webnovel

Hal yang Paling Menyedihkan di Dunia Ini Adalah…

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Kemarin Wei Feng begadang sampai kelelahan, namun hari ini ia sudah lupa akan kelelahan itu karena terlalu gembira.

Pada pertemuan barusan, Luzhou selaku kepala perusahaan, telah mengumumkan bahwa mereka berhasil mendapatkan investor. Selain itu, sang kepala perusahaan memenuhi janjinya untuk membagikan saham.

Semenjak hari ini, Wei Feng telah resmi menjadi salah satu pemegang saham di perusahaan Asisten Kampus. Ia hanya punya 1.3% saham, dan ia tidak tahu berapa harga saham itu, atau apakah saham itu akan berharga suatu hari nanti. Namun, ia benar-benar merasa gembira, dan sama sekali tidak memikirkan hal tersebut.

Kepercayaannya kepada Luzhou, beserta dengan kerja kerasnya selama lebih dari 1 bulan, tidak sia-sia.

Ia kembali ke kamarnya, melihat teman-teman sekamarnya sedang berusaha meretas sesuatu.

Salah satu temannya yang duduk di dekat pintu melambaikan tangan dan tersenyum.

"Kakak Feng, kamu kemana saja? Kami mencarimu saat ingin meretas, namun kamu tidak ada."

"Pertemuan organisasi. Kalian bersenang-senanglah, aku masih harus melakukan sesuatu." Wei Feng berkata sambil tersenyum.

Dalam satu bulan, ia telah belajar lebih banyak ketimbang dalam kelas 1 semester. Ditambah lagi, pengalaman membuat perangkat lunak bukanlah sesuatu yang bisa ia dapatkan walaupun ia mengambil banyak kelas.

Namun, ia masih belum cukup pandai. Tim-nya adalah hasil dari mengumpulkan tenaga kerja dari berbagai universitas, dan ia masih merasa bahwa ia masih harus terus belajar. Bahkan, jika saja ahli pemrograman di bawah Kakak Rong tidak mengundurkan diri, ia tidak mungkin menjadi wakil manajer departemen pemrograman.

Ia ingin terus belajar, agar tidak tertinggal dari para pekerja-pekerja baru, dan demi terus memegang 1.3% saham yang ada di tangannya. Ia ingin terus berlari, dan semua kejadian ini membuatnya menjadi bersemangat untuk terus berusaha.

Sebelum kembali ke kamar, ia menyempatkan diri untuk pergi ke perpustakaan dan meminjam buku sesuai dengan daftar buku yang diberikan oleh Rong Hai. Ia ingin menggunakan waktu senggangnya untuk mempelajari pemrograman algoritma tingkat tinggi.

Mungkin saja, dalam urusan bakat, ia sama sekali tidak ada apa-apanya.

Namun, ia merasa jika ia terus belajar tanpa menyerah, ia tidak akan tertinggal terlalu jauh.

"Pertemuan lagi? Aku kan sudah bilang, itu organisasi bermasalah. Kamu hanya membuang-buang waktu." Li Ruizhe berkata seraya menggerakkan mouse di samping laptop.

Li Ruizhe tidur di kamar sebelah, namun saat ingin meretas, ia selalu berkunjung ke kamar ini.

Mendengar perkataan itu, Wei Feng merasa sebal dan menjawab, "Tidak juga, aku merasa aku sudah dapat banyak ilmu dalam tim."

Yah, terkadang meretas juga seru, dan ada keasyikannya sendiri.

Tapi hari ini, ia tidak ingin melakukan itu. Ia merasa terlalu gembira.

Li Ruizhe tertawa mendengar jawaban itu. "Mendapat banyak ilmu? Si gendut Wu itu tidak jujur, dan kelakuannya seperti orang yang berjualan MLM! Orang yang hanya bisa berbicara dan menjual idealisme, mimpi, dan harapan setiap hari! Kuakui, ketua organisasi sangatlah hebat dalam matematika, tapi dia sama sekali tidak terlibat! Lihatlah bagaimana tim-nya menjalankan perusahaan! Ditambah lagi, si Yuan Liwei itu…"

Wei Feng hanya tersenyum, "Oh, kamu belum tahu? Aku sudah mendapatkan saham."

Li Ruizhe berhenti menggerakkan mouse-nya dan terdiam karena terkejut.

Lalu ia menoleh dan memandang Wei Feng.

Ini sedikit memalukan.

Li Ruizhe menenangkan dirinya dan bertanya, "Saham? Saham apa? Kamu percaya pada janjinya?"

Wei Feng hanya tersenyum dengan raut wajah yang terlihat semakin gembira, "Bukan janji, aku sudah mendapatkannya pada pertemuan ini. Kontraknya sudah ditandatangani, dan baru dicetak. Apa kamu mau lihat?"

Mendengar perkataan Wei Feng, teman-teman sekamar yang tidak tertarik pun ikut menoleh.

"Bangsat, Kakak Feng dewa!"

"Bajingan, kamu sudah dalam perjalanan menjadi salah satu figur berpengaruh dalam perusahaan!"

Wei Feng berdehem dan menjawab, "Figur berpengaruh apanya, aku hanya punya 1.3% saham!"

"1.3% sudah lumayan, lah! Jack Ma saja hanya punya 8%!"

"Setuju! Ayo traktiran."

Yah, sudah jelas mereka mau apa.

Sebenarnya, saham itu masih tidak terlalu berarti, perusahaannya saja masih perusahaan startup kecil. Memangnya berapa yang bisa ia dapatkan?

Semua orang di sana tidak terlalu peduli dengan saham itu, kecuali satu orang.

