webnovel

syarat jatuh cinta

Ivana11 · 若者
レビュー数が足りません
10 Chs

Rangga dan Selin

Bel sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tetapi di koridor SMA tadika mesra masih ramai oleh siswa dengan kemeja putih dengan bawahan bermotif kotak

"Permisi,permisi." Seorang cewek mungil menyalip di antara kerumunan itu. Langkah kakinya memang pendek, tetapi ia bergerak dengan gesit dan tidak ada yang dapat mengalahkannya.

Saat ia hampir sampai di lift yang ditujunya, tiba-tiba ada sebuah tangan siswa laki-laki yang menarik ujung ranselnya dari belakang.

"Eh,eh,eh, ada apa ini?" cewek itu berseru panik, tapi ia mendadak diam ketka ia mendengar suara familiar di telinganya.

"pagi, cinta." Seorang laki-laki bertubuh tinggi menghalanginya tanpa dosa.

"Eh salah, cinta mah sudah kuno, pagi yayangnya rangga"

"Aduh rangga, lepasin,dong!! Jam pertama bu rina, nih." Selin meringis berusaha membujuk rangga, tetapi itu percuma saja. Rangga adalah orang yang tidak akan melepas Selin walau cewek itu mengermis.

"cihh, siapa suruh telat? Kan udah gua bilang, gua aja yang jemput, biar ga telat." sambil melepas rangkulannya, rangga semakin menceramahi cewek itu panjang lebar.

"Tadi malam tidur jam berapa coba? Tuh kan , matamu udah kayak mata panda. Udah badan kayak panda , masa matanya mau kayak panda juga.

"kamu mau mati, ya?" selin memukul lengan rangga, hingga membuat rangga mengadu kesakitan.

"aww sakit, linn!tega banget sama aku." Rangga yag memasang wajah terluka, malah hanya disambut decihan oleh Selin.

Kekesalannya kepada rangga membaut selin lupa pada masalah utamanya yaitu Bu Rina. Cewek itu bahkan tidak menyadari jika rangga menekan angka 3 di lift.

"lo bisa ga sih, normal dikit?" temenan sama kak saga nggak ketularan cool-nya sedkit apa?

"eitss, enak aja kamu, membandingkan oppa sama kanebo." Rangga menggelengkan kepalanya "Nggak level tau.."

"Beneran deh, loh kebanyakan makan micin." Rannga tertawa mendengar ucapan Selin.

"makanya lin, setiap hari siapin makanan buat gue dong, empat sehat lima sempurna." Kalau perlu, bawain bayam biar kayak popeye!" rangga bergurau heboh. Lift menunjukkan lantai 3, keduanya melangkah keluar.

"Kamu mau otot besar, tapi kepalanya kecil?"

"kamu mau ga punya cowok kayak gitu?

"Ga mau!!" seru selin membuat rangga menggigit giginya.

Mereka berdua berbelok ke kanan. Sesekali rangga menyapa teman seangkatannya yang berpapasan dengan mereka, sedangkan Selin hanya menundukkan kepalanya.

"Tapi, iya juga ya lin, kenapa si popeye punya otot gede, tapi kepalanya kecil?" rangga mengetuk dagunya dengan telunjuk, pura-pura berpikir.

Seperti tersadar sesuatu, tiba-tiba rangga terhenti, cowok itu bebalik menatap Selin dengan pandangan horror.

"Selin, gawat!" serunya panik. Cowok itu memegang bahu selin seolah-olah beritanya adalah berita yang sama dengan berita perang dunia.

Selin menatatap Rangga kebingungan. Sebelum sempat Selin melontarkan pertanyaan, Rangga sudah melanjutkan kalimatnya.

"kamu harus berhenti makan bayam mulai sekarang! Soalnya kamu sudah kayak popeye! Tangan kecil, kaki kecil, tapi badannya gendut!"

Mata Selin langsung melotot. Ia nyaris tersedak air ludahnya sendiri mendengar kalimat rangga.

"rangga gila!!" Selin menjerit kencang dengan sadis, tangannya mencubit perut rangga. Cowok itu mengasuh kesakitan di sela tawanya.