Hanya saja kini samar-samar Zaskia merasa mendengar suara Djaka yang sedang bicara dalam sambungan teleponnya di luar kamar, yang membuat Zaskia merasa heran adalah Djaka bicara dengan Bahasa inggris.
"Sok sibuk banget, apakah penjual bakso seperti dia?" gumam Zaskia yang merasa ada sesuatu yang janggal dengan sosok Djaka. Namun karena rasa bencinya terhadap suaminya tersebut ia memilih untuk tak mau ambil pusing dan memilih cuek saja.
Sembari menunggu pesanan makanannya datang Zaskia memilih untuk membuka sosial medianya, dan rupanya di dalam akunnya kini sudah ada puluhan pesan yang memberikan ucapan selamat kepadanya atas pernikahannya kemarin, namun banyak juga yang justru mempertanyakan mengapa tak jadi menikah dengan Alvvin dan justru menikah dengan pria lain?
Saat membaca deretan pesan itu ia terdiam dan kembali memikirkan tentang pernikahannya kemarin. Semua orang tau jika ia berpacaran dengan Alvin. Ia dan Alvin kemana-mana selalu berdua, mereka bahkan bagaikan botol dengan tutupnya yang selalu melengkapi. Siapa yang sangka jika jalan takdir rupanya kini membuat hidup Zaskia menjadi miris?
Selagi membuka sosial medianya, Zaskia kembali melihat-lihat foto-foto mesranya bersama dengan Alvin. Ia menatap sebuah foto yang membuatnya tak bisa berkedip bahkan justru membuat air matanya berlinang kala ia menatap foto kenangan dimana Alvin menggendong dirinya di atas punggungnya. Bermain di tepian pantai ditemani dengan deburan ombak yang membasahi baju mereka.
Flashback.
"Alvin turunin gue…! Ombaknya kenceng banget, gimana kalau kita berdua jatuh?" teriak Zaskia yang merasa takut di gendong Alvin saat deburan ombak menerjang mereka yang tengah bermain di tepian pantai di senja kala itu.
"Memangnya kenapa kalau jatuh? Toh kita juga akan jatuh berdua." Tukas pemuda berdarah jerman tersebut.
"Ya, kalau jatuh kan sakit. Trus, gimana kalau nanti kita justru terseret ombak ke lautan sana?"
"Yang jelas aku tak akan membiarkan kau jatuh, apa lagi sampai tenggelam di lautan itu, karena kau hanya boleh tenggelam dalam lautan cintaku. Di hatiku, selamanya." Ujar Alvin yang membuat Zaskia meleleh seketika.
"Ih, Alvin… kamu gombal benget sih. Kayak anak abg aja tau gak?"
"Tapi Zas gue serius. Dan aku ingin hubungan kita ini lebih dari sekedar ini."
Zaskia menyerngitkan keningnya merasa heran dan tak mengerti dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh Alvin. Pria itu tak pernah seserius ini sebelumnya.
Alvin kini menggendong Zaskia menuju ke tepian pantai di mana pasir putih yang halus itu Alvin akan menurunkan tubuh ramping Zaskia yang sama sekali tak berat baginya. Angin yang berhembus membuat helaian rambut Zaskia yang panjang itu berterbangan. Sesekali ia menyelipkannya di belakang telinga.
Sebelum menurunkan tubuh kekasihnya Alvin meminta Zaskia untuk melakukan sesuatu. "Zas, bisa ambilkan sesuatu di kantung celanaku!"
"Hah? Maksudnya?" tanya Zaskia yang tak paham dan jujur sja merasa sangat heran.
"Sudah ambil saja!"
Zaskia yang masih ada di atas punggung Alvin perlahan merogoh saku celana kekasihnya tersebut. Agak kesulitan memang karena posisinya memang agak sulit bagi Zaskia menjangkau sebuah benda dalam kantung itu. Namun perlahan ia memang berhasil meraihnya. Zaskia terperanjat saat yang ia dapati adalah sebuah kotak beludru berwarna biru tua. Walau belum mengetahui apa isinya namun jantung Zaskia sudah merasa dag,dig,dug tak menentu. Detak jantungnya seakan-akan membuat jantung itu ingin lompat dari tempatnya berada.
"Vin. Ini maksudnya apa?"
