"Ya, begitulah. Memang tak mudah mengerti dirinya. Tapi aku tak menganggap hal itu sebagai beban, tapi aku justru menganggapnya sebagai sebuah tantangan." Jawab Djaka sambil menyeringai seolah merasa licik.
"Apakah kau sudah mulai mencintainya?"
"Ayolah Pa, kami baru menikah beberapa hari, sedangkan Papa juga tau sendiri jika kami tak saling mencintai."
"Ya, papa tau dan sangat mengerti hal itu. Tapi tak ada hal yang mustahil. Dan papa sangat yakin jika kalian akan bisa saling mencintai suatu saat nanti."
"Entahlah, dia adalah tipe perempuan liar. Masih sangat sulit untuk menjinakkannya. Dan dia sama sekali bukan tipe-ku."
Dimitri menepuk bahu Djaka dengan ringan. "memang tak mudah menyatukan dua orang yang memiliki dua kepribadian yang berbeda untuk menjadi satu. Satu hati dan satu tujuan hidup yang sama dalam sebuah hubungan rumah tangga. Tapo ketahuilah, justru perbedan diantara kalianlah yang akan memberikan warna dalam hubungan kalian nanti."
"Meski aku sendiri tak yakin tapi aku tak akan menyerah begitu saja. Hanya saja terkadang aku merasa tak nyaman menjadikan kekasih adikku menjadi istriku."
"Maafkan papa jika melibatkanmu dalam situasi yang rumit ini." Tukas Dimitri sambil kini sedikit meremas bahu Djaka dengan lembut. mata sendunya menunjukkan sebuah penyesalan.
"Papa tak salah. Situasilah yang membuat semuanya terjadi, atau… atau mungkin memang semua ini sudah takdir dari tuhan." Jawab Djaka dengan bijak. "Maaf pa, tapi aku masih ada banyak pekerjaan. Aku mau langsung pamit saja." Djaka memutuskan untuk undur diri karena ia sesungguhnya tak ingin membahas masalah pernikahannya dan juga kehidupannya dengan Zaskia terlalu jauh. Ia memilih untuk pergi dari pada diinterogasi seperti ini.
"Ya, baiklah. Tapi Jack, untuk masalah Alvin…"
"Papa tenang saja."
Setelah berpamitan Djaka pun pergi. Ia pergi dengan tenang walau sebenarnya isi kepalanya cukup merasa khawatir tentang keberadaan Alvin. Ia sendiri benar-benar tak menyangka dan juga tak percaya jika adiknya akan terlibat masalah hukum seperti ini.
***
Di malam hari Zaskia sudah tampak rapi dengan pakaian tertutupnya namun dengan dandanan yang sedikit menor. Tentu saja ia ingin tampil berbeda apalagi ini adalah ulang tahun Angel, teman yang cukup angkuh dan sombong yang membuat Zaskia merasa jika tak mau kalah darinya.
Djaka memperhatikan penampilan Zaskia dari atas hingga kebawah. Djaka merasa tak suka dengan penampilan Zaskia malam ini. "Mau ke acara ulang tahun atau mau pergi kondangan?"
"Kenapa? Syirik Loe?" ucap Zaskia dengan kasar.
"Bukan begitu, hanya saja kau lebih mirip ondel-ondel dengan make up seperti itu."
"Hah? Kau bilang aku seperti ondel-ondel? Kau ini buta atau memang sudah gila?" Zaskia tercengang mendengar apa yang Djaka katakan, ia sudah tampil maksimal tapi malah di bilang mirip ondel-ondel.
"Lalu mengapa membawa banyak barang?" Djaka heran meilhat tas yang di bawa Zaskia tampak besar seolah beridi penuh barang bawaan.
"Ya isinya kado lah, apa lagi? Mau lihat juga apa isi kadonya?"
"Tak perlu,"
"Ya sudah lah Joko, kau membuang waktuku saja. Aku sudah ditunggu Nindy di bawah jadi aku berangkat dulu. Kau tak perlu menungguku."
"Jangan pulang terlalu malam."
"Terserah aku, jika aku tak pulang aku bisa menginap di rumah Nindy seperti biasanya."
"kau sudah menikah dan kau harus pulang."
"Ya… yaa… ya.. tapi gak janji." Imbuh Zaskia.
