webnovel

Bab 19

Setelah ku rasa cukup baik dengan keadaan ku setelah meminum obat yang di beri kan Zidane.

Aku kemudian bangkit dari atas ranjang ku yang bernuansa pink, yang tak lain warna ke sukaan ku.

Aku pun membuka baju ku untuk mandi menyegarkan tubuh ku karena dari kemarin belum ada aku menyentuh air,  Aku menyadari sesuatu sejak tadi aku sakit Zidane sangat memperhatikan ku.

" Arrgh ada apa dengan diri ku kenapa aku sangat memikir kan nya " Ucap ku sambil menampar pelan pipi mulus ku.

Aku memejam kan mata tapi tidak dapat di pungkiri bayang - bayang Zidane telah menjelma menjadi hantu yang selalu memenuhi otakku. Aku pun menggeleng - geleng kan kepala untuk menghilang kan bayangan Zidane agar otakku bisa menghindarkan sejenak bayangan Zidane.

Kemudian aku pun masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegar kan pikiran ku dengan mengguyur badan ku menggunakan shower dan air hangat.

Setelah membersih kan badan aku bersiap-siap  untuk beristirahat karena besok pagi masih ada tanggung jawab  pekerjaan yang harus aku selesai di kantor.

Pukul 7 pagi aku terbangun dari tidur lelap ku. Aku mematikan alarm yang ada di samping meja ku dan aku pun meminum segelas air putih yang terletak di atas meja.

Setelah aku menghabis kan beberapa hari cuti ku seperti biasa aku harus kembali bekerja. Aku bangun dari kasur kemudian membuka baju dan masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual pagi yaitu mandi. Setelah selesai mandi aku pun bergegas mencari pakaian yang terletak dalam lemari. Aku pun asyik memilih - milih baju yg ada di gantungan. Hingga akhirnya aku menemukan baju yang aku kenakan sekarang, setelah itu aku emakai make up yang tak terlalu tebal dan menambah kan merah - merah di bibir untuk menambah pesona ku.

Aku pun beranjak meninggal kan ruangan apartemen. Ketika kaki ku melangkah aku dapati Jesika sedang sibuk di depan pintu kamar nya dan merapikan dokumen - dokumen yang di pegang nya.

" Hay Ranaya gimana keadaan mu apa kamu sudah baikan? " Tanya Jesika kepada

" Iya seperti yang kamu lihat, aku sudah agak mendingan, setelah meminum obat yang di berikan Zidane kepada ku " jawab ku.

Wajah Jesika agak sedikit memanas mendengar aku menyebut nama Zidane. Aku tau betul jika Jesika itu ada menyimpan perasaan kepada Zidane kekasih ku. Akhir - akhir ini setiap kali aku menceritakan tentang Zidane pasti Jesika selalu mengalihkan pembicaraan. Seolah - olah tak ingin mendengar kan nya di saat aku menceritakan bahwa Zidane sangat - sangat menyayangi ku Jesika seperti ada rasa iri kepadaku, Jesika seperti bukan sahabat yang aku kenal dulu. Sekarang tidak ada tempat untuk aku berbagi isi hati. Benar - benar terasa sangat sepi sungguh nyata bahwa aku sekarang sebatang kara.

" Aku duluan ya Nay byeee " Jesika melambai kan tangan nya dan dengan langkah cepat meninggal kan ku lalu pergi hingga tak terlihat.

Di sela - sela kesibukan ku tiba - tiba ponsel ku berdering. Menandakan ada panggilan masuk

Zidane tertera di dalam layar ponsel ku

'' Hay sayang gimana keadaan mu. Apa kamu sudah sehat ? " Ucap Zidane

" Iya sayang aku baik - baik saja sekarang udah agak mendingan, ini aku sudah sehat dan sekarang aku harus bekerja " jawab ku tidak ingin Zidane menghawatir kan ku .

" Maafin aku yang sayang tidak bisa menjemput mu kali ini, karna ada meeting penting di kantor pagi ini yang harus aku selesaikan terlebih dahulu.

