Tang Yuansi menahan air matanya saat ia berbicara dengan suara yang sangat dalam. Lalu, ia berhenti karena saat ia hendak meminta Shangxin untuk menggugurkan bayi tersebut, ia merasakan bahunya menjadi basah.
Butiran air mata mulai menetes di bahu pria itu.
Shangxin tidak mengatakan apa pun saat berada dalam pelukan Tang Yuansi. Wanita itu hanya memeluk erat Tang Yuansi dan menangis tanpa suara. Namun, tangis tertahan Shangxin terasa seperti sebuah pisau yang menyayat hati pria itu.
Sebelum ini, Tang Yuansi mengira hal yang paling membuatnya sedih adalah senyum terpaksa wanita itu.
Akan tetapi, pria itu menyadari sekarang bahwa yang paling tidak bisa dihadapinya adalah air mata Shangxin.
Melihat wanita itu berurai air mata terasa lebih menyakitkan daripada kehilangan nyawanya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください