webnovel

Ancaman Linda, Petaka Owen

"Sekarang, aku perintahkan kalian habisi pria yang membuat putraku babak belur!" perintah Linda dan semua mata segera melihat ke arah tempat terakhir kali Owen berlihat.

"Dia sudah pergi!" teriak mafia yang ada di ruangan itu hampir bersamaan.

"Kemana dia? Cepat cari!" teriak Linda yang tak terima melihat putranya babak belur.

"Dia pasti pergi ke rumah ayahnya, dia selalu meminta perlindungan ayahnya saat mendapat masalah, Nyonya!"

Linda mengangguk lalu meminta beberapa orang yang dia kenal mengantarnya menuju rumah yang mereka duga tempat persembunyian Owen Grey.

"Cepat!" tuturnya sambil melangkah menuju tempat parkir.

Mobil BMW hitam milik Linda segera menghampirinya, tangan Linda segera membuka pintu mobil lalu berteriak, "Panggil supirku yang lain untuk membawa Alan ke rumah sakit dan kau bawa aku ke rumah keluarga Grey untuk menghajar pemuda lancang itu!"

"Baik!" jawab supir itu singkat lalu lalu Linda bergegas naik ke dalam mobil bersama dua orang mafia kenalannya.

Mata Linda terus meneteskan air mata, dia sungguh sedih akan apa yang dialami putranya. Dia terus mengepalkan tangannya dengan kesal berharap segera bisa membalas apa yang dilakuakan keturunan Grey itu pada putranya.

Rumah Tony Grey.

"Tony!" teriak Linda dari halaman seakan bersiap menelan pria paruh baya itu hidup-hidup.

"Hey, ada apa ini!" jawab Tony dengan wajah datar.

"Jangan pura-pura bodoh, mana putramu yang lancang itu!"

Tony tak menjawab, dia bahkan tak mengerti apa yang dimaksud temannya itu, dia dan Linda memang teman lama meski hubungan antar dua keluarga mafia ini tak pernah benar-benar baik.

Tony lalu mengulurkan tangannya berharap Linda mau menurunkan emosinya, "Masuklah dulu, kita bicara di dalam!"

"Tidak!" tolak Linda dengan ketur, "Serahkan dulu putramu baru aku akan beramah tamah denganmu!"

"Ada apa ini?" tanya Tony lagi.

"Putramu telah menghajar putraku hingga babak belur...."

Hahahahahahahaha

Tawa Tony pecah, dia lalu memejamkan matanya sesaat, "Anak kita selalu saja bikin masalah, bikin kesal saja!"

"Kau masih bisa tertawa!" geram Linda dengan mata membola, dia lalu meraih tangan Tony bersiap untuk membantingnnya.

"Tidak!" seru salah seorang mafia yang ikut bersama Linda hari itu.

"Kenapa kau mencegahku?" tanya Linda kesal lalu melempar pandangannya pada pria yang mencegahnya itu.

"Kita bisa dapat masalah kalau kita melakukan kekerasan di rumah keluarga Grey. Maaf, Nyonya. Bukan aku membelanya, tapi aku tau kau pasti paham apa yang aku maksud!"

Linda mengangguk, dia lalu melepas tangannya dari tangan Tony. "Aku mungkin tak bisa membalaskan kekesalanku padamu, tapi aku mohon..."

Tony mengangguk pelan, "Katakan saja! Aku tau sedikit banyak aku juga bersalah dalam masalah ini!"

"Aku mohon, katakan pada putramu untuk mengembalikan Sisi ke dalam kelurgaku!"

"Hah!" Tony menyatukan kedua alisnya dengan cepat. "Sisi itu istri putraku, mereka telah menikah secara resmi minggu lalu, bagaimana kau bisa memintaku melakukan itu!"

Linda tiba-tiba berlutut di depan Tony, membuat kedua mafia yang ikut dengannya juga melakukan hal yang sama.

"Tony, mengertilah. Sisi adalah harga diri untuk kelurga kami, dia adalah wanita yang akan membahagiakan putraku!"

Tony semakin tak mengerti apa yang dimaksud Linda Purple di depannya, matanya langsung menunduk melihat Linda yang bahkan rela menyentuh kakinya dengan lembut.

"Ada yang sebenarnya kau lakukan, Linda?"

"Aku mohon, wanita itu sebenarnya adalah orang yang kami besarkan untuk menjadi ratu di keluarga kami. Penerusku! Kau paham apa yang aku maksud kan?"

Tony tetap menggelengkan kepalanya tak mengerti apa yang dimaksud oleh wanita paruh baya ini.

