webnovel

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · ファンタジー
レビュー数が足りません
309 Chs

Rencana Siapa?

Dunia bagaikan runtuh berkeping-keping, berguncang dari pucuk langit hingga ke dasar bumi. Gelap sepenuhnya bagaikan abadi.

Kelam lagi hitam.

Mati pula hampa.

Lalu dalam sekejap, ia telah berada beberapa tombak saja dari tubuh yang tengkurap itu, yang dikelilingi prajurit-prajurit yang berlutut di sampingnya. Empat orang prajurit, delapan ekor kuda.

Ia tersengal-sengal, menyadari bahwa ia harus bertarung. Menembus menerjang mereka.

Haruskah ia membunuh lagi?

Membunuh? Kau telah bersumpah!

Wander! Pembunuh! Kau membunuhnya!

Ia tanpa sadar berhenti. Air matanya bercucuran. Ia ingin mati. Ia ingin hancur jadi debu saat itu juga. Ia tanpa arti. Tanpa asa. Begitu bodohnya.

Gemuruh tawa meledak membahana. Menggaung udara gurun yang mulai memanas.

"Kau kalah taruhan Damian."

"Tidak! Aku tidak!"

"Shh… Jadi dua tambang emasmu jadi milikku bukan?"

"Keparat jahanam! Hentikan dulu darahnya baru kalian berdebat!"

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください