"Ya sudah Lah kalau begitu kamu hati hati jangan pulang terlalu malam dan juga kamu harus tetap hati hati karena biasanya banyak orang orang nakal, oh iya salamkan ya buat Farel memangnya dia sudah di mana?" tanya Ayah dari Vina itu menanyakan Farel.
"Itu Yah dia sudah ada di depan yah dan nanti juga kita mau ke toko buku untuk mencari buku aku ingin membaca jadi sekalian saja nanti mau ke toko buku," ujar Vina berbicara kepada ayahnya itu.
"Oh mau ke toko buku juga ya bagus nah kalo kaya seperti itu memang dibarengi ya antara main dan juga belajar apalagi kamu kan juga masih anak sekolahan dan juga kamu perlu banyak belajar, sekarang kamu berangkat saja soalnya nggak enak kan kalau perlu sudah menunggu lama," ujar Ibu dari Vina yang memperbolehkan untuk Vina pergi bersama Farel.
"Ya sudah kalau begitu aku mau berpamitan dulu ya Ayah Ibu dan juga Donita.
"Oh iya kamu kan juga tadi ingin dibelikan burger ya nanti kakak belikan deh dah Assalamualaikum," ucap Vina dengan bergegas untuk pergi keluar.
Ketika Vina keluar dari rumahnya Donita pun berbicara kepada Ayah dan juga Ibu.
"Ayah Ibu, enggak biasanya ya kakak berpenampilan seperfect itu tadi aku tanya dengan kakak mau ke mana katanya tadi dia mau makan bersama kak Farel kok ada yang janggal ya," ucap Donita yang mulai Kepo dengan kehidupan Kakak nya yang tiba tiba berubah seperti halnya orang yang sedang jatuh cinta dan ingin membuat dirinya perfect dan terlihat menarik di hadapan pasangannya.
"Ah kamu ini kenapa sih julit saja kamu dengan penampilan Kakak kamu biarkan saja dia mungkin lagi ingin berpenampilan cantik lagian juga kan dia sering dulu juga makan bersama Farel dan kakak Vina itu dengannya sudah lama berteman jadi Ayah dan Ibu juga tidak terlalu khawatir akan keadaan kakak kamu," ujar Ibu dari Vina itu yang merasa antara Vina dan juga Farel itu tidak ada apa apa.
Akan tetapi Donita tetap saja bergejolak jiwa kekepoannya dia hanya diam saja ketika mendengarkan perkataan dari Ibunya akan tetapi dia ingin menyelidiki apakah ada hubungan antara Vina dan juga Farel.
Umur antara Donita dan Vina mereka berselisih satu tahun saja maka dari itu Donita dan juga Vina sangat akrab dan hampir setiap hari mereka bertengkar layaknya musuh, begitulah kakak beradik.
"Benar sih kata Ibu memang kaka Vina dan juga Farel itu berteman dekat sedari kecil tapi kok perasaan aku tidak enak ya mungkin mereka ada hubungan lain daripada ini aku juga tidak tahu," gumam Donita di dalam hati.
Ketika Donita kepo dengan apa yang dilakukan oleh kakak nya sementara itu Vina yang sangat bahagia menghampiri Farel yang telah menjemputnya di depan rumah menggunakan motor Vino kesayangannya.
"Halo kamu sudah lama ya nungguin aku hehe tadi aku barusan pamit dengan Ayah dan juga ibu dan juga Donita katanya boleh-boleh saja kita makan di luar," ujar Vina dengan sangat gembira berbicara kepada Farel yang sudah menjemputnya di depan rumahnya.
Farel pun terlihat senyum dan juga sangat manis di hadapan Vina.
