Namaku Aruna Mahes Mangku Bumi. Nama begitu berat sama seperti ujiannya.
Aku tinggal hanya dengan seorang ayah, ibu sudah meninggal sejak aku kecil.
Aku anak SMA, kelas 12 (sudah lulus, tinggal wisuda). Memiliki sahabat baik bernama Agnia dan pacarku yang sangat tampan bernama Edi.
Hidupku penuh dengan kebahagiaan, tidak ada yang salah ataupun kurang. Semua berjalan begitu baik, walaupun aku sering bertengkar dengan pacarku.
Aku memiliki 1 kekurangan namun orang-orang bilang ini adalah kelebihan atau anugerah. Apa itu? Itu adalah melihat mereka yang tidak bisa di lihat oleh manusia normal, sangat mengerikan.
Bayangkan mataku selalu di penuhi oleh makhluk-makhluk Dengan berbagai bentuk, belum lagi Dengan tubuh dan wajah hancur mereka. Sangat mengerikan, tapi lagi-lagi kebanyakan orang itu adalah kelebihan.
Namun ada satu hal kelebihanku, orang sepertiku memiliki kekuatan tersembunyi tanpa di ketahui orang-orang, yaitu kekuatan telekinesis. Bayangkan betapa hebatnya kekuatan itu, sangat dahsyat dan hebat.
Aku bisa mengendalikan apapun di dekatku, melayangkan sendok-sendok saat makan, atau pula mengambil benda tinggi atau jauh dariku. Sangat mengagumkan, dan aku menyukai kelebihan satu ini.
Ayah pernah mengatakan sesuatu sore itu, tepatnya di umurku 7 tahun.
"Aruna, sini nak, ayah ingin berbicara sesuatu." Ucap ayah dari kursi kayu di sana.
Dengan kaki kecilku, aku berlari ke ayah, "Ayah,, ayah,,, mahkluk kecil itu mau masuk tapi gak bisa." Aku menunjuk ke arah gerbang rumah, di sana terdapat anak kecil dengan telinga panjang terus melambai ke arahku.
"Biarkan, dia tidak bisa memasuki rumah ini, sebab Ayah sudah memagari rumah ini." Aku mengangguk-angguk mendengar ucapan Ayah. Ayah mengelus-elus rambutku dengan lembut, "Aruna sayang, orang-orang seperti kita yang bisa melihat dan memiliki kekuatan hebat di sebut Mahes."
"Mahes?"
Ayah mencium pipiku gemas, "Iyah, dan kita juga memiliki penjaga di dimensi 10 Dimensi Maheswari."
Aku memiringkan kepala, berpikir keras memasak perkataan yang barusan ayah bilang, "Di mana itu ayah? Namanya sama kayak nama Aruna Mahes"
"Karena kamu seorang Mahes sayang. Dan penjaga kamu ada di Maheswari. Tempatnya jauh banget, nanti kamu ketemu sama dia waktu umur kalian di 18 tahun." Jelas ayah sembari merapihkan rambutku yang panjang.
"Apa penjaga Aruna kuat yah? Punya otot besar? Seperti di film-film?" Tanyaku dan di balas anggukan oleh ayah.
"Iya, nanti penjagamu akan menjadi keluarga kita, yang akan menjadi sahabat, teman Aruna. Dia gak akan pernah pergi, dia akan selalu bersama Aruna dan menjaga Aruna dengan nyawanya." Penjelasan ayah membuatku menjingkrak-jingkrak kegirangan.
"Siapa yah? Siapa namanya ayah?" Tanyaku yang menggebu-gebu, seru sekali memiliki penjaga yang hebat dan akan selalu bersama kita.
Ayah menggendongku, "Namanya adalah Suar."
Bibir kecilku mengulang perkataan ayah, "Suarrl."
***
Ingatan kecil itu kembali lagi, semakin besar semakin aku banyak mengetahui akan Penjaga, Maheswari dan Dimensi-dimensi lain.
Maheswari, adalah suatu Dimensi di antara dimensi 10. Maheswari adalah tempat lahir dan pendidikan seorang penjaga untuk para Mahesnya.
Penjaga di latih untuk lebih kuat dari Mahesnya, penjaga memiliki ikatan batin yang tidak di miliki oleh para Mahes. Yaitu, mereka bisa merasakan dan membawa pikiran Mahesnya.
Jadi jika seseorang Mahes terluka di jarinya, maka jari penjaga itupun juga terluka. Namun tidak sebaliknya.
Lalu, seorang penjaga mampu memahami dan membaca pikiran serta hati kita. Namun tidak sebaliknya.
Terdengar tidak adil, tapi itulah duniaku berjalan. Pasti para Penjaga di ciptakan Dengan alasan yang mulia dan baik, kalau kata Ayah, itu untuk keseimbangan.
Karena Maheswari terdapat di dimensi 10, dimensi 1 di huni oleh para lelembut lemah.
Dimensi 2, 3, 4 di huni oleh kurcaci, peri dan putri duyung. (Mereka bukan manusia)
Dimensi 5,6,7 di huni lelembut kuat, seperti pendahulu² lelembut, kerajaan lelembut.
Dimensi 8 dan 9 di huni oleh para Raksasa dan siluman
Dimensi 10 di huni oleh para Penjaga Maheswari
Dimensi 11 di huni oleh Dewi-dewi cantik.
Dimensi 12 di huni oleh iblis kuat dengan banyak pengikut.
Sepuluh tahun lamanya, aku bisa mengetahui banyak hal. Lebih dari itu, ayah mengajarkan beberapa trik dan tips menggunakan kekuatan kekuatan telekinesis.
Aku kira pengetahuanku akan semua hal itu sudah cukup, ternyata ada satu hal yang membuatku runtuh. Aku tidak percaya akan hal itu.
Hari ini, tepat aku merayakan kelulusan bersama teman-temanku. Aku pulang ke rumah, di sana sudah ada Ayah dan adik ayah bernama Om Yeksa, dia seumuran denganku.
"Aruna." Panggil ayah dari sofa, sepertinya ayah dan Om Yeksa sedang membicarakan sesuatu yang penting. Ayah merangkul pundakku, "Anak ayah sudah gadis saja, sepertinya baru kemarin Ayah mengganti popokmu."
Wajahku memerah seperti kepiting rebus, "Ayahhhhh!"
Om Yeksa dan ayah tertawa puas. Lalu tiba-tiba wajah mereka serius.
Ayah mengusap halus punggung tanganku, "Aruna, ayah ingin membicarakan sesuatu."
"Apa itu keberangkatan ke Dimensi 10 yah?" Tanyaku pada Ayah, sebab selama seminggu ini ayah terus membicarakannya , bahkan ayah sudah menyiapkan dua koperku untuk pergi.
"Benar, tapi ini ada hal lain." Wajah ayah menunduk, menunjukkan kesedihan, "Ayah minta maaf jika baru bilang denganmu nak. Tapi ayah juga tidak siap harus mengatakan ini. Mungkin om om Yeksa di sini akan menjelaskannya padamu."
Aku beralih menatap Om Yeksa, sebab umurnya yang berbeda beberapa bulan dariku, aku sangat dekat dengannya dan sering bertengkar pula. Tapi itulah hubungan, aku dan Om Yeksa seperti kakak adik.
"Aruna, kamu tau banyak tentang penjaga bukan. Tapi ada hal yang belum kamu ketahui." Om Yeksa mampu membuatku penasaran setengah mati, sejauh ini, semua tentang penjaga, aku mengetahuinya. Om Yeksa kembali berbicara dengan suara sedikit teduh, "Aruna, aku akan bertanya terlebih dahulu, apa yang terbesar di dunia ini?"
Tanpa basa basi aku langsung menjawab, "Nafsu, sudah kalian tidak usah banyak basa-basi apa yang ingin Om omongin, aku gak suka basa basi om!"
"Benar, Baiklah." Om Yeksa menghembuskan nafas kasar, "Dan penjaga memiliki Nafsu Aru, penjaga juga membutuhkan Nafsu."
"Hah!?"
"Di saat kita berumur 18 tahun, nafsu antara Mahes dan penjaga akan terikat. Tapi bukan berarti kamu melakukan hubungan itu Dengan penjagamu. Maksudnya, penjaga akan memenuhi nafsunya 50% dan 50% lagi dari pada Mahesnya." Jeda om Yeksa
"Apa yang terjadi jika tidak memenuhinya, maka Penjaga akan melemah, ketika tepat kalian berusia 18 tahun. Penjaga akan secara otomatis terikat Dengan Nafsu Mahesnya." Om Yeksa sedikit terengah-engah saat menjelaskannya.
"Tapi tenang, kamu boleh melakukan itu Dengan siapa aja, tidak ada masalah atau larangan di sana. Dan kamu tidak perlu khawatir, sebab di Dimensi 10 nanti, kesucian kamu tetap terjaga saat kembali ke dimensi manusia." Om Yeksa menatapku Dengan penuh arti.
Apa ini maksudnya dengan melakukan hubungan badan? Maka jawabanku tidak. Ini semua gila, tidak ada hal yang seperti itu.
"Aruna sayang." Panggil ayah di sebelahku.
"Kenapa ayah gak bilang?" tanyaku pada ayah dengan marah dan kesal.
"Ayah cuman belum siap untuk kasih tahu kamu. karena ini situasi yang amat berbeda." jelas ayah sambil mengelus-elus kepalaku.
"Aruna gak mau kayak gitu yah! aku dan Suar dari dunia yang berbeda. aku tidak bisa memenuhi nafsunya, aku akan menjaga kesucian ku." aku berdiri meninggalkan ruangan, sebelum menutup pintu, "Kalau syaratnya adalah memenuhi nafsunya, lebih baik dia tidak perlu menjadi penjagaku."