Udah dulu ya sayang jika semua pekerjan ku selesai aku akan bertemu kamu.

I love you soo mucch " ucap Zidane

" I love you too " ucap ku sambil mematikan ponsel dan bergegas menuju kantor.

Di waktu yang bersamaan tetapi lain tempat nya.

Zidane baru saja bangun dari tempat tidur nya dan membuka komputer untuk melihat jadwal hari ini. Jesika yang biasa menata jadwal Zidane, karena itu pekerjaan nya dan sudah menjadi tanggung jawab dia.

Zidane akhir - akhir ini tahu betul kalau jesika menyukai nya sering kali diam - diam Jesika mencuri perhatian dari Zidane.

Zidane bersikap biasa - biasa saja kepada Jesika.

Karna menganggap Jesika sebagai sekretaris nya tidak lebih dari itu.

Terkadang Zidane sering risih dengan sikap Jesika yang suka diam - diam menggoda.

Jesika mendengar cerita dari Ranaya bahwa Zidane pria yang sangat penyayang. Wanita mana yang tak ingin menjadi kekasih nya. Sudah kaya memiliki masa depan yang cerah Ranaya adalah wanita yang paling beruntung memiliki Zidane. Apalagi kalian mendengar suara nya yang begitu lembut sangat menggairahkan untuk kaum wanita langsung meleleh.

Setelah menyantap sarapan yang telah siap di atas meja. Kemudian Zidane berangkat ke kantor dengan Tomi supir nya yang di Jerman. Zidane duduk di belakang sementara Tomi di depan fokus menyetir dengan sibuk Zidane memeriksa beberapa berkas - berkas pekerjaan nya. Tak terasa mobil yang melaju akhirnya sampai di sebuah gerbang yang berada di kantor nya.

Zidane pun keluar dari mobil dan seluruh karyawan memberi sapaan dengan sedikit menunduk kan punggung nya sebagai tanda memberi hormat kepada bos.

Tetapi Zidane hanya membalas senyuman dan langsung jalan menuju ruangan. Saat Zidane hendak memasuki ruang kerja nya terlihat Jesika yang sedang duduk di ruang kerja nya. Sebenarnya Jesika wanita yang baik dan cantik. Tubuh nya yang sangat sexi sering kali membuat lelaki tergoda. Apa lagi melihat keindahan 2 gunung yang terlihat agak sedikit menonjol membuat mata lelaki bergairah ketika melihat nya.

Zidane tahu akhir - akhir ini Jesika sering menggoda nya dengan agak sedikit memperlihat kan keindahan tubuh nya dan beranggapan seolah Zidane akan tergoda.

Seringkali jesika menawarkan ingin berkencan dengan nya dan Zidane tahu kinerja Jesika sangat bagus di kantor ini. Yah sejauh ini Zidsne masih bisa mengatasi tingkah nya dan menghargai perasaan Ranaya sebagai teman nya Jesika.

" Selamat pagi bos Zidane " sapa Jesika kepada atasan nya

" Bawa dokumen yang akan kita bawa untuk meeting pagi ini " jawab Zidane tidak membalas sapaan dari Jesika.

" Baik lah bos " kemudian Zidane kembali menuju keruangan nya.

Mata rekan kerja nya yang lain tertuju kepada Jesika yang sedang berjalan ke arah ruangan, teman - teman nya tahu betul kalo Jesika menyukai Zidane dengan memperlihat kan gerak gerik tingkah Jesika kepada Zidane.

Setelah mengambil dokumen yang Zidane perintahkan kemudian Jesica berdiri di hadapan Zidane.

" Permisi bos ini ada beberapa dokumen yang harus di tandantangin " ucap Jesika menyodorkan beberapa berkas.

" Jam berapa kita akan meeting dengan investor besar itu di mulai? " tanya Zidane kepada Jesika.

" Setelah jam makan siang selesai " ucap jesika.

Baiklah kau boleh keluar dan persiap kan semua.