webnovel

Shiqu De Jiyi / Kenangan Yang Hilang

Kisah tentang 4 orang pria bernama Wen Ma Yao, Lee Rin Yi, Liu Zi Ren, dan Zhang NanRan yang menghadapi bahaya dunia. Mereka tak tau bahwa mereka memiliki hubungan yang sangat rumit di masa lalu. Namun Masalalu itu masih menjadi peti yang belum ditemukan kuncinya. Mencari kebenaran, mengungkap rahasia alam, bertahan hidup, dan bahagia.

Mr2Nobody · SF
レビュー数が足りません
2 Chs

1

• beginning to the end•

Kota Roa, Negara Bei

Seorang remaja laki laki berusia 17 tahun yang menjalani kehidupannya dengan tidur dan makan itu, saat ini adalah hari pertamanya masuk sekolah.

"Zzzzzzzzzz.....Zzzzzzz.....Zzz"

"LiuLiu...,bangun!"

Suara yang lembut namun diucapkan dengan kencang itu mengagetkan laki laki bernama Liu Zi Ren, tokoh utama kita. Kerjaan nya hanya tidur saja sejak mulai tinggal di asrama.

(Bruakk!!)

Pria tampan berambut hitam dan memiliki mata berwarna biru itu jatuh dari ranjangnya karena terkejut oleh suara temannya, Lee Rin Yi.

"Iblis Lee sialan! " Teriak Liu Zi ren

"Ini sudah jam 5 pagi, sebaiknya cepat bangun" (Sambil memakai sepatu olahraga).

"Haaaah (menghela napas) aku sungguh malas hari ini, aku mau tidur saja"

Zi Ren membalas perkataan Lee Rin Yi dengan muka masam dan kusut.

"Lihat otot mu kurang latian, sang juara nasional basket yang tak mau ter ekspos. Apa kau benar benar menjadi seekor babi sekarang? " Goda Lee Rin Yi.

"Kau sialan, tunggu aku!"

Liu Zi Ren beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi. Hari ini adalah hari penting dalam kehidupan SMA yaitu penyambutan siswa baru, dimana akan ada banyak pertunjukan seni, kuliner dan lain lain. Liu Zi Ren telah rapi dan siap untuk ikut teman temannya dalam acara tersebut.

Saat dalam perjalanan menuju aula, tempat yg sudah disepakati untuk berkumpul bersama teman temannya. Liu Zi Ren melihat suatu hal yang janggal. Ada seorang pria yg mendobrak dobrak pagar samping asrama. Karena Liu Zi Ren adalah anak yang sedikit jahil saat penasaran, dia mencoba untuk mendekati pria tersebut.Namun langkah nya terhenti karena dicegat oleh salah satu siswa sekolahnya, dia laki laki. Laki laki tersebut mencegat Liu Zi Ren karena merasa ada yang aneh dengan kejadian ini. Dari postur tubuh laki laki ini tak lebih pendek dari Liu Zi Ren, tampan, dan berambut putih.

"Diam disana, ini sedikit aneh" Kata laki laki tersebut.

"Baiklah, tapi ada apa dengan pak tua itu, apa dia bodoh? Padahal sudah jelas terlihat bahwa pagar itu memiliki ujung yang runcing".

"Kau benar, makanya ini aneh".

"Apa kita akan diam saja?".

" Kita pergi saja, ada petugas yang akan mengurusnya. "

Liu Zi Ren dan laki laki itu berjalan bersama menuju aula, tetapi dari kejauhan dapat dilihat banyak sekali murid yang lari sambil berteriak. Karena keheranan dengan situasi tersebut. Liu Zi Ren dan laki laki tersebut mendekat ini aula. Saat tiba di pintu masuk aula, Liu Zi Ren melihat ada sekitar belasan anak yang saling menggigit satu sama lain. Bukan menggigit lagi, tetapi memakan, dan merobek robek nya. Liu Zi Ren yang benar benar gelisah mencoba menghentikan kejadian itu, tetapi tangannya di cekal oleh laki laki tadi.

"Diam dulu, kita ngga tau situasinya"

"Kau benar! Tetapi mereka bisa mati! "

"Aku tau.. Kita harus bertanya pada yang aman"

"Baik, kau benar.. Tapi namamu siapa? "

Sambil berlari mencari berberapa murid yang dalam kondisi aman. Liu Zi Ren menanyakan siapa namanya, laki laki itu terdiam sejenak, seolah olah berpikir apa boleh memberi tahu namanya sekarang.

"Zhang NanRan.Panggil aku NanRan.. " Ucapnya sedikit lembut.

