaran.

Feby adalah wanita pekerja keras, sama seperti diriku. Usianya juga hanya berbeda satu tahun dariku, Feby lebih mudah setahun di bandingkan aku. Feby dan aku sama-sama wanita jomblo, yang belum memiliki pasangan. Tapi, itu semua tak menjadi masalah untuk aku dan Feby. Dunia kami bukan untuk mengejar lelaki. Karena saat ini, meninggalkan kesusahan adalah bagian dari sebuah misi hidupku.