webnovel

Some Letter Before Dead

Hai! Salam kenal :) Panggil saja aku C . Aku tidak bisa memberitahumu nama asliku. Maafkan Aku. Ya, karena dalam setiap surat yang akan kuberikan nanti. Aku akan membahas hal-hal yang cukup pribadi tentangku dan tentu saja aku sangat menjaga harga diriku karna aku akan membicarakan semua hal tentangku yang tidak boleh diketahui oleh orang lain. Untuk itu mohon mengerti mengapa aku merahasiakan identitasku. Mungkin kau bertanya-tanya, "Mengapa kau mempercayakan hal pribadimu padaku?". Ya, karna aku tidak mempercayai siapapun di dunia ini dan bodohnya aku percaya padamu. Haha, maafkan aku. Aku hanya berharap ada yang dapat mengerti tentangku, yang setia mendengarkan keluh kesahku, selalu ada untukku disaat senang dan sedih, dan bisa menjadi tempat kepercayaanku. --- Semenjak kejadian malam itu. Banyak hal yang terjadi dan membuat hidup C menjadi kacau. Terlebih ia harus mencoba mengerti dan dipaksa oleh proses hidup untuk menerima realita yang ia alami bahwa sebagian hidupnya hanyalah hayalan. Untuk itu mengapa C menulis semua ini. *Cerita ini terinspirasi dari orang yang saya kenal memiliki skinzofrenia. Semua cerita hanya fiksi tidak ada yang nyata saya hanya mengambil bagaimana sudut pandang skinzofrenia dengan informasi yang saya cari. Semoga cerita ini benar-benar bisa menjelaskan bagaimana sudut pandang orang dengan skinzofrenia walau lebih mengarah kepada cerita fiksi

brightp0tat0 · 若者
レビュー数が足りません
14 Chs

Before Hell : Kesialan Tanggal 15

15 Juni 2016

   Semenjak kejadian Cinthia seolah melihat sesuatu yang mengancam dan dikejar sesuatu. Untuk dua hari berikutnya kami tidak lagi melakukan rutinitas seperti biasanya.

   Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, aku khawatir. Aku sudah mencoba memberikan pesan melalui social media tapi ia tidak aktif semenjak hari itu. Oke, ini sangat menganggu untukku.

   Dilain hal, ada juga yang lebih menganggu. Tepatnya hari ini.

   Hari ini merupakan hari dimana keluargaku melakukan rukun keluarga – entah apakah mereka benar – benar menganggapku sebagai anggota keluarga - . Jadi keluarga besar Tionghoa ini akan bertemu untuk melakukan hal-hal yang menurut mereka penting tapi tidak untukku. Hal ini wajib dilakukan setiap tanggal 15 tiap bulan. Demi membangun kedekatan dan keakraban antara satu dengan yang lain padahal itu hanyalah omong kosong karna mereka tidak ingin dekat denganku.

   Aku tidak mau, tapi harus mau karna dipaksa oleh Kakek dan Nenekku begitu juga yang lain. Bila tidak aku harus dipukul habis-habisan bahkan pintu kamarku bisa rusak oleh mereka yang menghalalkan segala cara untuk menerobos masuk.

  Jadi tanggal 15 merupakan hari yang amat buruk untukku. Aku harus pasrah dibully, dicaci maki, dan berbagai hal lainnya karna aku merupakan anak haram. Keluarga kandungku bukannya membela tapi mereka malah menontonku yang tengah dibully dan dijadikan kambing hitam. Valentine seolah-olah menikmati setiap adegan penyiksaanku.

   Aku benci akan hal ini. Aku hanya bisa pasrah dan tidak melakukan perlawanan sebab jika aku melakukan hal itu aku akan mendapatkan akibat yang lebih buruk lagi.

   Om Andrew atau tepatnya Ayahnya Valentine –aku tidak bisa memanggilnya ayah karna mereka tidak menginginkan itu dan malah membully, terlepas ibuku tetap memintaku memanggilnya ayah aku tetap tidak mau- terlihat peduli kala itu. Ia selalu datang menenangkanku ketika aku dibully. Om Andrew memang tidak tinggal serumah dengan kami karena ia punya rumah tangga sendiri. Tapi ia tetap datang setiap tanggal 15.

   Ngomong-ngomong inilah mengapa aku lebih menyukai seorang diri. Aku tidak suka orang-orang. Aku tidak ingin mempunyai banyak teman atau apapun. Aku lebih senang sendiri karna aku takut mengenai rasa sakit.

   Sudah banyak aku menerima rasa sakit, karna tidak bisa ditangani setidaknya wajar bukan? Bila aku meminimalisir rasa sakit. Aku benci orang-orang untuk itu mengapa aku menjadi selektif pilih teman agar tidak dikecewakan.

   Setelah selesai dari rukun yang amat tidak penting untukku. Dengan tidak sabarnya aku kembali mengunci diri didalam kamar. Tempat itu merupakan rumah untukku.

   Seperti biasa, aku berdiam diri, menangis, bahkan mungkin akan mentato tanganku dengan beberapa goresan bila aku tidak kuat, lalu tidur. Sembari berdiam diri biasanya aku dihantui berbagai hal yang memenuhi otakku untuk berpikir.

   Diantara orang-orang dikeluarga ini rasanya ibuku lebih baik diantara mereka. Walaupun rasanya ibuku ada persamaannya juga dengan mereka. Ia tidak menolongku sepenuhnya ketika aku menerima rasa sakit dari keluarga baik secara perasaan maupun fisik. Sejak kecil ia begitu.

   Aku tidak bisa menaruh kepercayaan lebih walaupun ia begitu lemah lembut dan sering memintaku terbuka bila ada masalah. Nyatanya ia hanya bisa membantu dalam kata-kata tidak dalam perbuatan. Mungkin hubungan yang tepat antara aku dan dia hanyalah sebatas uang jajan perbulan untukku bersekolah.

   Ia hanya menyenangi diriku mungkin dalam bentuk uang, benda, dan berbagai hal berbentuk fisik lainnya. Ya hubungan kami mungkin hanya sebatas itu. Sudah lama aku tidak mendengar kabarnya walaupun begitu aku tetap bersyukur dan masih merasa butuh atas perhatiannya.

   Interaksi terakhirku dengannya sepertinya tiga hari yang lalu. Ia hanya memastikan apakah aku meminum vitamin yang selalu dia berikan atau tidak. Ya memang aku mempunyai penyakit kekurangan darah kata ibuku untuk itu mengapa aku harus rajin meminum vitamin.

   Sudahlah, aku lelah.

Sahabatmu?

C