Djaka mengulurkan tangannya berharap Zaskia akan mencium punggung tangannya sat pamit dan sebelum pergi, tapi nyatanya Zaskia justru melewatinya dan tak mengindahkan tangan DJaka yang terulur untuknya. Djaka sendiri hanya bisa tersenyum karena istrinya yang masih belum layak untuk disebut seorang istri.
Saat Zaskia turun rupanya Nindy sudah menunggunya di salah satu bangku yang ada di kedai bakso tersebut.
"Maf ya Nin lo jadi lama nungguin,"
"Ah gak juga kok."
"Ya udah yuk buruan!" Zaskia mengajak Nindy untuk segera pergi, ia tak ingin temannya itu berlama-lama di kedai baksonya yang hanya kan membuat dirinya semakin merasa malu dan minder.
Kedua perempuan itu pun bergegas pergi dan segera masuk kedalam mobil merah mewah milik Nindy. Zaskia merebahkan punggungnya di bangku mobil tersebut yang terasa sangat nyaman. Tentu saja mobil ini sangat berbeda jauh dengan mobil milik Djaka yang kemarin ia tumpangi.
Zaskia yang awalnya ada di bangku depan melompat ke bangku belakang membuat Nindy terkejut dan terperanjat hingga seketika mengerem mendadak.
"Zas lo mau ngapain?" tanya Nindy yang merasa heran,
"Udah diam aja Nin, gue lagi ganti baju nih."
"Ganti baju? Ngapain? Bukannya lo dah pakai baju."
"Nindy… gak mungkin lah gue ke pesta ulang tahun pakai baju ninja kayak gini. Apalagi ulang tahunnya Angel, lo juga tau sendiri kan Angel itu orangnya kayak gimana?"
"Tapi Zas, terus loe mau ganti baju apaan?"
"Tenang aja gue bawa baju ganti kok. Gue akan menjadi Zaskia yang seperti biasanya."
"Tapi Zas, nanti kalau Djaka tau gimana?"
"SStttt…. Udah deh, lo tenang aja, dia gak bakalan tau. Nanti kalau acara udah selesai, sebelum pulang gue ganti baju lagi. Kan beres." Ucap Zaskia dengan entengnya.
Meskipun Nindy merasa apa yang di lakukan Zaskia ini tak baik tapi ia sendiri tak bisa berbuat banyak. Ia tak mau berdebat dengan Zaskia karena Zaskie orangnya cukup keras juga, percuma juga berdebat dengannya.
Dalam hitungan menit saja Zaskia sudah melepas semua atribut tertutupnya dan menggantinya dengan baju yang terbuka. Ia menggunakan gaun dengan kerah model sabrina yang rendah hingga membuat belahan dadanya mengintip di balik gaun. Gaun berwarna coklat pastel tersebut seketika mengubah penampilan Zaskia yang awalnya tertutup menjadi terbuka. Terlebih rambut yang kini tergerai indah membuatnya memang tampil seperti dulu, sebelum menikah dengan Djaka.
"Oh… akhirnya gue tampil seperti dulu kala," ucap Zaskia yang merasa jika dirinya mendapatkan kebebasan atas hidupnya.
"Zas, lo yakin?"
"Nindy, udah deh, jangan banyak komen. Setidaknya malam ini gue mau bersenang-senang gue mau menikmati hidup gue tanpa sebuah kengkangan."
Kini Nindy hanya bisa bungkam karena ia tak mau berdebat lagi. Setelah memastikan Zaskia siap dengan penampilannya yang baru, Nindy pun kembali melajukan mobil merahnya menuju lokasi ulang tahun Angel yang berada di sebuah Club malam.
Dentuman musik bernada keras menyeruak saat Nindy dan Zaskia memasuki club malam tersebut, mereka berdua bertemu dengan beberapa teman lainnya dan tentu saja dengan Angel. Angel sendiri sang bintang utama tampil tampak sangat sexy dan juga cantik.
"Hallo Nin, Zas, kalian baru dateng ya?"
"Iya tadi agak macet."
"Zas, loe kok berubah lagi? Kemarin kau tertutup sekarang terbuka. Kayak abg labil aja. Hehehe." Sindir Angel. "tapi gak apa-apa, lo justru lebih cantik seperti ini."
Zaskia terenyum karena upayanya untuk merubah penampilan berhasil dan ia memang lebih nyaman seperti ini.