webnovel

Bab 11

Hari pun berganti setelah acara pernikahan Jems dan putri (Istri nya Jems). Aku pun menghampiri mama yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untukku. Aku pun akhirnya lambat laun mulai mengikis perasaan pada Jems dan berusaha untuk melupakan semua nya. Terlebih aku tidak mau membuat Zidane semakin cemburu dan marah kepada ku.

" Maaaaa " Ujar ku teriak dari dalam kamar

" Iya kenapa ?"

" Bangun gih masa anak gadis bangun nya kesiangan " Celoteh mama

" Mama masak apa ? Sepertinya enak " tercium dari dalam kamar aku mengendus- endus hidung ku mencari arah  wangi masakan mama

" Nasi goreng kesukaan mu " Jawab mama

Aku pun langsung beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi

Aku mandi dengan cepat, karena sudah mulai lapar dengan perut yang keroncongan

Aku pun duduk di atas meja makan bersama mama dan menyantap nasi goreng masakan mama.

" Wahh kayak nya enak banget " Ujarku sambil mengambil setiap sendokan nasi goreng

Aku pun makan dengan lahap nya, karna sudah cukup lama aku tidak makan masakan mama selama di Jerman.

" Habisin nasi goreng nya '' mama menyuruh ku untuk makan lagi

Akhirnya nasi goreng yang ada d atas piringku bersih seketika, karna dengan lahap nya aku memakan nya.

Setelah makan aku pun duduk di teras rumah sambil menikmati udara sejuk pagi di kota ku. Mama pun menghampiri ku dan duduk di samping ku, sambil  membawa secangkir teh hangat untuk menemani duduk santai ku.

" Nay gimana perihal pekerjaan kamu di Jerman? " tanya mama

" Baik ma, semua bisa aku atasi " Jawab ku

" Maa" Aku memanggil mama dan melihat wajah mama

" Maa " ujar ku lagi

" Aku lagi dekat sama seseorang pria ? " Jawab ku lagi. aku mencoba membahas tentang Zidane.

" Seorang pria ? Gimana orang nya ? Apa mama mengenali nya ? " Mama menanyakan sosok pria yang saat ini sedang bersamaku.

" Dia orang Indonesia ma, Mama sangat mengenali nya " ucap ku lagi.

" Tapi mama jangan kaget ya,kalo aku kasih tau " jawab ku lagi

" Iya - iya " mama menjawan perkataan ku dengan senyuman

" Aku lagi dekat dengan Zidane ma, Zidane tetangga kita yang di gang sebelah ! " Jawab ku

" Haaah gak salah Nay? Zidane yang dari keluarga kaya raya itu ? " Ujar mama

" Tukan mama jangan kaget " Kata ku "Iya dia orang nya baik kok ma. Aku bertemu Zidane tanpa sengaja di Jerman, ternyata dia memiliki salah satu perusahan di Jerman dan dia di percayai orang tua nya untuk mengelola perusahaan nya itu " aku pun bicara panjang lebar.

" Mama menerima siapa pun orang yang pantas menurut mu, tapi ingat pesan mama pilih orang yang mau menerima kekurangan keluarga kita " Nasehat mama

" Iya ma " Aku mengganggukan jawaban mama, sambil memeluk mama dengan erat nya.

Aku yang tak ingin menyia - nyiakan hari  cuti ku langsung bersiap - siap mau keluar

dan bergegas ingin jalan - jalan menikmati  keramaian kota.

Sejujurnya aku tak ingin menghadiri

reuni - reuni SMA ini, bukan karena aku main tidak ramah atau aku terlalu baik untuk mereka.

Hanya saja selama 3 tahun di bangku SMA semua orang pergi meninggal kan jejak sehingga secara tidak sadar aku menghindari semua acara - acara itu

Kali ini aku memilih untuk hadir karena ibu Atun wali kelas ku  berusia 60 tahun dan sudah lama pensiun. Sejak lama dia berimigrasi ke Selandia Baru bersama putri nya. Beberapa waktu lalu tapi sekarang tidak hanya dia, tiba - tiba kembali ke negara ini. Ibu Atun juga mengatur reuni ini.

