webnovel

SPHINXI RUSALKA

Apa yang kalian pikirkan tentang psikopat? pembunuh yang kejam, berwajah dingin dan datar. kebanyakan mungkin akan berfikir seperti itu. tapi bagaimana mana jika psikopat yang satu ini memiliki wajah yang cantik dan sifat bobrok nya. gadis yang terkenal dengan kecerdasan juga tingkah absurd yang membuat guru naik darah. gadis psikopat yang saat membunuh pun masih mengeluarkan tingkah absurd nya. mungkin dia gila? ya mungkin saja. gadis ini adalah psikopat yang kejam dan tidak akan membiarkan korban nya mati begitu saja. entah bagaimana dia menyembunyikan semua kehidupan nya pada teman dan juga sahabat nya. kalo penasaran baca terus ya

Mayang_268 · ファンタジー
レビュー数が足りません
13 Chs

SR|Arti Simbol.

Hari ini hari minggu dan sekarang Sphinxi sedang bersiap untuk pergi ke  markas yang Eska maksud untuk membahas tentang pembunuh orang tua nya.

Pakaian yang Sphinxi gunakan terlihat simple tapi menambah kecantikan dan aura yang ada pada diri nya.

Saat sedang memakai sepatu ponsel Sphinxi berdering dan menunjukkan Nama Gemi.

"Hallo, kenapa Gem?" Tanya Sphinxi.

"Halo kak, kakak di mana,gue sama bang Eska udah nungguin nih" Ucap Gemi dari seberang sana.

"Ini gue udah mau berangkat, dua puluh menit lagi gue nyampe. Bilang ya sama Eska" Ucap Sphinxi.

"Yaudah hati-hati ya kak" Ucap Gemi.

"Iya adek gue yang paling bawel, yaudah gue tutup ya" Ucap Sphinxi terkekeh.

Setelah selesai Sphinxi langsung menuju ke markas, untung saja jalanan hari ini tidak terlalu padat, jadi Sphinxi bisa sampai lebih cepat ke markas.

"Huh, untung aja gue cepet nyampe sini, kalo enggak pasti si Eska ngomel" Gumam Sphinxi, setelah memarkirkan mobil nya di halaman markas.

Markas mereka ini adalah sebuah rumah. Yang mereka pakai untuk diskusi ataupun menyiksa korban mereka diruang bawah tanah yang ada di rumah ini.

Sphinxi langsung masuk ke dalam markas dan langsung ditatap tajam oleh Eska.

"Hehe, damai bro. Jangan gitu dong minta banget tu mata gue congkel" Ucap Sphinxi.

"Kebiasaan banget sih lo, kalo disuruh ngumpul lama banget" Ucap Eska ketus.

"Udah lah bang, sini kak" Ucap Gemi.

Sphinxi pun berjalan dan duduk di dekat Gemi.

"Nah gini dong, jangan marah-marah mulu ntar cepet tua lo" Ucap Sphinxi.

"Udah lah diem lo, sekarang kita bahas arti dari tatto mahkota itu" Ucap  Eska.

"Emang nya lo udah tau arti dari tatto itu" Tanya Sphinxi.

"Kemarin gue sama Gemi udah cari tau siapa pemilik tatto itu, dan yang pun-" Ucap Eska terpotong oleh Sphinxi.

"Siapa anjirr" Ucap Sphinxi.

"Jangan motong omongan gue Maimunah" Ucap Eska.

"Hehe,yaudah lanjutin" Ucap Sphinxi.

"Ckk, yang punya tatto itu adalah anak buah dari musuh orang tua lo namanya pak Reza " Ucap Sphinxi.

"Owh ternyata dia pelaku nya, tapi apa motif dari pembunuhan itu" Tanya Sphinxi.

"Nah itu dia kak, gue belum tau. Data-data tentang pak Reza itu di sembunyikan dan di jaga ketat, gue juga gak tau alasan nya apa" Ucap Gemi.

"Tapi lo berdua tau gak, anak buah yang mana yang ngebunuh orang tua gue" Ucap Sphinxi.

"Gue tau, empat orang itu adalah ketua dan anak buah yang lain" Jelas Eska.

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang" Ucap Sphinxi.

"Kakak tenang aja, gue sama bang Eska bakalan cari tau lebih dalam lagi dan kalau udah waktu nya kakak bakalan puas bermain dengan mereka" Ucap Gemi.

"Makasih banget. Gue gak tau lagi, kalo gak ada kalian mungkin gue gak akan pernah tau siapa pembunuh itu" Ucap Sphinxi tulus.

"Sama-sama lo juga udah gue anggap adek gue sendiri dan apapun itu pasti bakalan gue bantu" Ucap Sphinxi.

"Betul tuh kak, kita ini keluarga " Ucap Gemi.

"Gemesin banget sih adek gue yang satu ini" Ucap Sphinxi sambil memeluk Gemi.

"Gemi doang yang di peluk gue enggak" Ucap Eska pura-pura ngambek.

"Uluh-uluh abang gue yang satu ini ngambek, sini gue peluk" Ucap Sphinxi berdiri dan memeluk Eska.

