webnovel

Bab 5

Setelah ku rasa sudah cukup puas aku keliling-keliling sambil menenteng barang bawaan ku yang berisi kan berbagai macam makanan yang aku beli dari super market tadi.

Sepertinya aku harus kembali ke apartemen dan membersihkan apartemen ku yang terlalu banyak debu, karena beberapa hari ini banyak tugas menumpuk di kantor.

Sehingga aku tak sempat untuk membersihkankan nya.

Dasar menjijikkan debu - debu ini sangat menyebal sehingga membuatku tak kuat untuk membersihkan nya.

"Seperti nya aku membutuhkan seseorang " lirih ku dalam hati

akhirnya aku memutuskan untuk memanggil cleaning servis untuk membersihkan apartemen ku

"Halo apa benar ini dengan resepsionis,

Tolong beri tahu clening servis untuk membersihkan kamar ku di

1204" Aku memberi tahu no kamar.

dengan sigap dan cepat para cleaning servis membersihkan semua

1 jam berlalu setelah kurasa cukup lelah aku menunggu aku pun melentangkan badan ku ke kasur, untuk menikmati wangi-wangian bunga yang di semprotkan oleh cleaning servis dalam ruangan ku.

Kring...kring ....

Suara handphone ku berbunyi, aku pun terus mencari-cari di mana keberadaan handphone tersebut

Kring...kring.. handphone ku kembali berdering, aku pun mulai mengangkat nya

"Hallo ini Zidane, apakah kamu sibuk Ranaya ?" Ujar Zidane

"Tidak " aku menjawab pertanyaan Zidane seadanya.

"Apa aku bisa bertemu dengan mu?"

Setelah sekian lama tidak pernah ketemu.

Ini kali pertama aku bertatap langsung dengan Zidane.

Kehadiran Zidane membuat ku merasakan banyak hal, karena terlalu besar rasa cinta Zidane kepada ku dan pada akhir nya kami mulai berpacaran.

"Selamat pagi Darling ? Aku baru bisa menemui mu sekarang. Bagai mana dengan pekerjaan mu? Apa sudah selesai?" Zidane bertanya sambil menyandarkan kepala nya di bahu ku.

" Apa kamu sudah beristirahat dalam kondisi lelah ? jangan lupa mandi dengan air hangat untuk sementara waktu .

Apa kamu udah menyempat kan diri untuk sarapan ? Walau sesibuk apapun.

Jangan pernah lewatkan makan pagi mu.

Apa kamu membutuh kan sesuatu ?"

Aku pun tersenyum bahagia mendengar banyak pertanyaan dan nasihat untuk ku.

Ternyata sangat menyenangkan mendengar omelan dari seorang kekasih

Yang menunjukan betapa dia perduli pada ku

Aku pun berkata dalam hati sambil menggigit bibir bawah ku .

Menyadari bahwa Zidane telah menjadi pacar ku Zidane sangat jauh berbeda sekarang, sifat yang dulu cuek dan sedikit posesif berbalik sangat perduli pada ku, dengan membawa sebuah makanan

Aku pun menuangkan secangkir susu hangat bercampur kan madu Jika kamu datang kemari.

Mendengar perkataan ku, yang sengaja memanggil Zidane dari sudut dapur

Yang paling jauh letak nya dari keberadaan ku

Mau tidak mau aku harus mengakui jika aku juga sudah jatuh cinta ke pada Zidane, Dengan perjalan yang teramat panjang dan dengan berulang-ulang patah hati dari masa-masa trauma.

Akhirnya hati ku memutus kan untuk jatuh cinta kepada Zidane.

Dan tidak mudah untuk menghapus sosok Zidane dari pikiran ku, aku pun tersenyum geli karena mengingat-ingat bagai mana Zidane

Yang dulu bersusah payah mendekati ku .

Dengan kesadaran yang penuh, aku tahu kalo Zidane benar-benar mencintai ku.

Sehari tak bertemu dengan Zidane membuat ku merasa sepi. Jika boleh jujur saat ini aku juga ingin bertemu dengan Zidane yang dari sejak kemarin kita berpisah dan belum ada komunikasi sedikit pun di antara kami berdua.