Alvin tak menjawab perlahan ia merendahkan tubuhnya dan membuat Zaskia turun dari punggungnya dengan mulus. Ia yang masih berjongkok kini memutuar tubuhnya hingga menghadap ke arah Zaskia yang berdiri di depannya dengan wajah heran dan menatapnya dengan penuh rasa penasaran.
"Bukalah kotak itu sayang…!" tukas Alvin meminta Zaskia membuka kotak beludru berwarna biru tua tersebut.
Perlahan Zaskia menuruti apa yang Alvin katakan dengan jantung yang masih berdebar-debar. Ia membuka kotak itu perlahan dan mendapati sebuah cincin indah bertahtakan berlian dengan ukuran yang tak terlalu besar namun memiliki kiauan yang sangat indah.
"Alvin, apa maksudnya ini?"
"Zaskia putri Yolanda, aku sangat mencintaimu. Kita sudah cukup lama bersama dan saling mengenal satu sama lain. Dan kini, ijinkan aku bertanya sesuatu kepadamu."
"Apa?" ucap Zaskia dengan lirih.
"Will you marry me?"
Satu kalimat sederhana yang keluar dari mulut Alvin nyatanya mampu membuat Zaskia terhipnotip. Sejenak Zaskia merasa semuanya seolah diam, waktu seolah terhenti dan dunia hanya milik berdua. Perempuan itu benar-benar tercengang dengan apa yang di katakan Alvin kepadanya. 8 bulan mereka saling mencintai dan kini, detik ini Alvin melamar Zaskia dengan cara yang sangat indah dan sangat romantis dimana deburan ombak sebagai latar belakangnya dan matahari senja sebagai saksinya.
Zaskia benar-benar masih tak percaya, ia membungkam mulutnya dan masih tercengang dengan apa yang terjadi. Namun perlahan suara Alvin yang menunggu jawabannya menyadarkan dirinya jika ia memang harus segera memberikan jawaban atas pertanyaan kekasihnya tersebut.
"Zas, gimana? Apakah kau mau menikah denganku?" tanya Alvin yang mengulangi lagi pertanyaannya.
"Alvin ini serius?"
"Tentu saja. Aku mencintaimu dan juga kau mencintaiku. Kita berdua akan menyatukan cinta kita dalam sebuah hubungan yang lebih serius. Aku ingin kau menjadi milikku selamanya dan menjadi ibu dari anak-anakku kelak." Ucapan Alvin benar-benar membuat Zaskia menjadi meleleh. Ia bahkan sampai merasa terharu dengan pengakuan dan ucapan kekasihnya tersebut. Dan semua ini nyata, ersis seperti di drama-drama yang sering ia tonton.
"Ya, aku mau Vin, aku mau menikah denganmu." Jawab Zaskia dengan di sertai anggukan penuh semangat.
"Serius?"
"Ya, aku mencintaimu dan aku bersedia menjadi istrimu."
Mendengar jawaban Zaskia senyum sumringah Alvin mengembang sempurna, tampak sekali rona kebahagiaan karena lamarannya di terima oleh sang kekasih. Dan kini perlahan Alvin mengambil kotak cincin itu dan menyematkan cincin bertahtakan berlian itu di salah satu jemari lentik Zaskia. Zaskia dan Alvin berpelukan dengat erat karena euforia kegembiraan yang mereka rasakan.
Flashback end.
Zaskia meneteskan air mata setelah menatap foto kenangannya bersama dengan Alvin beberapa bulan yang lalu, tepat saat Alvin melamarnya di sebuah pantai pasir putih yang indah.
Jika saja kemarin Alvin datang di pernikahan, mungkin saja kini Zaskia sudah merasa sangat bahagia. Tapi dimana sebenarnya Alvin saat ini? Dan mengapa sampai saat ini belum ada juga kabar dari pria itu? Sebenarnya apa yang terjadi padanya?
"Nih makanan pesanan kamu, hampir aja tadi kurirnya balik lagi nungguin kamu, ternyata kamu bengong dan mematung disini seperti arca?" Djaka mengagetkan Zaskia dan meletakkan kantung berisi makanan yang rupanya di pesan oleh Zaskia sebelumnya.
Tenyata cukup lama ia melamun sampai tak sadar jika pesanannya sudah datang. Seketika ia mengusap sisa air mata di pipinya ia tak ingin terlihat lemah di mata Djaka.
"Percuma juga diusap, aku sudah lihat."