Ibu Atun  menelpon ku secara pribadi. ku pun benar - benar tidak punya alasan untuk menolak, meskipun aku bukan siswa yang bisa menarik perhatian guru. Aku menyukai ibu Atun sama seperti teman lain nya.

Ketika  akhirnya aku berangkat ke tempat tujuan dengan menggunakan mobil kesayangan ku  bewarna pink yang telah lama ku tinggalkan

Aku pun akhirnya mendorong pintu sudah ada 20 orang di dalam nya. Mendengar pintu terbuka, meraka semua melihat ke arah pintu masuk dan melihat aku tersipu malu.

" Hai semuanya, lama tak jumpa ! " Aku pun menyapa

" Hei bukan kah ini nona Ranaya yang cantik dan seorang direktur muda? Sungguh mengejutkan bahwa kamu benar - benar datang ke sebuah reuni ini ! " meraka pasti membeku " Kata seorang teman perempuan ku dengan nada mengejek.

Aku pun tersenyum dengan canggung, dan tidak membalas .

Saat itu ketua kelas Mawar, berdiri dan memberi kan salam hangat 

" Ranaya? lama tak jumpa, semua orang merindukan mu ! Bagamana dengan kabar mu sekarang? '' tanya seorang wanita yang ku sebut ketua kelas

" Ah aku baik - baik saja ketua kelas " Aku pun melirik - lirik ke sekeliling ruangan. Ketika aku melihat guru wali kelasku tidak ada. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya " Di mana ibu Atun ? " .

" Ah ibu Atun baru aja menelpon dan mengatakan bahwa dia terjebak macet. Duduklah lah dulu dia akan segera datang ujar ketua kelas "

Aku pun mengangguk menemukan tempat sudut yang tenang. Aku duduk dan mendengar kan ocehan teman - teman sekelas nya.

Sejak bertahun - tahun sejak mereka lulus dari SMA dan semua orang telah berubah. Beberapa dari mereka sekarang ada pengusaha terkenal, ada bekerja untuk pemerintahan ada juga beberapa lain nya pergi melanjutkan sekolah ke luar negeri.

Lalu seseorang tiba - tiba menepuk punggung ku

Aku pun terkejut dan berbalik memutar badan ke arah belakang. Aku pun terkejut dan berbalik memutar badan.

Aku pun mendesah lega ketika melihat siapa orang itu.

" Hey kupikir kita sepakat bahwa kau menunggu ku di depan pintu dulu lalu kita masuk bersama, Aku tak percaya kamu masuk lebih dulu " Kata Dewi menarik sebuah kursi dan duduk di samping ku.

" Tadi aku menunggu mu di depan tapi aku melihat teman lama ku di dekat pintu dan dia mengatakan bahwa semua orang berada di atas jadi aku naik ke atas " Ujar ku sambil tersenyum kepada Dewi.

yang menyapa ku adalah Dewi sahabat ku sejak SMA .Yang dulu menjadi sekretaris ku sewaktu di Indonesia

Dia gadis cantik dan satu - satu nya teman dekat ku.

" Ranaya aku dengar kamu akhir - akhir ini sangat sibuk ? " Tanya Dewi

" Bagai mana aku tidak sibuk ? Aku sangat- sangat sibuk, aku hanya seminggu di Indonesia dan akan kembali terbang ke Jerman dan masih banyak kerjaan yang harus aku selesaikan. Tapi aku tidak mau ketinggalan reuni kita jadi aku menyempat kan waktu untuk datang ke acara ini"

" Aku melihat masa depan yang cerah dan menjanjikan baginya. Ranaya yang sekarang sukses. Sangat berbeda dengan Ranaya yang ku kenal sewaktu kecil " Gumam Dewi dalam hati .