webnovel

Tergoda Wanita Penggoda

Di usianya yang sudah 25 tahun, Anita tak kunjung menemukan juga seorang pria yang mau mempersunting dirinya. Bukan karena ia jelek ataupun tak sempurna, hanya saja para lelaki di desanya tidak berani untuk mendekati Anita karena Anita merupakan putri tunggal seorang juragan yang begitu kaya raya. Kesal karena tak ada lelaki yang mau dekat dengannya, akhirnya Anita pun seringkali bertindak duluan. Anita sering menggoda lekaki yang ia temui di jalan. Akbar, seorang pria beristri namun sudah lama ini istrinya tak pernah pulang ke rumah karena memilih pergi dengan pria yang lebih muda dari Akbar. Dia sudah berusia 40 tahun. Memiliki begitu banyak bulu tipis di sekitaran dada bidang miliknya. Akbar adalah lelaki yang menjadi korban Anita. Setiap kali Akbar berjumpa dengan Anita, pasti Anita selalu saja menggodanya membuat Akbar menjadi tergoda.

Euis_2549 · 都市
レビュー数が足りません
20 Chs

Tenggelam

Pada saat ini Anita tengah berjalan kaki menuju ke sungai untuk mencuci pakaiannya di sana.

"Ternyata aku lelah. Ya, aku memang lelah. Tapi tidak apa, ini semua aku lakukan demi Bang Akbar," ucap Anita. Seketika itu Anita pun kemudian langsung mengelap keringat yang bercucuran di dahinya menggunakan telapak tangan kanan miliknya sendiri.

Meski sudah merasa sangat lelah, tetapi Anita pun tidak pantang menyerah. Anita kembali melanjutkan perjalanannya hingga kini dia pun telah tiba di sungai.

Namun pada saat Anita tiba di sana, dia pun begitu terkejut saat tahu ternyata sudah tidak ada siapa pun lagi di tempat itu. Bahkan para ibu-ibu pun juga sudah tidak ada lagi di sana.

"Ke mana semua orang pergi? Bahkan di sini tidak ada ibu-ibu yang mencuci lagi. Duh kok jadi horor gini sih. Aku ya jelas takut kalau harus berada sendirian di sini. Ah tapi mungkin saja sebentar lagi juga mereka datang. Ya sudahlah tidak apa. Santai dulu saja. Semoga mereka semua cepat datang. Sekarang aku coba nyuci baju dulu saja deh," putus Anita.

Anita pun lantas langsung segera mencari tempat yang nyaman untuk ia mencuci. Anita duduk di sebuah batu. Setelah merasa cukup nyaman, kemudian seketika itu juga Anita pun langsung saja mulai mencuci.

Saat dirinya sibuk mencuci, sempat-sempatnya Anita memikirkan tentang Akbar.

"Hey pemenang hatiku, aku pun juga kini telah jatuh cinta padamu. Hati ini terus memanggil namamu. Setiap aku pejamkan mataku, hanya wajahmu yang dapat aku lihat. Apakah kau tahu, hidupku kini hanya tentang dirimu. Bahkan, aku hidup pun hanya untuk dirimu. Jika kau sudah menjadi milikku, maka aku pasti akan menjaga dirimu. Aku akan menjaga cintamu. Tak akan pernah aku biarkan bungaku layu. Setiap hari akan aku sirami hatimu dengan bunga cinta dariku. Oh Bang Akbar, kau adalah bunga cintaku. Dambaan hatiku, belahan jiwaku. Tolong jangan buat aku merindukan dirimu. Segeralah hilangkan belenggu rindu ini. Cepatlah datang padaku. Aku rindu!" celoteh Anita.

Anita terus tersenyum saat memikirkan tentang Akbar. Dia menyimpan banyak harapan hanya untuk lelaki itu. Entah mengapa hatinya jadi berdebar saat dirinya teringat wajah dan senyuman manis milik Akbar.

Karena terlalu sibuk memikirkan tentang Akbar, Anita pun sampai tidak sadar kalau saat itu dia menuangkan begitu banyak detergen di atas baju kotor yang akan ia cuci.

Anita terus saja menuangkan detergen tersebut tanpa henti sampai dirinya sendiri menyadari akan hal itu.

Saat sadar bahwa ia telah terlalu banyak menuangkan detergen ke atas baju itu, kemudian seketika itu juga Anita pun langsung menghentikan apa yang ia lakukan tersebut.

"Ya ampun ... bisa-bisanya aku kebanyakan nuangin detergen ini di atas baju. Ck, kan jadinya sayang detergen ini terbuang cuma-cuma. Ish ... sungguh menyebalkan," keluh Anita.

Anita pun menjadi mengoceh tidak jelas karena merasa kesal telah menuangkan detergen itu kebanyakan.

