webnovel
#WEAKTOSTRONG
#CULTIVATION
#XIANXIA

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · 幻想
レビュー数が足りません
309 Chs
#WEAKTOSTRONG
#CULTIVATION
#XIANXIA

Mengurai Empat Kubu (1)

Waktu hampir menunjukkan tengah malam. Terang lampu minyak dan lilin pun sudah sampai para paruh hidupnya. Sulran tengah menatap pada sumber-sumber penerangan tadi dengan alis mata berkerut. Sementara, suara mesin-mesin penggempir dan pelontar gerbang, deru dan suitan mereka, suara empasan dan dentuman mereka masih terus membahana di kejauhan, memastikan hujan api dan batu di atas kota sasaran mereka. Pasukan Utara pasti sedang menggempur kota itu lagi, bertempur melawan prajurit Krog Naum.

Empat Muridnya sedang duduk di bangku kecil meja pendek berisi peta situasi.

Kaju, pimpinan kelompok Empat Jendral itu masih mengenakan baju baja lengkap. Parasnya tampak lelah tapi waspada.

Di sisinya, Gluka tampak sabar menunggu rapat yang tertunda itu untuk mulai. Gluka adalah pria dengan hati paling baik diantara murid-muridnya, meski ia juga yang paling berani. Mungkin itu sebabnya murid-muridnya yang lain menghormatinya sebagai 'kakak tertua'.