"Bisa kau jelaskan di dalam?" tanya Tony lalu membantu Linda untuk bangkit.

Awalnya Linda tak mau, tapi dia akhirnya bersedia masuk ke dalam rumah Tony tanpa seorangpun yang mengikuti.

"Baiklah, katakan saja semuanya. Aku harus tau dulu apa masalahmu sebelum semuanya semakin bertambah parah!"

"Baiklah, dengarkan aku baik-baik!" Linda memulai ceritanya dengan menghela nafas panjang. "Sisi sebenarnya adalah keturunan dari King Artur. Pria kuat di negara ini. Darahnya adalah darah biru, pewaris keberanian dan kecerdasan alami!"

Tony mengangguk paham, "Jadi kau mencari DNA wanita itu untuk menjadi penerus keluarga Purple?"

"Benar!" jawab Linda cepat. "Jadi aku mohon, kembalikan wanita itu demi keluargaku, aku berjanji jika kau berhasil membujuk putramu melepas wanita itu, aku akan memberikan semua yang kau mau bahkan sebagian kekayaan dan kekuasaan kami akan bisnis kami di Inggris!"

Tony tersenyum simpul, kini dia paham kenapa wanita ini begitu bersikukuh untuk mengambil Sisi dari putranya, "Baiklah, aku akan berusaha meyakinkan Owen untuk meninggalkan wanita itu!"

Linda kembali berlutut di depan Tony, "Hanya kau pria yang pernah aku sembah setinggi ini, Tony. Jadi aku mohon jangan permalukan aku lagi seperti beberapa hari yang lalu!"

Tony mengangguk, "Baiklah!"

Linda lalu bergegas pergi sebelum semakin banyak orang yang melihatnya mendatangi rumah musuhnya ini.

Dengan tergesa dia membuka pintu mobilnya disusul dua orang mafia yang pergi bersamanya.

"Aku lega sekali telah mengatakan semuanya pada, Tony!" tutur Linda lalu meminta supir bergegas untuk pergi.

"Kau yakin Tony akan berhasil menjauhkan Sisi dari putranya?" tanya seorang mafia dengan nada tak yakin.

"Tentu saja, aku sangat yakin pria itu akan mengikuti perintahku tanpa banyak bertanya, apa lagi aku telah menawarkan sebagian kekuasaanku di London!"

"Apa!" teriak dua mafia itu hampir bersamaan.

"Kenapa kalian kaget begitu?" tanya Linda lalu tertawa terkekeh.

"Kau bersedia menggadaikan sebagian hartamu demi wanita yang tak berguna itu!"

"Diam! Jangan sok tau, wanita itu wanita yang berharga, kau tak pantas mengatakan itu pada wanita yang sangat aku inginkan itu!" bentak Linda dan semua orang di mobil itupun tertunduk.

"Maaf, Nyonya. Kami tak mengerti jika wanita itu sangat berharga bagimu!"

"Iya, karena itu kalian diam saja, jangan bikin aku semakin kesal!"

Kriing...

Ponsel Linda berbunyi dan tangannya segera meraihnya di dalam tas tangannya.

["Nyonya, Alan sudah di rawat di Rumah Sakit London, dia hanya memar tapi aku tetap memintanya di rawat dulu hingga kondisinya membaik!"]

"Bagus! Dia pernah gegar otak karena Owen, katakan itu pada dokternya agar mereka memeriksa keseluruhan kondisi putraku dulu sebelum mengijinkannya pulang!" jawab Linda dengan tegas.

Mobil kemudian melaju menuju Rumah Sakit London tempat Alan dirawat, meski wanita yang melahirkan Alan Purple itu begitu cemas, dia tetap berusaha tegas agar teman-teman mafianya tak menganggapnya lemah.

**

Saat Linda sudah beranjak dari rumah Tony.

Owen nampak memasuki rumah itu, dengan perasaan lega dia langsung masuk rumah tanpa mengetuk pintu.

"Hey!" teriak Tony yang tiba-tiba terlihat galak di depan putranya.

"Ayah, ada apa?" tanya Owen yang masih memegangi tangan istrinya.

"Kenapa kau berani masuk rumahku tanpa ijin?" tanya Tony dengan kasar.

"Hah! Sejak kapan aku harus meminta ijin untuk masuk ke dalam rumahmu, Ayah!"

"Dasar anak tak bisa diatur!" lanjut Tony.

Sisi yang berdiri di samping Owen hanya bisa terlihat keheranan melihat perubahan itu, meski begitu dia tetap berharap tak ada hal buruk yang menjadi alasan mertuanya ini berubah sikap secepat ini.