Hari ini, Rei alias Agatha memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah. Toh, nilai ujian mereka sudah keluar dan bisa dibilang masa sekolah mereka telah usai.
Rei dikejtukan dengan kehadiran Luo di dapur apartemen, lengkap dengan apron yang membungkus tubuhnya. Lengan kemejanya. Digulung hingga siku tangannya.
"Kamu belum berangkat kerja?" tanya Rei yang kini mengambil posisi duduk di meja makan,
"Aku ingin membuatkan mu sarapan, setelah itu aku akan berangkat" jawab Luo sembari meletakkan piring yang berisi toast lengkap dengan sosis dan telur di atasnya.
"Terima kasih" sahut Rei, menatap toast ala Luo yang tersaji di depannya. Rei merasakan perutnya bergemuruh, karena perutnya tidak terisi dari semalam.
Setelah insiden alergi seafood terjadi. Rei memutuskan untuk tidur. Dan ketika dia membuka mata, hari mulai terang. Rei dan Luo melewatkan makan malam mereka berdua. Rei melewatkannya karena pengaruh obat yang diberikan oleh Rion, sedangkan Luo melewatkan makan malamnya karena dia sangat khawatir dengan keadaan Rei, bisa dibailang Luo menjaga Rei selama dua puluh empat jam.
"Bagaimana rasa nya?" tanya Luo yang kini menatap Agatha alias Rei dengan rasa penasaran, Luo berharap menu sarapan pagi ini tidak mengecewakan Agatha alias Rei.
"Enak. Terima kasih" sahut Rei, membuat Luo tersenyum legah.
"Apa kamu mau tambah lagi? Kebetulan masih ada satu porsi di meja dapur. Aku sengaja membuat lebih, karena semalam kamu melewatkan jam makan malam mu" tawar Luo membuat Rei menganggukkan kepala-nya antusias.
"Boleh. Terima kasih" pinta Rei.
Luo segera berdiri dari tempat duduknya, bahkan dia belum menghabiskan sarapannya sendiri. Rasa antusias Luo, membuat kaki kanan Luo terantuk meja makan.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Rei khawatir, melihat Luo yang terkesan tergesa-gesa.
"Aku baik-baik saja." Sahut Luo,"aku akan segera kembali" lanjut Luo sembari memegang lututnya yang sedikit agak sakit. Tapi rasa sakit yang Luo rasakan terkalahkan oleh rasa bahagia-nya pagi ini.
"Oh, oke" kata Rei dengan mengangkat kedua bahunya. Rei yakin, jika Luo sedang merasa tidak nyaman atas kejadian yang menimpa dirinya kemaren.
Tidak butuh waktu lama, Luo datang dengan sepiring toast yang sama persis dengan yang dia bawa beberapa menit yang lalu. Luo meletakkannya dengan hati-hati di depan Agatha alias Rei. Kemudian Luo kembali ke kursinya.
"Makanlah!" pinta Luo, Rei tersenyum dan segera melahap toast yang ada di depannya.
Rei merasakan perutnya penuh. Dia sangat kenyang sekarang.
Luo menghampiri Rei ysng kini tengah duduk di kursi tamu. Tampak Luo sudah berpakain rapi dan siap untuk berangkat kerja.
"Kamu sudah mau berangkat kerja?" tanya Rei.
Luo menganggukkan kepalanya,"Iya." Sahut Luo,"sebenarnya aku ingin menemani mu hari ini. Tetapi aku ada beberapa jadwal meeting yang tidak diwakilkan" sesal Luo.
Rei menganggukkan kepalanya. Dia merasa Luo berubah lebih hangat dari pertama kali mereka bertemu. Dan yang paling terpenting, hubungan mereka bukan hanya sekedar partner saling menjaga satu sama lain. Karena hubungan mereka saat ini, berada di fase saling melengkapi dan membutuhkan dengan kata lain mereka pasangan sebenarnya, bukan pasangan kontrak atau apalah itu.
"Apa aku boleh ikut pergi ke kantor mu?" tanya Rei tiba-tiba,
Luo tersenyum,"tentu saja boleh. Asalkan kamu tidak merasa bosan." Jawab Luo,
Rei segera berdiri dan berjalan ke kamarnya, "tunggu aku, aku akan segera kembali!" pinta Rei.
