Victoria pandangi Guildmaster Bayu di pantulan cermin yang tidak juga memperlihatkan sedikit emosi di wajahnya. Victoria merasa kalau ini pertama kalinya ia dilihat seperti seseorang yang biasa oleh orang lain. Bahkan Krata saja, masih memperlihatkan sopan santun. Tapi pemuda di cermin itu, bukan saja perkataannya agak kasar, sifatnya pun tidak mencerminkan seorang pemimpin dari institusi yang terkenal.
Hanya saja, perkataan Guildmaster Bayu tadi sukses membuat Victoria merasa was-was. Untuk beberapa minggu terakhir ini, Victoria selalu menunggu kehadiran Mata Libra. Dia ingin membicarakan soal penyerangan Kerajaan Britania ke Nusa, dan juga membicarakan penyelesaian masalah tanpa harus terjadinya perang.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください