webnovel

Stay: 'Berjanjilah Untuk Selalu Menetap'

Susah ya kalo jadi pacar kakak kelas yang banyak penggemarnya. Itu lah yang tengah di rasakan oleh seorang gadis cantik bernama Lauren Mackenzie Chloe. Belum selesai ia di bully habis habisan, ia harus mendengar kabar buruk yang keluar dari mulut ayahnya. Ia harus berusaha keras untuk semuanya, ia harus meluruskan semua yang terjadi disini. "Kak aku capek sama semua penggemar kakak" "Terus lo maunya gimana?" "Kita putus aja ya kak?!"

Tasyavabicia · 若者
レビュー数が足りません
19 Chs

12. Menghilang

"Kamu enggak berangkat bareng Daren?" Tanya Allan saat mendengar Lauren yang memintanya untuk mengantarnya ke sekolah.

"Enggak tau kak. Kak Daren enggak chat ataupun telfon" ujar Lauren sembari menggedikkan bahunya.

"Yaudah kakak anter aja" uhar Allan sembari menaiki motornya.

Dengan segera Lauren menaiki motor Allan dan memakai helmnya. Keduanya tampak diam selama perjalanan hingga Allan menghentikan motornya di depan gerbang sekolah Lauren.

"Belajar yang bener. Jangan pacaran mulu" goda sang kakak yang membuat Lauren mendelik kesal.

"Apaansih! Udah lah Lauren kedalem dulu ya kak" pamit Lauren berlari kecil memasuki area sekolah.

Ia hanya meluruskan pandangannya saar siswa siswi menatapnya sinis. Hingga Sarah menghampiri Lauren dan dengan sengaja menyenggol pundak Lauren.

"Woh pawangnya kemana nih?" Ujar Sarah dengan tawanya.

"Udah berpaling dong. Lauren kan bukan tipe ideal kak Daren" balas Sela yang membuat siswa siswi tertawa puas.

"Heh udah enggak ada kak Daren tuh. Jadi enggak usah sok suci pake diem diem segala" sindir Sarah yang membuat Lauren mengepalkan tangannya.

Tapi Lauren hanya menghela nafasnya pelan dan berlalu meninggalkan Sarah dan Sela. Merasa terabaikan dengan sengaja Sarah mendorong Lauren hingga Lauren hampir tersungkur sebelum seseorang menahan tubuh Lauren.

"Enggak puas lo bully Lauren?!" Tanya cowok itu dengan nada santai.

Mendengar penuturan dari cowok itu membuat Sarah terdiam. Ia sangat takut dengan tatapan datar cowok yang berada di depannya.

"M-maaf kak Leo. A-aku bercanda doang kok" ujar Sarah yang membuat Leo mendengus kesal.

Leo membantu Lauren berdiri dan menariknya ke arah belakang, menyerahkan Lauren pada kelima temannya.

"Bercanda lo kampungan Sar" ledek Sean dengan tawa pelannya.

"M-maaf kak"

"Ngapain lo minta maaf sama kita? Minta maaf sama ratunya Daren noh" celetuk Saga yang membuat Sarah menatap Saga bingung.

"Ratunya kak Daren? Siapa?" Tanya Sarah.

Mendengar hal itu Saga sedikit melirik ke arah Lauren yang masih membersihkan lututnya yang sedikit kotor.

"Lauren Mackenzie Chloe" jawab Saga yang membuat Sarah membolakan kedua matanya.

Sama halnya dengan Sarah, Lauren yang merasa terpanggil pun membolakan keduanya matanya tak percaya dengan ucapan Saga barusan.

"Sama Lauren? Enggak ah kak" tolak Sarah sembari menatap Lauren tajam.

"Terserah lo sih. Tapi jangan salahin kita kalo Daren tau dan bikin lo enggak betah sekolah disini" peringat Leo sembari menggedikkan bahunya.

Mendengar penuturan dari Leo membuat Sarah dan Sela terdiam. Mereka saling menatap satu sama lain sebelum mereka kembali menatap Lauren.

"Lau maaf" ujar Sarah singkat dan langsung berlari meninggalkan Lauren dan keenam.cowok itu.

Mendengar hal itu Alex mendengus kesal dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

"Minta maaf macam apa itu anjir?!" Tanya Alex dengan gelengan pelannya.

"Enggak ikhlas itu mah" desis Alvin yang di hadiahkan anggukan oleh mereka.

"Enggak usah di maafin Lau! Gak ada manis manisnya jadi cewek" tambah Elan yang membuat Lauren mendongak menatap Elan.

"Lo gak papa Lau?" Tanya Sean.

"Enggak papa kak. Makasih" balas Lauren tersenyum singkat.

Ia menyapu pandangannya mencari keberadaan Daren. Alex yang peka pun terkekeh pelan dan menjentikkan jarinya di depan wajah Lauren.