"Ya iyalah aku diperbolehkan bertemu denganmu dan juga makan bersamamu orang dari dulu juga kan seperti itu kamu gimana sih," ujar Farel yang tertawa lepas di hadapan Vina karena mereka berdua memang lah sahabat dan ketika mereka berdua bertemu dan makan bersama tak ada seorang pun yang berfikir aneh aneh tentang mereka berdua kecuali Donita adik dari Vina yang mencurigai gerak-gerik dari kakak nya itu.
"Hehe iya sih ya sudah kita mau makan di mana ya enaknya kalau menurut kamu ada nggak tempat makan yang enak gitu?" tanya Vina sebelum naik di motor Farrel.
"Hmm kalau soal itu aku tidak tahu juga ya sudahlah kamu naik saja nanti kita bicarakan di jalan soal itu karena kalau di sini kan enggak enak, nanti kedua orang tuamu tahu apalagi adik mu itu yang suka Kepo ha ha ha,"ujar Farel dengan mengajak Vina untuk langsung naik motornya.
Akhirnya mereka berdua pun naik motor bersama dan bercerita sepanjang jalan mereka sangat terlihat asik dan sangat menikmati kebersamaan mereka.
"Aku boleh berbicara tidak dengan kamu tapi kita sedang ada di atas motor tapi sungguh aku ingin berbicara tentang ini kepada kamu," ujar Farel dengan sangat serius berbicara kepada Vina.
Akhirnya Vina pun merasa gugup karena dirinya tidak mengetahui apa yang akan dibicarakan oleh Farel kepada dirinya.
"Kamu mau bicara apa sih kok kesannya begitu menegangkan aku mendengarkannya saja sangat gugup memangnya ada apa?" tanya Vina dengan suara yang lirih ingin mengetahui sebenarnya apa yang ingin dikatakan oleh Farel kepada dirinya.
"Kamu kenapa sih kok aku seperti itu kan aku hanya ingin berbicara dan menanyakan sesuatu kepadamu tenang saja aku enggak akan meninggalkanmu di sini kok, apalagi ini tempatnya sepi lo biasanya ada orang orang nakal di sini," ujar Farel yang menakut-nakuti Vina agar tambah gugup jika dirinya dibonceng oleh Farel.
"Rel jangan seperti itulah tadi Ayah juga berbicara seperti itu kepada aku nanti aku malah kepikiraan terus, oh ya kamu mau bicara apa sih tinggal bicara saja kok susah,"ujar Vina dengan rasa sangat ingin tahu.
"Aku cuma mau bicara sama kamu,
kamu merasa enak tidak kalau kita ini berpacaran sedangkan kita berteman dekat istilahnya kita itu berteman tapi lama-lama mempunyai perasaan iya teman tapi teman lah," ujar Farel berbicara sangat pede kepada Vina.
"Ya sebenarnya aku juga berpikiran seperti itu karena ya gimana ya kalau kita kan memang dari dulu berteman tapi aku juga tidak mengerti kenapa timbul perasaan dan ternyata kamu juga punya perasaan itu, ya kita jalani saja bagaimana baiknya dan aku juga belum bisa membicarakan perasaan aku ini kepada kedua orang tuaku," ucap Vina yang berterusterang kepada Farel.
Farel ketika mendengarkan hal itu Farel pun tercengang karena Vina tak berani mengungkapkan perasaannya dan memberitahu kedua orang tuanya dan juga adiknya untuk perasaan yang dia rasakan kepada Farel.
"Ya ampun kamu belum siap mungkin, tapi kalo aku sudah siap dan aku selalu bercurhat kepada Ibuku dan aku selalu mengatakan tentang mu bahkan Ibuku semua mengetahui bagaimana perasaanku kepadamu, maaf ya kalau aku sudah menceritakan semuanya tentangmu dan Ibuku setuju kok kalo aku berpacaran denganmu," ujar Farel yang berterusterang dan jujur kepada Vina bahwa dirinya telah menceritakan Vina kepada keluarganya.
Akan tetapi Vina belum bisa menceritakan semua isi hatinya kepada kedua orang tuanya.
bersambung