Rei segera mengganti pakaiannya dengan sebuah dress berwarna putih, lengkap dengan cardigan berwarna biri muda. Rambutnya I urai, Rei menggunakan make up dengan tema natural untuk menutupi wajahnya yang masih sedikit pucat. Setelah memastikan, dirinya tampak lebih baik. Rei bergegas ke luar dari kamarnya dan menghampiri Luo yang duduk di kursi tamu.
"Aku sudah siap" kata Rei, membuat Luo tersenyum dan segera mengajak gadisnya untuk menemani hari indah Luo di kantor.
*.*.*
Rei tampak risih dengan tatapan para karyawan yang berpapasan dengan Rei dan Luo. Tatapan mereka beraneka ragam. Ada yang menatap dengan rasa penasaran. Ada yang menatap dengan tatapan mencemooh, tentunya hanya menatap Rei yang seperti itu, bukan Luo. Ada tatapan kecewa, karena Luo tidak sendiri dan tampak menikmati kehadiran Rei alias Agatha di sisi nya. Bahkan, ada yang menatap tidak suka dengan kehadiran Rei alias Agatha di samping Luo, tunangannya.
Rei yang mulai terbiasa dengan beraneka ragam tatapan orang-orang ke pada dirinya, karena sejatinya Agatha Gianina adalah seorang gadis trouble maker, menjadi terbiasa dengan cara pandang orang –orang yang dia temui saat ini. Awalnya Rei mempermasalahkan hal itu, namun seiring berjalannya waktu Rei menjadikan hal tersebut biasa saja.
Luo mengarahkan tangan Agatha agar bertengger ke pada tangannya. Agatha alias Rei mengikuti keinginan Luo. Bukan karena Luo bucin. Karena Luo tidak ingin tunangannya salah mengenali orang lagi, sama seperti pertama kali Agatha datang ke kantornya. Luo membawa Agatha ke lift khusus yang disediakan untuk para petinggi perusahaan, sama seperti waktu itu. Tampak Naraka lebih dulu berada di di dalam lift tersebut.
"Kalian datang berdua?" tanya Naraka sambil menunjuk Rei dan Luo secara bergantian,
"Iya"
"Kamu yakin Agatha? Luo pasti mengabaikan mu nanti. Dia sangat gila kerja" kata Naraka memprovokasi Rei yang kini tersenyum ke arahnya.
"Aku yang menawaran diri untuk ikut. Aku tidak masalah untuk hal itu" jawab Rei, membuat Naraka menganggukan kepala dan membuat mulutnya membentuk huruf O.
"Sejak kapan kamu mencampuri urusan orang lain?" tanya Luo membuat Naraka menatap tak percaya ke arah Luo,
"Astaga! Sejak kapan mulut mu sepedas itu?" tanya Naraka dengan berakting seolah-olah terluka dengan perkataan Luo ke pada dirinya.
"Sejak saat ini." Sahut Luo,"jangan lupa serahkan laporan keuangan bulan ini ke ruangan ku, sebelum jam Sembilan" pinta Luo,
"Jam Sembilan?" ulang Naraka, Naraka melihat pergelangan tangannya. Saat ini, jam-nya menunjukkan pukul delapan lewat tiga puluh menit. Sahabat laknat-nya itu, meminta dirinya untuk bekerja ekstra selama tiga puluh menit? Membuang waktu yang seharusnya dia habiskan untuk menikmati kopi di pagi hari.
Naraka menatap sahabatnya tak percaya. Bisa-bisanya Luo meminta Naraka melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya. Naraka menyesal bertemu dengan Luo pagi ini, seharusnya dia mengabaikan Luo dan Agatha tadi.
Ting!
Suara pintu lift terbuka. Luo dan Agatha melewati Naraka begitu saja. Membuat Naraka kesal setengah mati dengan perilaku sahabatnya.
Luo membukakan pintu ruangannya, kemudian Rei dan Luo segera masuk ke dalam ruangan yang di dominasi warna hitam dan putih.
"Kamu tunggu aku di sini! Lakukan hal yang membuat mu tidak bosan. Jika kamu lapar, kamu bisa memesan makanan di pantry, jika ada sesuatu yang kamu perlukan dan saat itu ku tidak ada. Kamu bisa pergi ke ruangan Naraka yang berada di ujung koridor" kata Luo yang kini memastikan Agatha tidak merasa kesepian dan bosan saat bersama nya "aku harus segera meeting online dengan beberapa pimpinan cabang Fernandez Coorperation." Lanjut Luo,