Pada saat Anita terus saja mengoceh, saat itu salah satu pakaian kotor Anita terjatuh ke sungai dan mulai terbawa hanyut.

Anita sangat terkejut sekali mengetahui itu semua. Kemudian Anita pun dengan segera mencoba untuk mengambil pakaiannya yang hanyut. Namun karena bebatuan yang berada di tempat itu sangat licin, Anita tanpa sengaja terpeleset dan dia terjatuh ke dasar sungai yang cukup dalam.

"Argh ... tidak ... tolong! Tolong!" teriak Anita. "Tolong aku!" teriak Anita kembali.

Anita sudah sangat panik saat dirinya mulai merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan dirinya pun sangat sulit untuk mendarat ke tepian sungai.

Kepala Anita mulai tenggelam, namun beberapa saat kemudian muncul kembali ke permukaan. Dan tak lama lagi kembali tenggelam. Begitu seterusnya.

Saat Anita mulai kelelahan dan kehabisan nafas, saat itu seseorang datang ke sana dan melihat Anita yang tenggelam. Tanpa pikir panjang, orang itu pun kemudian langsung dengan segera menolong Anita.

Orang itu cukup kesulitan untuk membantu Anita, tetapi akhirnya dia berhasil juga membawa Anita ke tepian sungai.

Saat sudah berhasil dibawa ke daratan oleh orang yang menolongnya, Anita seketika langsung menghirup nafas cepat-cepat karena ia sudah kehabisan nafas.

"Ya ampun ... aku masih hidup, kan? Ini aku beneran masih hidup, kan? Syukurlah jika aku memang masih hidup," ucap Anita.

Lalu kemudian Anita pun mulai kembali tenang. Dan dia pun juga ingin mengucapkan terimakasih kepada orang yang telah menolong dirinya.

Saat Anita mulai menatap wajah orang yang telah menolongnya itu, betapa terkejutnya ia saat tahu bahwa orang itu ternyata adalah Akbar.

Akbar tadi tidak sengaja lewat ke sungai karena dia baru saja pulang setelah dari empang miliknya.

Anita tidak menduga karena ternyata orang yang membantunya itu adalah lelaki yang sedari tadi ia harapkan.

'Jadi yang menolong aku itu adalah Bang Akbar? Sedari tadi aku terus membayangkan wajah Bang Akbar. Aku berharap bisa bertemu dengan Bang Akbar. Bahkan alasan aku mencuci di sungai pun karena aku berharap akan bertemu dengan Bang Akbar. Eh tahunya aku beneran ketemu sama dia. Itu pun kita berdua dipertemukan karena Bang Akbar nolongin aku. Kok bisa ya kebetulan seperti ini? Apa mungkin ini artinya kita berdua itu berjodoh? Astaga ... iya ya, bisa saja seperti itu. Jodoh kan memang gak ada yang tahu'. Batin Anita.

"Bang Akbar," ucap Anita pelan sembari menunjuk ke arah wajah Akbar.

Akbar langsung memalingkan wajahnya ke arah lain.

'Hm ... kenapa harus anak ini sih yang aku tolong. Aku tidak menyangka kalau ternyata dia itu adalah anaknya Bang Amir. Tapi kasihan juga sih dia, kelihatan ketakutan banget tadi'. Batin Akbar.

"Neng tidak apa, kan?" tanya Akbar kepada Anita.

"Tidak, Anita tidak papa kok. Anita pasti akan selalu baik-baik saja jika Bang Akbar berada di sisiku," cicit Anita.

"Jangan mulai deh," kesal Akbar. "Udah ah, Abang mau pulang," lanjutnya.

Seketika itu Akbar sudah mulai akan berdiri dan segera pergi dari tempat itu meninggalkan Anita, namun dengan cepat Anita segera meraih tangan Akbar dan menahannya agar tidak pergi.

'Oh tidak, aku tidak akan membiarkan Bang Akbar pergi begitu saja. Aku tidak rela. Aku harus mencari cara agar Bang Akbar tetap berada di sini'. Batin Anita.

"Bang Akbar tunggu dulu," cegah Anita.

"Ck, apa lagi sih? Abang harus cepat pulang. Masih banyak kerjaan di rumah Abang yang harus Abang kerjakan," terang Akbar.

"Iya, Bang, Anita tahu kok kalau Bang Akbar itu memiliki banyak kerjaan di rumah. Tapi, Anita ingin bertanya sesuatu hal kepada Bang Akbar. Ini sangat penting," cicit Anita.

"Ck, ya udah kamu mau tanya apa? Cepat katakan sekarang juga," titah Akbar.

"Eum ... tunggu dulu," bingung Anita.

"Ayo cepat!" titah Akbar semakin tak sabaran.