Masih dengan masa kecil ku yang belum mengerti artinya kata perpisahan atau perceraian.
Setiap dua minggu Aku akan bertukar tempat tinggal kepada kakak ku Reva,hanya 3 hari saja masa kami bertukar tempat.
Aku ke rumah Papa dan Istri barunya dan Kakak ku Reva ke rumah Mama dan suami brondongnya.
Entah mengapa Kak Reva selalu menolak dan tak ingin tinggal di rumah Mama, bahkan penolakan itu sampai membuat kakak ku menangis histeris agar Mama tidak memaksanya untuk tinggal bersama nya.
Sampai pada suatu hari Kakak ku pun harus tinggal bersama ku di rumah Mama, Dimana Papa dan Ibu tiriku yang bernama Mama Ririn harus pergi ke Jepang untuk mengurus bisnis bersama Papa.
"Jun..,Kakak tidur bareng kamu yah, tidak apalah Kakak tidur di bawah lantai pakai Kasur lipat."
Aku memperhatikan wajah kakak ku yang terlihat nampak takut akan sesuatu, tetapi Aku hanyalah Anak kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar yang hanya tau kalau ketakutan Kakak ku itu adalah ketakutan terhadap hantu malam.
"Ih..,Kakak takut yah sama hantu." tanyaku sambil mengangkat tanganku yang seolah ingin menerkam nya.
Sontak Kak Reva berteriak histeris dan menangis, Aku menjadi panik dan bingung mengapa Kakak ku sampai ketakutan seperti itu.
Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, mata ku sulit terpejam Aku membayangkan kenangan sewaktu Aku masih Tk dan kak Reva ketika masih di bangku Sekolah Dasar kami tidur dalam satu kamar dengan tempat tidur yang berbeda, Aku selalu menyebutnya ranjang tingkat, dimana Kak Reva tidur di ranjang atas dan Aku di ranjang bawah lalu Mama dan Papa memberikan kecupan selamat tidur untuk kami berdua.
Tetapi masa-masa itu telah hilang semua, tinggal kenangan yang hanya dapat di ingat dan tidak dapat kembali lagi
Rasanya Aku ingin buang air kecil lalu Aku segera ke kamar mandi, Aku membuka Retsleleting celana pendek ku dan mengeluarkan junior ku kita sebut saja dia si Jack, lalu Aku mengarahkan si Jack ke arah lubang closed duduk di kamar mandi untuk membuang semua air seni ku sampai habis.
Saat Aku memegang benda sensitive ku, dan menekan-nekannya sedikit Aku merasa ada sesuatu yang nikmat dan membuat ku untuk lebih melakukannya lagi.
Aku merasakan ada sesuatu kenikmatan yang menjalar sampai ke otak ku, Aku terus menekannya dengan dan mengusap nya lembut sampai beberapa menit.
Juniorku si Jack tak dapat tidur dia semakin tegak, semakin aku menyentuhnya semakin dia tegak dan mengalami sedikit pembesaran volume pada bentuknya.
Sampai Akhirnya aku mendengar suara pintu kamar mandi di ketuk.
"Siapa di dalam kenapa lama sekali." suara Mama terdengar jelas dan menggangu pikiran ku yang sedang berfokus pada hobby baruku.
Aku membuka pintu kamar mandi setelah mencuci tangan ku.
"Jun.., kamu sakit perut Nak, kenapa kamu keringatan begini." tanya mama yang menatap ku aneh.
"Tidak ma, Jun hanya ingin buang air kecil dan sudah tidak tahan." Jelas ku mencoba untuk tidak berbohong.
"Makanya Jun, kalau pipis itu jangan di tahan, bahaya bisa jadi penyakit, sudah sekarang kamu kembali lagi tidur." Jawab Mama sambil masuk ke kamar mandi.
Aku kembali ke kamar ku, dan Aku melihat Kak Reva sangat pulas tertidur, Aku lalu mencoba memejamkan mataku dan berhasil sebab Aku baru saja melakukan hal Aneh tetapi sangat nikmat menurut ku dan membuat otak ku sedikit relax.
Seperti biasanya Aku dan Kak Reva akan diantar Mama ke sekolah, tetapi ketika pulang sekolah kami pulang sendiri-sendiri dengan mobil jemputan sekolah.
Kak Reva lebih siang jam pulang sekolahnya dibandingkan, Aku yang lebih dulu dua jam dari jam kepulangan kakak ku.
Kami bersekolah di sekolah swasta International School yang sama dan cukup terkenal di jakarta dengan seragam yang memakai rompi dan corak kotak - kotak merah pada bawahannya.
Hari ini kakak ku pulang lebih awal satu jam dari ku karena ada rapat kinerja guru, Kak Reva menunggu ku di depan kelas ku dan membiarkan mobil jemputannya meninggalkannya.