"Nyari Daren?" Tanya Alex yang membuat Lauren terdiam dan menggeleng pelan.

"Gengsian nih Lauren! Tinggal iyain aja" goda Alvin.

"Mending ngobrolnya sambil jalan deh. Enggak enak diem disini mulu" ujar Elan yang diangguki oleh mereka.

"Kak" panggil Lauren sembari berjalan di tengah tengah keenamnya.

"Kenapa Lau?" Tanya keenamnya yang membuat Lauren mengulum senyumnya.

"Ehm kakak liat kak Daren gak?" Tanya Lauren dengan suara kecil yang masih dapat di dengar oleh keenamnya.

"Belom ngabarin sih dia" ujar Leo.

"Vin coba telfon tuh bocah songong" ujar Sean yang diangguki oleh Alvin.

Dengan cepat Alvin merogoh ponselnya dan mengetikkan nama Daren. Ia mendekatkan ponselnya ke arah telinganya.

Alvin mendengus kesal saat Daren sama sekali tak menjawab telfon darinya. Ia sudah melakukannya berkali kali, tapi nihil hasilnya tetap sama. Daren sama sekali tak menjawab panggilan darinya.

"Gimana Vin?" Tanya Saga.

Alvin menggeleng pelan, "Enggak di jawab sama dia"

"Loh kalian ngapain rame rame disini?" Tanya Freya saat melihat keenam teman Daren dan Lauren yang berada di tengah keenamnya.

"Loh sama Lauren juga?" Tanya Nayra.

"Iya tadi abis di bully sama Sarah" ujar Elan yang membuat Alex menginjak kakinya dengan kesal.

Sedangkan Elan yang kakinya diinjak pun mengaduh sembari memegangi kakinya yang di injak oleh Alex.

"Apaansih? Sakit Alexa" kesal Elan yang membuat Alec mendelik.

"Alex burung bukan Alexa" bully Alex.

"Nama gue Elan ya bukan burung. Beda jauh anjir" balas Elan dengan sengit.

"Kak Elan" tegur Freya yang membuat Elan menatap Freya dengan cengengesan.

"Oh iya kak Daren mana? Kok enggak keliatan dari tadi?" Tanya Bella membuka suaranya.

"Oh iya baru inget" ujar Nayra.

"Kita aja enggak tau Daren dimana. Enggak biasanya dia hilang dan enggak ngasih kabar ke kita kita" jelas Leo yang membuat keempatnya mengangguk.

Lauren membuka tasnya dan mengambil permen lolipop itu dari tasnya. Dengan gerakan perlahan ia membuka bungkus permen itu dan memakan permen itu dengan pelan.

"Permen dari kak Daren kemaren?" Tanya Bella yang diangguki oleh Lauren.

"Yaudah deh gue mau ke kelas dulu" pamit Lauren dan menatap keenam teman Daren.

"Aku ke kelas dulu ya kak. Makasih udah belain aku tadi" ujar Lauren dengan senyum tipisnya.

"Santai Lau" balas Alvin dengan kekehannya.

Lauren tersenyum kecil dan masuk ke dalam kelasnya. Ia membanting tas punggungnya dan mendudukkan tubuhnya di kursi miliknya.

Lauren menatap permen lolipop yang sudah ia makan setengah.

"Kak Daren kemana ya? Enggak biasanya ngilang" gumam Lauren menghela nafasnya pelan.

Tapi ia terkejut karena seseorang duduk di sampingnya. Lauren menoleh ke samping dan mendapati Nayra yang duduk di sampingnya, sedangkan Bella dan Freya duduk di depan mereka.

"Jangan galau Lau" ujar Nayra.

"Siapa yang galau sih" kesal Lauren yang mendapatkan kekehan dari Nayra.

"Liat tuh Sarah kayak enggak ada dosa" gumam Bella dengan wajah datarnya.

"Udah lah biarin aja" ujar Lauren.

"Lau, kak Daren ngilang pasti ada alasannya kok" ujar Freya sembari tersenyum pada Lauren.

"Gue enggak mikirin dia kali Frey" elak Lauren yang membuat ketiganya tertawa.

"Lo bisa ngomong gitu, tapi mata lo enggak bisa bohong" kekeh Nayra yang membuat Lauren terdiam.

"Lau jangan berfikiran buruk dulu tentang Kak Daren" ujar Bella dengan tatapan serius.

"Gue udah berfikiran positif kok" balas Lauren dengan senyum kecilnya.

"Jangan diem juga kalo banyak yang bully lo karena pacaran sama kak Daren. Banyak yang suka sama kak Daren" ujar Freya mengingatkan Lauren.

"Iya. Gue kan punya kalian yang selalu lindungin gue"

Mendengar hal itu sontak ketiganya memeluk Lauren dengan senyum lebar mereka. Sedangkan Lauren hanya tersenyum tipis dan membalas pelukan ketiga sahabatnya.

"Lo dimana sih kak?"