webnovel

Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap'

Susah ya kalo jadi pacar kakak kelas yang banyak penggemarnya. Itu lah yang tengah di rasakan oleh seorang gadis cantik bernama Lauren Mackenzie Chloe. Belum selesai ia di bully habis habisan, ia harus mendengar kabar buruk yang keluar dari mulut ayahnya. Ia harus berusaha keras untuk semuanya, ia harus meluruskan semua yang terjadi disini. "Kak aku capek sama semua penggemar kakak" "Terus lo maunya gimana?" "Kita putus aja ya kak?!"

Tasyavabicia · 若者
レビュー数が足りません
19 Chs

18. Penyelamat

"NAYRA KAN UDAH GUE BILANG JANGAN DI BALES"

Teriakan dari Bella membuat seisi kelas menoleh ke arahnya yang membuat Bella menatap mereka dengan hororr.

"APA LIAT LIAT? BUBARR" teriak Bella lagi yang membuat teman temannya menggeleng pelan dan melanjutkan aktivitas mereka.

"Sabar Bel" ujar Freya mengusap punggung Bella.

"Tau ah gue bad mood! Gara gara lo nih Nay kan udah gue bilang jangan di bales malah di bales. Gue malu tau" kesal Bella yang malah membuat Nayra terkekeh pelan.

"Lagian gue kasian liat kak Sean yang selalu merhatiin lo. Jadi gue bales aja, kak Sean ganteng juga kok daripada lo jomblo mulu" balas Nayra yang membuat Bella menatapnya sinis.

"Bener juga kata Nayra. Kalo lo jomblo sendiri berarti lo bakal jadi obat nyamuk kalo kita pergi bareng pacar hehe" timpal Lauren dengan tawa pelannya.

"Lauren" rengek Bella yang membuat Lauren semakin tertawa.

"Tapi aneh ya, kita pacaran sama kakak kelas dan mereka saling kenal. Kayak gue sama kak Elan terus Nayra sama kak Alvin sekarang Lauren sama kak Daren" ujar Freya yang diangguki oleh ketiganya.

"Oh ya pulang sekolah kita main yuk?" Ajak Bella dengan wajah sumringahnya.

"Maaf Bel gue gak bisa. Kata kak Daren tadi dia mau latihan basket jadi gue disuruh buat nungguin dia" jelas Lauren dengan nada menyesalnya.

"Iya Bel, lagian gue juga gak bisa karena harus nemenin kak Elan! Lo tau kan kak Elan suka gak fokus kalo lagi latihan, jadi gue gak bisa" timpal Freya yang membuat Bella menghela nafasnya dan mengangguk lemah.

"Gak papa gue main bareng Nayra aja deh" ujar Bella yang membuat Nayra menatapnya dengan khawatir.

"Sebenernya gue juga gak bisa" gumam Nayra yang masih dapat di dengan oleh ketiganya.

"Kenapa?" Tanya Bella lemah.

"Kak Alvin ngajakin gue pergi jadi gue gak bisa main sama lo Bel! Maaf ya" sesal Nayra menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Y-yaudah deh gak pa---" belum selesai Bella berbicara suara notif dari ponselnya membuat Bella terhenti dan melirik ke arah ponselnya yang masih berada di tangan Nayra.

Dengan segera Nayra membuka isi pesan itu. Ia tersenyum misterius dan menatap ketiga temannya sembari menaik turunkan alisnya.

"Lo masih bisa main Bel" ujar Nayra yang membuat Bella menstapnya bingung.

"Bareng siapa?" Tanya Bella yang di hiraukan oleh Nayra.

Nayra tampak sibuk dengan ponsel Bella, ia mengetikkan sesuatu pada ponsel itu dan dengan segera mengembalikannya pada Bella.

"Lo liat aja nanti" ujar Nayra dan mengajak Freya serta Lauren keluar dari kelas, sementara Bella yang bingung pun mengotak atik ponselnya.

Seketika wajahnya memerah akibat malu, ia meremas ponselnya dengan perasaan kesal dan menatap punggung Nayra yang sudah keluar dari kelas.

"NAYRAAAA"

🌹🌹🌹

"Gue duluan ya Fre, Lau" pamit Nayra dan berlari meninggalkan keduanya.

Kedua saling melemparkan pandangan sebelum berjalan beriringan menuju ke lapangan sekolah. Keduanya duduk di kursi yabg sudah di sediakan dan fokus menonton Daren dan Elan yang tampak serius dalam latihan mereka.

"Kak Elan sama kak Daren keren ya Lau" puji Freya tanpa melepaskan pandangannya dari kedua orang itu.

Mendengar hal itu Lauren mengangguk sembari tersenyum tipis menatap ke arah Daren yang tampak serius pada latihannya.

"Lau pinjem hp" ujar Freya yang membuat Lauren mengalihkan pandangannya ke arah Freya sebelum merogoh isi tasnya.

Tapi ia panik saat tak mendapati ponselnya di dalam tas, dengan segera ia berdiri yang membuat Freya menatapnya bingung dan ikut berdiri.

"Hp gue ilang Fre" panik Lauren yang membuat Freya membelalakkan matanya.

"Kok bisa sih?! Coba lo inget inget dulu" ujar Freya berusaha menenangkan Lauren.

Lauren tampak diam sembari mengingat terakhir kali ia memegang ponselnya. Ia menjentikkan jarinya dan menatap Freya dengan antusias.

"Kayaknya di kelas deh! Gue cari dulu" ujar Lauren hendak berlari sebelum Freya kembali berbicara.

"Gue temenin ya Lau" tawar Freya yang di hadiahkan gelengan oleh Lauren.

