webnovel

Permintaan yang Tak Dapat Ditolak

編集者: Wave Literature

Terus lanjutkan…?

Mata He Xinnuo melebar ketakutan dan wajahnya berubah kehijauan, bibirnya memutih.

Ia tidak mampu berenang lagi! Tidak akan! Kalau ia terus berenang, ia benar-benar akan….

Ia menoleh ke arah Bos Lei dengan putus asa, berharap Bos Lei dapat membantunya. Akan tetapi, Bos Lei adalah tipe orang yang akan memperhatikan keadaan terlebih dahulu untuk nantinya mengambil keuntungan dari kedua belah pihak.

Sekarang, apa yang bisa ia lakukan?

Dalam kepanikan itu, ia mencubit keras Wu Xing sebelum bernapas sangat berat seperti akan sesak napas.

Merasa ada yang salah, Wu Xing dengan cepat bertanya, "Xinnuo, ada apa?"

He Xinnuo mencengkeram erat dadanya, alisnya berkerut. "Jantungku sakit…,"

"Bagaimana bisa?"

"Sakit… angina… sakit sekali…." Begitu selesai mengatakannya, He Xinnuo roboh ke arah Wu Xing.

Wu Xing segera berseru, "Panggil ambulans, cepat!"

Ia lalu menoleh ke arah Lu Yanchen, "Tuan Muda Lu, mohon ampun. Kalau dia terus berenang, pasti dia akan mati!"

Lu Yanchen hanya berdiri diam tanpa berkata apa-apa. Aura dingin di sekelilingnya begitu menggigit, sampai semua orang di sekelilingnya bahkan tidak berani bernapas panjang.

Seluruh gelanggang renang sunyi senyap.

Bos Lei diam-diam menghampiri Shi Guang. Gadis itu mengerutkan kening, menatap ke arah Bos Lei dengan kaget.

Bos Lei berusaha memintanya untuk membujuk Lu Yanchen. Tapi Lu Yanchen juga tidak menyukai Shi Guang! Ditambah dengan pesan pelecehan itu, ia mungkin hanya akan menambah minyak ke dalam api kalau ia tetap mencoba.

Terlebih lagi, biasanya jantung He Xinnuo normal-normal saja, 'kan?

Angina?

Sekali melihat saja, orang bisa tahu kalau semua itu pura-pura. Kemungkinan besar semua orang di gelanggang itu juga tahu, maka dari itu tidak ada yang bergerak sama sekali.

Akan tetapi, Shi Guang berada di bawah kuasa Bos Lei, karena ia adalah anggota klub yang diurus Bos Lei. Bahkan kalaupun ia tidak mau berkata apa-apa, karena ia pun tahu itu tidak berguna, ia tidak bisa menolak permintaannya begitu saja.

Tidak tahu harus berkata apa, Shi Guang berdeham sambil mengacungkan ponselnya, "Ehm… Yah, aku akan menelepon ambulans…."

Hanya sepatah kalimat, tapi seluruh gelanggang renang menjadi gelisah lagi.

Setelah beberapa detik, Lu Yanchen tersenyum menghina, "Dan kau mau menjadi pelatihku dengan kemampuan yang hanya segitu."

Nada suaranya licin, membuat semua orang tertohok.

Bos Lei berkata dengan tergagap, "Tuan…"

Baru saja ia mengucap satu kata, dan Lu Yanchen tiba-tiba berbalik. Tanpa menganggap orang-orang di sekelilingnya, ia melangkah pergi dengan wajah suram.

Bos Lei menghela napas lega, lalu menatap tajam ke arah Wu Xing dan He Xinnuo sebelum mengejar Lu Yanchen. Tentu saja, He Xinnuo tidak benar-benar pingsan. Ketika Lu Yanchen pergi, ia langsung sadar kembali.

Ia memutar kepalanya dan melihat Shi Guang melihatnya dengan tak acuh, rasa malunya berubah menjadi amarah. Ia mengangkat tinjunya dengan lemah dan membusungkan dadanya. "Shi Guang! Kenapa kau begitu jahat?"

Setelah yakin bahwa He Xinnuo hanya pura-pura, Shi Guang, yang telah bersiap untuk pergi, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia mendengus tertawa. "Aku, jahat? Apa maksudmu?"

"Kau mencoba membunuhku! Kau pasti telah merencanakan ini semua dengan sengaja! Aku benar-benar tidak menyangka kau mampu mendapatkan Lu Yanchen hanya dengan dua kali pembelajaran. Kalian pasti sudah pernah tidur bersama, 'kan? Itulah kenapa dia mau membantumu mempermainkanku, benar, 'kan?"

Karena He Xinnuo tidak berani menyalahkan Lu Yanchen, tentu saja ia melimpahkan semua tanggung jawab kepada Shi Guang. Ia yakin, Shi Guang adalah yang menuntunnya ke dalam jebakan ini.

Wajah Shi Guang memerah. "Lihat dan tanyakan pada dirimu sendiri. Yang jahat itu kau, atau aku? Semua yang terjadi hari ini… kau sendiri yang menyebabkannya."

Seluruh tubuh He Xinnuo gemetar dan ia mengertakkan giginya. "Kau pikir Lu Yanchen mencintaimu hanya karena ia membantumu hari ini?! Kuberi tahu kau… Baginya, orang sepertimu hanya objek! Ia hanya sedang mempermainkanmu! Kalau ia bosan dengan mainannya, akan ia buang seperti sepatu bekas!"