Setelah mendapatkan tempat yang sesuai yang dia inginkan, kini adi dalam suasana hati yang bahagia, karena jelas rencananya dalam membuat tempat berdagang untuk sang bapak
Akan segera bisa terwujud, merasa bahwa hal ini harus dibagi dengan orang yang ia suka, lantas segera adi menghubungi diah pacar barunya untuk berbagi kebahagiaan
"Diah kamu lagi apa?" tanya adi menelpon diah
"aku lagi beres-beres rumah sayang, kenapa?" tanya balik diah
"Aku mau main kerumah kamu, gimana ?" tanya adi
"Ehhh yang bener sayang, kamu mau main kerumah?" tanya diah dengan nada suara yang riang
"Iyalah makannya aku nanya kamu sayang" balas adi
"Ok kalo gitu kamu bisa dateng sekarang sayang" balas diah
"Ok aku jalan yah" balas adi
mendapatkan jawaban dari diah, segera di berangkat menuju kesana, tapi di tengah jalan ia berpikir untuk membeli beberapa buah
setelah membeli beberapa buah sebagai buah tangan, kemudian ia melanjutkan perjalanan dan datang kerumah diah, setibanya disana adi melihat diah yang sedang menunggu dirinya di halaman
Saat ini diah memakai rok bermotif bunga dengan kaos putih yang nampak pas di badannya, bersama itu rambutnya yang hitam dikucir, membuat kesan awet muda pada dirinya
setelah menyapa kemudian diah membawa adi ke dalam rumah saat adi masuk ke dalam rumah dan menyerahkan buah kepada diah, adi merasa bahwa dia sangat beruntung karena memilih diah sebagai pacarnya
dengan wajah dan juga tubuh yang baik, adi bisa dibilang beruntung memiliki sosok paca yang baik, menunggu diah menyajikan minuman adi bersantai dengan yaman di kursi sofa
saat diah keluar dari dalam membawa cemilan dan juga minuman, ia tersenyum melihat adi yang kini sedang rebahan dengan yaman di kursi, dia tak merasa kesal atau risih dengan perilaku yang adi lakukan
karena dia merasa justru sikap adi yang tak menjaga dan serta seperti ini yang membuatnya merasa yaman, karena ia sadar jika adi bersikap jaim justru dia akan merasa canggung
apalagi kemarin dirinya dan adi sudah berciuman dengan begitu dalam, sehingga secara sadar mereka berdua merasa penghalang yang ada di antara keduannya menjadi semakin tipis
dan pengertian yang juga dirasa oleh diah maupun adi entah kenapa saling terhubung dan diah merasa bahwa tanpa banyak bicara mereka akan mudah memahami satu sama lain dari kontak mata yang ada
Padahal jelas mereka yang menentukan hubungan dari dua kali pertemuan, dan kedekatan yang mereka rasakan saat ini bisa dibilang sangat lah minim, jadi ketika mereka menjadi dekat seperti itu jelas diluar nalar
Hal ini juga sempat dipikirkan oleh adi maupun diah, namun entah kenapa mereka tidak menemukan jawabannya, hanya hati yang berkata bahwa mereka adalah pasangan yang alami
Jadi saat diah melihat sikap adi yang sangat santai di rumahnya ia merasa senang, meletakan minuman dan makanan ringan yang ada di meja diah kemudian duduk di samping adi
"Kamu kelihatan sangat senang hari ini, kalo boleh tahu kenapa sayang?" tanya diah dengan lembut
mendengar pertanyaan dari diah, adi bangkit dari posisinya dan duduk di samping diah, tapi dia tak menjawab pertanyaan diah secara langsung, akan tetapi menatap dalam-dalam ke arah mata diah
seolah merasakan tatapan panas adi, diah menjadi malu dan tersipu kemudian dia bertanya lagi, " bukannya di jawab kok kamu malah natap aku sih" katanya sedikit malu
kembali adi tak menjawab dia kali ini menggerakan tangannya, dan menyisir rambut diah yang hitam dan halus, seolah merasakan perasaan kasih sayang yang adi berikan
dia tersenyum manis dan menutup matanya, melihat ini adi mendekatinya dan kemudian mengucuk dengan ringan kening diah, setelah merasakan dirinya dikecup dengan ringan
diah tersenyum manis, dan dalam hal ini bisa dibilang dia merasa sangat senang, memeluk diah ke dalam pelukannya kemudian adi berbicara
"hari ini aku sangat senang, karena sebentar lagi usaha aku untuk membuat tempat usaha bapak ku akan segera terwujud sayang" kata adi dengan lembut menjelaskan kepada diah
"Ohh....benarkah sayang? terus gimana?" tanya diah lagi
"Jadi pagi ini aku sehabis nganter ade aku kesekolah, aku nyari lahan kosong yang sekiranya strategis dan juga bagus buat tempat usaha, setelah nyari ke beberapa lokasi
aku ga ngira ternyata lokasi yang aku cari selama ini ada di depan mataku, kamu tahu rumah besar kosong yang ada di samping gang jeruk?" tanya adi
"Ya aku tahu sayang,emangnya kenapa?" tanya diah membalas
"Aku mau beli rumah kosong itu, terus mau bikin tempat usaha bapak disana sayang" balas adi
mendengar penjelasan adi, diah kaget dan berpikir luas dari rumah kosong itu bisa dibilang sangat luas, hal itu bisa diliat dari pagar rumah yang panjang membentang dipinggir jalan
kemudian diah juga berpikir jika hanya untuk membuat tempat usaha untuk bapaknya, bukankah itu terlalu besar pikir diah, jadi dia kemudian bertanya kembali kepada adi
"bukankah luas tanah dan bangunan rumah kosong itu terlalu luas sayang, jika hanya untuk usaha bapak kamu?" tanya diah menanyakan keraguannya
"kalo untuk usaha bapak ia, tapi aku punya rencana lain buat tempat itu"kata adi dengan penuh semangat
"rencana apa?" tanya diah lagi
"rencananya selain ngebuat tempat usaha bapak, aku juga mau bikin tempat usaha food courd disana, jadi ga hanya ada usaha bapak, tapi juga ada usaha lain yang akan menetap disana
mendengar jawaban adi, seketika diah menjadi paham akan apa yang dimaksud oleh adi, membuat tempat food court yang mungkin mirip dengan kantin di universitas mereka
"wahh selamat sayang kalo begitu, pasti akan jauh lebih baik kalo ada banyak jajanan disana, apalagi lokasiya juga bagus dan ramai" berkata diah mengisyaratkan dukungannya kepada adi
"ya sayang, jadi taget aku bukan cuma bapak yang akan disana, tapi juga ibu, soalnya aku minta ibu aku, jadi menager temapt itu biar beliau ga teralalu capek jahit pesanan' kata adi membalas diah
"Ya apapun itu selama baik aku pasti dukung sayang" balas diah dengan leut
"senang punya pacar kayak kamu " mengecup lembut pipi harum diah
seperti terbawa suasana , adi dan diah kemudian menjadi lebih jauh obrolan yang mereka lakukan, ya keduannya menjdi lebih terbuka lagi, kali ini diah dan adi
membicarakan pekerjaan dari kedua orang tua mereka, jika kemarin mereka hanya membahas dengan singkat kali ini, keduannya membahas lebih jauh lagi
tentang kondisi real dari pekerjaan orang tua mereka, dan keduannya secara perlahan mulai menyadari kapasitas dari pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing orang tua mereka
dan setelah memahami lebih jauh, jelas daunnya menjadi semakin dekat, seolah rahasia dari masing-masing keluarga mampu mereka bagi satu sama lain.