"Gue sendiri aja, kasian kak Elan kalo gak liat lo disini" balas Lauren dan langsing berlari menuju kelasnya.

Ia sedikit menunduk dan merogoh isi laci mejanya. Ia tersenyum puas saat mendapatkan ponselnya kembali.

Tapi ia kembali terkejut saat seseorang masuk dan menggebrak meja miliknya yang membuat Lauren mau tak mau membalikkan tubuhnya dan menatap orang itu dengan aneh.

"Gue ada masalah lagi sama lo?" Tanya Lauren yang dihiraukan oleh orang itu.

Dengan kasar ia menarik Lauren keluar kelas, membawanya ke belakang sekolah. Ia mendorong Lauren hingga membuat si empu terjatuh.

Lauren mengaduh kesakitan dan menatap lututnya yang lebam akibat benturan itu. Dengan perlahan ia berdiri dan menatap ketiga orang itu.

"Lo kenapa sih?!" Kesal Lauren menatap tajam ke arah ketiganya.

"Gue udah pernah bilang kan jauhin Daren! Dia gak cocok sama lo, dia cocokan sama gue" ujar Angel dengan nada kesalnya.

"Lo takut kesaing sama gue?" Tanya Lauren dengan senyum tipisnya yang malah membuat Angel naik pitam.

"Jaga ya mulut lo! Saingan sama lo itu kayak gue saingan sama semut. Gue ingek langsung mati" ujar Angel dengan wajah kesalnya yang malah membuat Lauren menahan tawanya.

"Heh ngapain lo ketawa?! Gak ada yang lucu" gertak Ana yang berada di samping kiri Angel.

Seketika Lauren menormalkan wajahnya lagi, "Siapa yang ketawa! Halu deh"

"Berani banget lo sama kita! Nyari mati lo?!" Bentak Bintang yang di hadiahkan gedikan bahu oleh Lauren.

Lauren hendak meninggalkan ketiganya sebelum Angel mencekal tangannya dan memdorongnya hingga tubuhnya terbentur pohon yang ada di belakang sekolah.

Lauren meringis pelan dan menatap lengannya yang lebam akibat benturan itu. Ia kembali menyeimbangkan tubuhnya dan menatap Angel dengan menahan rasa sakitnya.

"Apa lagi sih?! Kalo lo mau kak Daren lo usaha sendiri jangan bisanya ngelabrak adek kelas aja" kesal Lauren yang membuat Angel menggertakkan giginya.

Ia mendekat pada Lauren dan mencengkram lengan Lauren dengan kuat hingga membuat lengan Lauren lecet karena tergores oleh cincin yang digunakan oleh Angel.

Angel mendekatkan wajahnya pada Lauren dan menatap sinis Lauren.

"Lo fikir lo bisa seenaknya disini?! Lo gak tau gue kan, gue peringatin untuk terakhir kalinya jauhin Daren kalo lo gak mau menderita di sekolah ini" ancam Angel dengan suara yang ia tekan.

Sementara Lauren masih sibuk dengan cengkraman Angel yang sangat kuat di lengannya.

Tapi disaat ia sedang sibuk melepas cengkraman itu, sebuah tangan melepas paksa cengkraman Angel dari lengan Lauren yang membuat keempatnya terkejut.

"Gak usah kasar sama adek kelas kalo image lo gak mau turun di sekolah ini" ujar cowok itu dengan wajah datarnya.

Angel menatapnya dengan sinis, "Gak usah ikut campur urusan gue"

"Gue gak suka sama cara lo perlakuin adek kelas. Mending pergi sebelum yang lain liat lo" ujar cowok itu lagi yang membuat Angel mendengus dan mengisyaratkan kedua temannya untuk pergi bersamanya.

Sedangkan Lauren hanya diam menatap Angel dan keduanya pergi. Ia meringis pelan saat cowok itu menyentuh lengannya, ia menepis pelan tangan cowok itu dari lengannya.

"Santai gue gak makan orang" kekeh cowok itu yang membuat Lauren terdiam sesaat sebelum tersenyum canggung.

"Makasih kak" gumam Lauren yang diangguki oleh cowok itu.

Lauren hendak pergi meninggalkan cowok itu sebelum si empu berbicara yang membuat Lauren menghentikan langkahnya.

"Gue Sam anak kelas dua belas IPA tiga" ujar cowok bernama Sam itu yang membuat Lauren membeku.

Ia teringat akan ucapan Daren saat itu yang memberitahunya bahwa yang kena sasarannya malah Sam dan bukan Daren. Ia menggigit bibir bawahnya dengan perasaan campur aduk.

"Ehm--- nama lo siapa?" Tanya Sam yang sudah berdiri di samping Lauren.

Sedangkan Lauren tersentak kaget dan menatap Sam dengan mata terbelalak, ia sedikit memundurkan langkahnya dengan nafas yang tak teratur.

"Lo gak papa kan?" Tanya Sam lagi yang dihadiahkan gelengan oleh Lauren.

"Nama lo siapa?" Tanya Sam dengan senyumnya.

Sedangkan Lauren menghindari pandangan matanya dari Sam dengan perasaan yang tidak tenang.

Kabur. Ya yang ada di pikirannya hanyalah kabur dari cowok berperawakan tinggi itu. Dengan perlahan ia berjalan ke arah samping dengan senyum paksanya.

"Nama aku Lauren! Makasih udah nolongin" ujar Lauren dengan sangat cepat dan berlari dengan kencang yang membuat Sam mengangkat alisnya sebelah.

Tapi sedetik kemudian ia tersenyum geli dan menatap punggung Lauren yang sudah menjauh.

"Manis"