Li Ruizhe, yang belum satu bulan meninggalkan perusahaan tersebut, merasa sangat iri dan sebal melihat Wei Feng mendapatkan saham. Apalagi setelah mendengar bahwa Luzhou membagikan saham-saham tersebut kepada orang-orang yang mau tetap tinggal dalam perusahaan. Sebelumnya, ia sering menghina Luzhou dan mengatakan ia bukanlah kepala perusahaan yang baik, namun melihat kejadian ini, ia seakan ingin menarik semua kata-katanya.

Yah, bagaimana lagi, ia hanya bisa memendam iri.

Walaupun ia sebenarnya iri, ia tidak ingin menunjukkannya kepada teman-teman satu kamarnya.

Melihat raut wajah Wei Feng, Li Ruizhe memutuskan untuk menghinanya, "Hanya saham startup saja! Startup itu akan terus merugi, dan apa gunanya punya saham? Kamu tidak akan dapat uang, tapi kamu akan terus diminta bekerja. Bahkan, mungkin kamu akan disuruh membantu bayar hutang!"

Wei Feng tidak menjawab.

Sebenarnya, ia ingin mengatakan bahwa kemarin perusahaan baru menerima investasi 5 juta yuan. Apa yang akan Li Ruizhe katakan jika dia tahu? Hah! Selain itu, dia selalu menghina perusahaan dan mengatakan semuanya hanya membuang-buang waktu, tapi dia sendiri tidak menggunakan waktu luangnya untuk melakukan sesuatu yang berguna.

Tentu saja, ia tidak perlu mengatakan semua itu.

...

Saat pagi, pada awal Desember…

Luzhou mengusap layar ponsel dan melihat nama-nama teman-teman dari universitas ternama.

[Dari pinjaman 500 ribu yuan, menjadi investasi 5 juta yuan. Ini adalah cerita tentang remaja…]

Ada banyak sekali tautan dengan judul dan isi yang hampir sama.

Semakin waktu berjalan, semua tautan itu semakin tersebar luas.

Dengan bantuan marketing menggunakan cerita motivasi itu, mereka berusaha mempromosikan nama Asisten Kampus.

Semua ini adalah hasil dari rencana marketing yang dibuat oleh CEO Asisten Kampus, Yuan Liwei. Total biaya yang akan dialokasikan untuk marketing ini adalah 400 ribu yuan.

Memang benar, sosok yang memenangkan juara pertama tingkat nasional pada Lomba Desain Inovasi Internet memiliki kemampuan tersendiri. Dua tahun berjalan semenjak periklanan lewat internet menjadi terkenal, dan ia sudah tahu metode-metode terbaik untuk melakukan promosi tersebut.

Jika dilihat dari jumlah pengunduhan aplikasi, teknik marketing itu bisa dibilang benar-benar sukses besar, hingga 400 ribu yuan bisa dibilang biaya yang tidak terlalu besar. Bahkan, artikel-artikel itu berhasil masuk dalam Alibaba Finance.

Dengan menggunakan kesempatan ini, Kereta Kampus yang sekarang menjadi Asisten Kampus, meluncurkan aplikasi baru. Selain fitur-fitur tambahan yang ditujukan untuk para mahasiswa, semua fungsi Kereta Kampus telah digabungkan dalam aplikasi baru tersebut.

Sebentar lagi, bulan Januari akan tiba, dan para mahasiswa akan meninggalkan universitas untuk berlibur. Dalam masa ini, Kereta Kampus, yang sudah mendapatkan pujian dari berbagai mahasiswa, akan lahir kembali dengan nama Asisten Kampus.

Yuan Liwei benar-benar yakin semua ini akan berhasil.

Di sisi lain, Luzhou meninggalkan posisi kepala perusahaan dan mundur dari posisi manajemen, sehingga Wu Dahai menjadi sosok berposisi paling tinggi. Dengan aplikasi Weibo-nya, ia melakukan promosi lagi untuk terakhir kalinya kepada 300 ribu penggemar…

Luzhou segera membuat unggahan untuk mempromosikan aplikasi versi baru tersebut.

[Asisten Kampus 1.0. Cobalah!]

Kali ini, ia tidak mencapai trending topik, tetapi ia mendapatkan banyak sekali komentar.

[Kenapa?! Bukankah aplikasi Kereta Kampus sudah mati?]

[Kakak! Kumohon, pergilah dan belajarlah matematika. Kasihanilah kami rakyat jelata!]

[Dewa!! Apa kamu masih jomblo?]

[Kalian tahu tidak, dia mendapat perhatian dari Nona Ji di Weibo!]

[Sedih sekali, melihat dua sejoli menunjukkan kemesraan, murid-murid teladan menunjukkan prestasi, atau bahkan mendapatkan cinta sejati. Dia sudah menjadi mahasiswa kaya, mungkin sebentar lagi dia akan mendapat pasangan juga… Ah, aku jadi ingin menyendiri dan merokok saja…]

[Siapa yang berani bertaruh Luzhou akan gagal tahun depan? Mana satu juta yuan yang kamu janjikan? Dia sudah dapat investasi 5 juta yuan!]

[Menulis program karena bosan, menyelesaikan soal matematika tingkat dunia, menarik investasi… memang ya, dewa memang beda.]

[Sepertinya aku salah masuk universitas…]

Melihat semua komentar itu, Luzhou tidak tahu harus berkata apa.

Memang ya, sulit kalau ia harus dipuji setiap hari seperti ini.

Jika sudah terkenal, orang pasti berpikir yang aneh-aneh, mulai dari kehidupan sehari-hari sampai tentang cinta.

Luzhou menghela nafas dan mematikan telepon genggamnya.

Pundaknya gemetaran, dan ia menutupi wajah dengan selimutnya.

Ia ingin tertawa keras sekarang juga.