Baik melalui pesan atau pun telepon .

Zidane dari kemarin sibuk mengikuti rapat penting di perusahaan milik nya. Sedangkan aku sedang sibuk memimpin kantor di tempat ku bekerja.

"Aku akan menemui mu Ranaya" mendengar pengakuan yang polos dari Zidane, sebenar nya aku juga sangat merindukan nya.

"Ah dengan senang hati, aku akan mengatur jadwal dan jam pertemuan kita " ujar Ranaya

Sesuai perintah Zidane padaku. Aku memutus kan untuk bersiap-siap untuk pergi berkencan bersama dengan teman kantor nya.

Aku pun berdiri dan bergegas dari tempat ternyaman ku, dan langsung beranjak dari menonton Drama Korea.

Lalu sebagai menjadi pacar orang terkaya di mana- mana, dan memiki perusahaan terbesar di kota jerman aku harus dandan secantik mungkin yang ku bisa.

Gaun putih sexi yang menghiasi tubuh langsing tinggi ku yang terlihat anggun ketika aku mengenakan gaun ini

dengan belahan kecil d leher yang melihat kan keindahan dada yang ku rasa cukup membuat para pria hidung belang terpukau.

"Aku merindu kan mu" kedua tangan Zidane merangkul ku dan sangat terasa sepasang dada ku mendarat dekat pelukan nya semakin kencang Zidane memeluk ku seakan takut kehilangan.

Aku pun membalas pelukan Zidane, sehingga sangat terasa tubuh ku dan tubuh nya bersatu

Ada aroma wangi yang melewati jalan hidung ku, yang tak lain berasal dari tubuh Zidane.

Huh gairah ku mulai memuncak ketika mencium wangi parfum Zidane. Pelukan Zidane mengembalikan semangat yang sedikit menurun dari rasa lelah

Aku pun melepaskan pelukan Zidane.

"Aku akan memanggil kan pelayan untuk memberi kan secangkir teh hangat yang akan menemani mu" Ujar Zidane sembari melambai kan tangan ke arah pelayan

"Minumlah teh hangat itu sebelum Dingin" begitu Zidane melepaskan pelukan ku Zidane pun meraih secangkir gelas berisikan teh hangat yang tadi di letak kan di atas meja. Lalu menyodorkan nya kepada ku. Aku pun tidak mengambil nya dari tangan Zidane, namun justru memegang erat tangan Zidane yang sedang memegang secangkir teh hangat .

Setelah aku meniup-niup teh hangat itu

dan mencapai pada suhu yang aman untuk di minum. Aku menggerakkan tangan Zidane yang masih menangkup tangan ku yang sedang memegang secangkir teh hangat ke arah bibir ku.

Begitu teh hangat itu habis .

Sebelum Zidane melepas kan tanganku yang berisi secangkir teh hangat yang kosong, Zidane mengecup lembut tangan ku.

"Sayang sebentar lagi teman satu kantor ku pada datang" jawab Zidane. Zidane mengajak dan ingin memperkenalkan ku kepada teman nya.

"Temanku akan menghampiri kita d meja ini"

"Jangan biarkan mata temanku, memandangi mu terlalu lama, jangan

Memberi nya terlalu banyak senyuman, jangan menatap nya terlalu lama apalagi membiarkan mereka menikmati tatapan indah bola mata mu, jangan terlalu banyak berbasa-basi pada nya bicara seperlunya saja, jangan berada terlalu dekat pada nya, tidak boleh terlalu dekat pada nya kurang lebih 1 meter" Aku seakan terbelalak mendengar perkataan Zidane yang aku tahu itu adalah sebuah perintah tegas bukan penawaran atau permintaan .

Hal itu membuat aku melongo mendengar perkataan Zidane karena itu semua terasa begitu aneh Zidane mengira aku akan menarik perhatian teman nya. Padahal tidak sedikit pun terbesit dalam pikiranku. aku mengangguk menuruti keinginan. dia tersenyum dan mengelus lembut kepala ku. Aneh memang, perasaan cinta nya seolah mengekangku