Hallo semuanya bagaimana kabar kalian, baik-baik saja bukan?? Penulis harap kalian semua baik-baik saja dan khusus buat para pembaca yang sedang tidak berada dalam kondisi sehat (Sakit), bisa cepat-cepat sembuh!!!
By the way guys, sebelum memasuki cerita penulis hanya ingin memberitahukan kalau time-line pada chapter kali ini terhubung dengan 'Side Story : Siasandra' dan 'Days 01'.
.
.
.
Di suatu area lebih tepatnya pada sisi barat sebuah pulau jiwa tertentu, kita dapat melihat siluet dari sebuah bangunan berukuran 12×15 meter serta tinggi sekitar 5 meter.
Bangunan tersebut tak lain merupakan 'Gubuk Sederhana' karya dari Leo beserta Gui, meskipun sebenarnya bangunan tersebut justru melebih standard dari sebuah gubuk sederhana sih??
Bangunan tersebut terlihat cukup nyentrik mengingat daerah sekitarnya merupakan rimbunan pepohonan berusia berpuluh-puluh tahun sih, tak lupa pada salah satu cabang pepohonan tersebut kita dapat melihat siluet seorang gadis.
Tak lain merupakan Siasandra (Sang hantu air) yang tengah menjalankan tugasnya yakni jaga malam, mungkin sedikit kejam membiarkan seorang gadis melakukan tugas jaga malam tapi sekali lagi hal tersebut hanya berlaku andaikan sang gadis merupakan manusia biasa okay???
Mari kita tinggalkan sisi Siasandra dan mulai masuk ke dalam gubuk sederhana tersebut.
.
.
Situasi di dalam gubuk tersebut tidak terlalu terlihat jelas mengingat mentari belum bersinar dan juga waktu masih menunjukkan pukul (5.00 AM), interior gubuk tersebut tidak memiliki banyak hal menarik hanya ada beberapa kursi kayu sederhana serta sebuah meja kayu berukuran 2×3 pada salah satu sudut gubuk itu.
Jangan lupa kalau pada sisi kanan interior gubuk tersebut, kita dapat melihat sebuah lubang pada dinding gubuk yang tak lain merupakan pintu berbentuk lingkaran.
Meskipun terlihat aneh tapi entah kenapa penempatan pintu berbentuk lingkaran tersebut justru membawa rasa nostalgia serta tradisional teruntuk para penghuni (Terutamanya Zing'er), ruangan tersebut tak lain merupakan tempat bagi para penghuni untuk beristirahat (Dengan kata lain merupakan kamar tidur bersama).
Jangan terlalu khawatir dengan fakta tersebut karena pada dasarnya tempat tidur para lelaki serta wanita justru terbatasi langsung oleh sebuah dinding anyaman tepat pada tengah-tengah ruangan itu, menyebabkan para lelaki menempati sisi kiri ruangan dan para wanita menempati sisi sebaliknya.
Awalnya keadaan dalam ruangan tersebut cukup hening mengingat para penghuninya tengah tertidur lelap, sampai ketika sebuah alunan melodi terdengar dari sisi kiri ruangan.
Perlahan-lahan alunan melodi tersebut mulai berubah menjadi alunan lirik lagu, yang pada dasarnya bersumber dari smart-watch kepunyaan sang pemilik pulau.
.
.
[Hey manis...
Coba kau catat, kereta-ku tiba pukul empat sore.
Tak usah kau tanya, aku ceritakan nanti.
Hey manis....
Kemana saja, tak ada berita?? Sedikit cerita.
Tak ku-baca lagi, pesan di-ujung malam]
.
.
Tidak sampai 1 menitan alunan lagu tersebut mengeluarkan suaranya, Leo sang pemilik smart-watch yang tengah berbunyi itu-pun langsung terbangun dan mematikan alarm miliknya...
Sedikit berbeda dengan orang-orang awam yang biasanya akan merenung di kasur mereka mencoba untuk mengumpulkan puing-puing jiwa mereka (Melamun), Leo justru langsung beranjak dari ranjangnya (Kantung tidur) tersebut.
'Syukurlah orang-orang ini seperti kerbau, jika tidak siapa yang akan tahu akan serepotkan apa nantinya' Batin Leo sembari melangkahkan kaki-kaki miliknya dari ruangan tersebut, "Baiklah waktunya untuk gantian dengan Kak Sia, aku sedikit merasa bersalah karena sudah memberikan tugas seperti itu kepadanya" Gumam pelan Leo yang kini telah berada di area teras gubuk tersebut.
.
.
Sepasang netra berwarna cokelat keturunan dari sang ayah itu-pun bergeliat cukup liar mencoba mencari keberadaan sosok makhluk yang sedang menjalankan sebuah tugas dari dirinya selama semalaman penuh, "Ketemu" Leo bergumam pelan tak lupa ekspresi senang juga bersemi pada wajah pemuda itu.
"Selamat pagi kak Sia" Sapa Leo sembari mendekati sebuah pohon yang berukuran cukup besar dibandingkan pepohonan lainnya, "Ngomong-ngomong terima kasih banyak ya kak atas bantuannya untuk menjaga tempat ini semalaman penuh" Ucap Leo dengan nada yang tulus.
"Pagi juga Leo, tidak masalah.. Ini bukanlah hal yang merepotkan sama sekali buatku" Balas Sia sembari menunjukkan sebuah senyuman manis kepada pemilik pulau muda tersebut, yang dimana hal ini berhasil menimbulkan respon berupa rona merah pada wajah Leo.
"E-eh, sy-syukurlah kalau begitu" Dengan semburat rona merah pada kedua wajahnya tersebut, Leo hanya bisa memalingkan pandangannya dari Sia sembari mencoba menstabilkan gejolak kecil yang muncul pada dirinya sendiri...
Sia terlihat mengeriyit kebingungan mendapati respon yang agak aneh dari remaja lelaki tersebut, "Baiklah kalau begitu, Leo gantian ya.. Tubuh fisik ini membuatku harus beristirahat" Ucap Sia sembari mengubah tubuh fisik tersebut menjadi genangan air, mengingat Sia merupakan jelmaan dari hantu air jadi kemampuan ini bisa dikatakan sebagai skill khusus dari ras hantu air tersebut.
"Wokeyyy, silahkan saja!!! Istirahat dengan nyaman yaaa" Timpal Leo sembari menatapi pinggang ramping dari sosok hantu air tersebut, 'Ughh pinggangnya begitu ramping, aku hanya berharap pinggang ramping tersebut tidak akan patah menahan beban itu??' Batin Leo yang entah kenapa pada pagi begini terlihat jauh dari kata 'Normal'???
"Baiklah kalau begitu, sebaiknya aku mencari beberapa kayu bakar lalu merebus air..." Ujar Leo yang kembali melangkahkan kedua kaki putihnya tersebut ke arah pepohonan yang rimbun, "Menu sarapan kali ini adalah mie rebus dengan irisan ikan bakar sisa semalam"Gumam Leo dengan ekspresi semangat serta antisipasi??
Tampaknya Main Character kita sangat menyukai hal-hal berbau 'Makanan cepat saji' atau justru hanya hal 'Mie Instan' saja?? Well entahlah, tidak ada yang tahu pasti untuk sekarang bukan???
.
.
.
.
TBC