"Kepala sekolah, maksudmu, saudaraku menyakiti mereka tanpa alasan, bukan?"
Dian tidak tahu apa yang dikatakan orang lain, dia hanya mendengarkan.
Cuma bercanda, apapun yang terjadi, pasti ada alasannya. Seperti kata pepatah, satu tamparan tidak akan bersuara. Dia tidak akan percaya bahwa Pandu akan memukul orang tanpa alasan.
Bahkan jika Pandu tidak ingin pergi ke sekolah dan ingin melawannya dengan cara ini, kejadian ini tidak sejalan dengan akal sehat.
Dian tahu anak macam apa Pandu itu. Bagaimana seorang anak laki-laki yang berpikiran dewasa dan dapat mengungkapkan keinginannya untuk tidak pergi ke sekolah itu melampiaskan rasa protesnya dengan cara yang naif?
Kepala sekolah sedikit terdiam saat ditanya oleh Dian. Anak-anak normal memang tidak akan memukuli orang tanpa alasan. Hanya saja anak-anak itu terluka, jadi semua orang tanpa sadar berpikir bahwa pihak yang salah adalah Pandu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください