setelah lama aku memutuskan untuk keluar dari pesantren karena untuk membantu kakak
akhirnya di pesantren mengadakan reuni temu kangen meskipun yang hadir tidak terlalu banyak mungkin sekitar 50 orang itupun di dominasi angkatan aku yang mts sama Aliyah dulu,
setelah selesai acara di aula dan di akhiri dengan makan malam kami yang ikut reuni di perbolehkan menginap di asrama yang sudah disiapkan.
ripa: " yu tidurnya pinggir aku ya, ada yang mau aku ceritakan"
" siap,," jawab ku
setelah mengamparkan tempat tidur akhirnya aku sama ripa saling bertukar cerita selama kegiatan setelah keluar di pesantren ini,
ripa itu setelah lulus di pesantren ini dia melanjutkan nyantri nya di garut , sedangkan aku lanjut kuliah meskipun terpaksa.
" yu , ripa tuh pas di garut jauh dari perkotaan, letak pesantren nya di atas gunung tengah hutan, tapi tempat nya nyaman meskipun sangat ketat sekali dan harus pakai cadar,
santri putra dan putri terpisah meskipun tidak jauh, bahkan selama ripa mesantren, ripa gak pernah liat tuh santri putra karena pengajian nya juga di pisah, pernah ya sesekali pas ada santri putra yang bersihin kolam ikan yang di depan asrama putri nah semua santri putri harus masuk asrama nya trus di depan asrama nya di tutupi kaya gordeng yang dari kayu, meskipun ada aja tangan jail santri putri yang suka ngintip di balik gordeng itu, nah santri lain suka menyebut nya mata julaikha ,
ia seperti halnya siti Zulaikha yang tersihir oleh ketanpanan nabi Yusuf, semua itu berulah dari mata yang melihat,
bahkan ya, pas ripa daftar di pesantren sana
emang ( sebutan kiyai ) itu diam di ruang sebelah dengan gordeng yang menutupi nya sedang ripa di ruang tamu sama eteh bu nyai nya , ya sebaliknya kalo yang datang tamu laki laki yang emang yang nemenin sedang kan bu nyai diam ruang sebelah di balik gordeng mendengar kan apa yang sedang di sampaikan tamu tersebut "
"masya Allah rip, jujur aku masih setengah hati menjalankan kuliah, ingin sekali rasanya menimba ilmu agama seperti mu, ripa kau tau dunia luar sana sangat lah kejam , melihat pergaulan laki laki dan perempuan tidak ada batasan, bersentuhan tangan dengan bukan mahrom seperti hal yang mudah, berlomba lomba mempercantik penampilan, rasanya aku tak kuat untuk melihat semua itu takut menjadi dayus yang di mana dayus itu orang yang hanya diam tidak membenarkan apa yang dilakukan oleh orang lain itu salah, dan ripa tau kan dayus itu tidak akan masuk syurga bahkan mencium bau syurga nya juga tidak Alloh izin kan, rip lebih baik aku seperti mu , menjauh dari keramaian duniawi, bukan mengapa sebab terkadang tanpa aku sadari akupun ikut terjerumus kedalam lubang kesalahan, aku tak mampu menyadarkan mereka yang begitu banyak yang ada malah aku yang terbawa pergaulan mereka dan aku tidak mau, sekarang aku menyadari nya jika sedikit aku sudah terjerumus dan sebelum terjerumus lebih dalam lagi aku ingin pergi dari dunia sana, andai kamu melihat luaran sana pasti lah kamu tidak akan sanggup,
namun apalah aku, keluarga tak ada yang mengijinkan aku melanjutkan persantren katanya kalo aku nyantri lagi kedepannya mau jadi apa, padahal yang kuliah pun belum bisa menjamin sukses, tapi apalah aku yang masih serba di biayai yang hanya bisa menuruti apa yang orang tuaku inginkan..."
@curhat nya masih panjangggg loh...
tunggu aja kelanjutan nya di bab selanjutnya,🙄🤫😉
jangan bilang bilang sama yang lain ya,, karena itu curhatan aku😁🤫🙏