"Gue sayang banget sama lo Sphinxi, gue pasti bakalan ngelindungi lo" Ucap Eska membalas pelukan Sphinxi. Setelah itu Sphinxi melepaskan pelukan nya dan tersenyum kepada Eska dan Gemi.

"Makasih ya, udah mau ngelindungin gue, udah mau jaga rahasia tentang siapa gue ke Sahabat-sahabat gue"ucap Sphinxi.

" Sama-sama yaudah mending lo balik ke rumah istirahat dulu nanti malam temenin gue, soalnya Gemi gak bisa"ucap Eska.

"Oke, nanti malam lo dateng aja kerumah" Ucap Sphinxi, dan beranjak untuk pulang.

Di perjalanan Sphinxi terus berfikir kapan ia akan membalas kan dendam atas pembunuh orang tua nya, dan berfikir sampai kapan ia harus merahasiakan siapa diri nya kepada sahabat nya. Sphinxi tidak mau kehilangan sahabat nya.

"Cepat atau lambat pasti kalian akan tau siapa gue, dan gue harap kalo kalian mau ninggalin gue, di saat itu juga gue udah siap kalian benci" Ucap Sphinxi, lalu menambah kecepatan mobil nya.

Skip....

Seperti yang di ucapkan Eska tadi yang akan menjemput Sphinxi. Dan disini lah Eska, diruang tamu rumah Sphinxi, apa lagi yang dilakukan nya jika tidak menunggu Sphinxi bersiap.

Setelah menunggu lima belas menit, akhirnya Sphinxi turun menggunakan hoodie berwarna hitam dengan celana jeans dan juga topi.

"Kuy lah berangkat" Ucap Sphinxi.

Eska mendengus kesal karna sedari tadi ia menunggu lama tapi Sphinxi tidak merasa bersalah. Entah lah ia sudah tau sifat Sphinxi yang selalu ngaret.

"Untung sayang kalo enggak gue putusin juga tu kaki lo" Gumam Eska.

"Woi ayo, gimana sih ngaret banget" Ucap Sphinxi di depan pintu.

"Sabar bangsul" Ucap Eska lalu menyusul Sphinxi.

Skip...

Di dalam mobil Sphinxi terus saja mengoceh dan tidak di dengarkan oleh Eska.

"Woi lo bolot amat sih" Ucap Sphinxi kesal.

"Apaan sih" Ucap Eska.

"Gue tuh nanya kita mau kemana" Ucap Sphinxi.

"Ke markas, ada orang yang harus gue habisin" Ucap Eska santai.

"Anjir siapa, kok lo gak bilang sih" Ucap Sphinxi.

"Gue gak mau bilang karna gue gak mau main, sedangkan lo selalu suka bermain-main  dulu" Ucap Eska.

"Itu kan seru gimana sih" Ucap Sphinxi sambil mengerucutkan bibir nya, saat seperti ini lah Sphinxi terlihat imut.

"Gausah gitu ntar gue khilaf, lagian gue juga mau istirahat habis ini, gue belum istirahat seharian karna nyari data tentang pemilik tatto mahkota itu" Ucap Eska.

"Makasih Eska, makin sayang gue sama lo, eh tapi lo tau gak kenapa mereka semua pakai tatto mahkota itu" Ucap Sphinxi sambil memeluk lengan Eska.

"Itu sebagai tanda pengenal doang" Ucap Eska yang dibalas oh dan anggukan oleh Sphinxi.

"Turun kita udah sampai" Ucap Eska.

"Eh udah sampai ya, gak nyadar gue" Ucap Sphinxi.

"Makanya jangan ngomel mulu lo di jalan" Ucap Eska sambil menarik rambut Sphinxi.

"Sakit setan" Ucap Sphinxi.

Eska yang mendengar pun tertawa dan berlari masuk ke dalam markas.

"Jangan lari lo bangke" Ucap Sphinxi menyusul Eska.

Sampai di dalam markas Eska dan Sphinxi masih tetap saling mengejar.

"ESKA SINI LO SETAN, TAU GINI MENDING GUE SAMA GEMI AJA" teriak Sphinxi.

Eska tetap berlari dan tidak mendengarkan teriakkan Sphinxi.

"Lemah lo, gini aja gak bisa nangkep" Ucap Eska.

"Eh, babon Afrika, lo pikir gak capek apa" Ucap Sphinxi sambil mengatur nafas.

"Yaudah kuy lah ke bawah, gue juga tambah capek gara-gara lo" Ucap Eska.

Sphinxi melotot mendengar perkataan Eska, apa ia tidak sadar diri. Karna kesal Sphinxi menyentil telinga Eska.

"Ngomong lo" Ucap Sphinxi garang.

"Ehehe, iya enggak kok, Sphinxi yang cantik, baik hati tidak sombong pend- eh enggak maksud nya kayak bidadari" Ucap Eska.

"Bodoamat kuping gue gak liat" Ucap Sphinxi, lalu ia pergi ke ruang bawa tanah meninggalkan Eska.

Eska geleng-geleng kepala sambil bergumam"tu cewek kalo ngamuk damage nya gak ngotak"

Lalu Eska menyusul Sphinxi yang sudah di ruang bawah tanah.