Aku akui Aku dan Kakak ku memiliki paras yang tampan dan Cantik, sebab tida di pungkiri kalau Ayah ku sendiri sangat tampan dan memiliki wajah belasteran sedikit Eropa, sebab nenek buyut ku adalah keturunan prancis.
Tidak heran walau umur Papa ku sudah memasuki kepala empat lebih, tetapi beliau tetap tampan sehingga sekretarisnya sendiri pun tertarik dan menyukainya.
Saat kelas ku sudah keluar, kakak menghampiri ku.
"Jun, kita pulang naik taksi saja kakak pegang uang kok." jelas kakak ku.
Sementara mobil jemputan khusus SD sedang menunggu.
"Den..Jun.., jadi ngikut enggak?" teriak mang Juki supir jemputan sekolah ku.
"Mang.., Kak Reva boleh ikut enggak?" tanya ku kepada mang Juki.
"Ayo dah.., gak ape-ape bangku kosong ntuh atu." teriak mang juki dengan logat betawi nya.
Aku menarik tangan kakak ku dan duduk dekat dengannya.
Sampai rumah Kami melihat Papa Ando sedang menonton Dvd dimana Aku dan kakak ku tidak sengaja melihat sebuah tarian erotis yang penarinya tidak berbusana, dulu Aku tidak mengenal namanya dan tidak tahu kalau tarian itu benama Striptis.
Kak Reva segera menarik tangan ku dan menjauh dari tontonan itu.
"hei..hei..,kalian tidak punya sopan santun yah, baru pulang bukannya cium tangan Papa Ando." teriak Papa Ando yang memanggil kami kembali dan mengulurkan tangannya dengan mata yang terus memandang Tv.
Aku mencium tangan Papa Ando begitu pun Kak Reva dan yang membuat Aku kesal Papa Ando mengecup pipi Kakak Ku Reva, sontak Kak Reva kesal dan berlari menangis ke kamar ku.
Aku menghampiri kakak ku yang terus menangis di atas ranjangku, Aku sedih setiap melihat kakak ku menangis bagi ku Dia satu-satunya yang ku punya, sebab kedua orang tuaku sudahbAku anggap tidak Ada yang ada hanya lah Istri Ando Papa tiriku dan Suami Ririn Ibu tiri ku.
"Kak, jangan menangis dong, Jun kan Ikutan sedih jadinya." Jawab ku yang sedih melihat Kakak ku sedih.
Lalu Kak Reva memeluk ku seolah ada sesuatu hal yang sulit di ceritakannya.
"Jun, kita tinggal di rumah Papa saja yuk, Mama Ririn baik Kok sama kakak." Pinta kakak ku dan Aku mencoba menanyakan kenapa Kakak ku ingin tinggal di rumah Papa sementara Papa dan Mama Ririn belum kembali dari Jepang.
"Kenapa Kak, Papa sama Mama Ririn kan belum kembali dari Jepang." Jawab ku dan ingin mendengar penjelasan Kakak ku yang sebenarnya.
"Papa Ando itu jahat sama Kakak." Jawabnya Singkat.
"Jahat bagaimana Kak?" tanya ku kembali tetapi Kak Reva seolah menghindar untuk menjelaskan yang sebenarnya.
"Pokoknya Jahat, kamu tidak usah tanya lagi, kakak tidak pernah berbohong sama kamu Jun." lalu Kak Reva kembali menagis lagi dan menutup wajahnya dengan bantal ku.
Aku bergegas hendak mengambil makan siang, tidak lupa Aku juga mengambilkan makan siang untuk Kakak ku yang Aku sangat yakin dia tidak akan mau makan kalau di hadapan Papa Ando.
Aku membujuk Kakak ku agar tidak menangis lagi, Aku adalah seorang laki-laki walau pun Aku masih Anak SD tetapi Aku sudah bertekat Akan menjaga Kakak ku, sebab hanya dialah Keuarga ku yang masih perduli dan sayang kepada Ku.
Kak Reva juga adalah salah satu Korban ke egoisan Orang tua ku yang hanya memikirkan kesenangan mereka sediri, Kak Reva selalu membela ku sewaktu Aku masih berumur 5 tahun dia melindungi ku dari setiap teman ku yang ingin membuli ku, Kakak selalu menasehati ku agar Aku tidak lemah dan cengeng, sekarang Aku sudah sedikit besar Aku akan melindungi Dia sebab Dia adalah Saudara yang Ku punya dia adalah Kakak yang Aku sayangi.
- Bersambung-
Hai.., Readers kesayangan terimakasih sudah mau membaca kisah seorang teman, yang Aku jadikan dalam sebuah karya tulis.
Aku harap kalian semua dapat mengambil pelajaran dari kisah ini.
Semoga hari kalian selalu menyenangkan, Aku sayang kalian.