Liu Zi memerhatikannya sejenak, karena Liu Zi Ren benar benar heran mengapa dia terdiam dahulu sebelum memberi tahu namanya. Mereka berlari menuju asrama pria,menuju ke kamar Liu Zi Ren, tempat dimana Zhang NanRan dan Liu Zi Ren bertemu pertama kali. Disana sangat sepi karena kamar Liu Zi Ren berada di Lantai 4 dari 5 lantai, setiap gedung asrama masing masing memiliki 5 lantai. Jarak gedung asrama dengan sekolah tidak lebih dari 12 meter dan berhadapan satu sama lain. Ketika Liu Zi Ren masuk ke dalam kamar, dia melihat 2 orang teman sekamarnya. Lee Rin Yi dan Wen ma Yao .Karena Liu Zi Ren sejak tadi Liu Zi Ren terbawa panik, seketika Liu Zi Ren langsung berlutut karena bersyukur kedua sahabat nya selamat. Setelah itu Lee Rin Yi menjelaskan apa yang terjadi di aula kepada Liu Zi Ren

"Sebenarnya begini.... "

"Aku sama Wen Ma Yao berada di luar aula karena kepanasan,aku dan Wen Ma Yao duduk di tembok pagar aula, saat itu aku melihat ada dua orang siswa laki laki yang terlihat kesakitan...."kata Lee Rin Yi dengan nada sedikit lemas.

" Kami tak memperdulikan nya, dan aku lanjut merokok.. Setelah itu tiba tiba ada suara teriakan seorang gadis... Lalu Aku mengintip ke dalam aula... Tapi tak bisa melihat apapun karena ditutupi oleh gerombolan siswa lain... "Ujar Wen Ma Yao sambil menghisap rokoknya.

" Karena penasaran aku masuk ke dalam aula bersama Wen Ma Yao. Yang kulihat adalah kekacauan dimana semua orang saling menggigit satu sama lain, bahkan ada yang memakan anggota tubuh siswa lain. Karena panik aku dan Wen Ma Yao lari kembali kekamar.."

"Baiklah.. Penjelasan kalian cukup memberi ku beberapa teori tentang situasi ini" Sahut Zhang NanRan

"Kamu siapa? " Kata Wen ma Yao dan Lee Rin Yi secara bersamaan.

"Dia ZhangNanran"

Setelah beberapa saat mereka berdiam diri di dalam kamar.mendengar kekacauan dan kericuhan di luar sana, membuat mereka hanya bisa menunggu keadaan sedikit sunyi. Menurut Zhang NanRan ini sedikit aneh. Karena tidak mungkin para siswa memakan satu sama lain tanpa sebuah alasan.

Sambungan listrik tiba tiba terputus. Pemadaman besar besaran terjadi. Di malam hari tempat ini. Bukan, kota ini menjadi seperti kota mati tanpa penghuni. Kota roa dikenal dengan padatnya penduduk dan kemajuan teknologi yang begitu pesat. Oleh karena itu menurut Zhang NanRan akan berbahaya jika keluar sekarang. Beruntung sekali Liu Zi Ren sangat suka menyembunyikan banyak makanan untuk dimakan saat malam hari dan saat sedang malas. Jadi untuk sementara mereka tak perlu khawatir soal persediaan makanan dan air. Namun tidak mungkin persediaan akan kembali terisi jika tak dicari. Oleh karena itu, mereka berempat memutuskan untuk keluar kamar saat persediaan mulai habis.

"Tidur bersama ku NanRan- gege"

Lee Rin Yi menggoda NanRan karena itu adalah kebiasaan nya yang susah dihilangkan.

(Batssss)

Wen Ma Yao menarik tangan Rin Yi. Dan mengangkat kerah seragam NanRan. Karena sebenarnya Wen ma Yao tidak tahan jika ada orang lain yang disentuh oleh Rin Yi. Apalagi Zhang NanRan adalah orang yang baru dikenal. Sesaat semuanya terdiam,dan Wen ma Yao melayangkan tinjunya ke wajah Zhang NanRan. Namun tinjunya berhasil ditahan Liu Zi Ren.

"Hei! Apa apaan! Berhenti Ma Yao!kau sudah gila ya?!"

"Dia membuat Rin Yi menggoda nya!!Zi Ren!!! "

"Jangan sembarangan jadi orang! Kau pikir dengan kau seperti ini akan membuat Rin Yi berhenti menggoda orang orang?! "

Tinju yang berhasil ditangkap oleh Zi Ren perlahan mulai terlepas dan akhirnya Ma Yao meredakan amarahnya.

"Rin Yi! Jangan macam macam dan tidur denganku. "

Salah satu kelemahan Rin Yi adalah ia tak bisa melawan perintah Ma Yao, entah kenapa dia selalu merasa aman berada didekat Ma Yao. Lalu dia menghampiri Ma Yao yang sedang merokok di samping jendela dan menepuk nepuk bahunya.

"Baiklah.. Baiklah... Jangan marah lagi.. "

Bebrapa jam kemudian mereka berempat tertidur. Hanya dengan dua ranjang atas dan set meja belajar dibawah, bagi mereka itu sudah cukup. Karena lantai nya sangat sangat dingin ketika malam. Liu Zi Ren terpaksa tidur satu ranjang dengan NanRan. Sejujurnya dia heran pada NanRan yang belum pernah dia lihat disekolah sejak pindah asrama kemarin. Karena tak sempat bertanya dia diam saja. Desain kamar asrama ini sangat luas, dengan memiliki dua ranjang kecil dan dua set meja belajar, disertai meja makan, dapur, dan kamar mandi dalam. Bagi siswa, bersekolah disini benar benar seperti surga. Sekolah ini memiliki dua gedung asrama putra dan putri, memiliki 5 lantai masing masing dan setiap lantai berisi 10 kamar. Jarak dari sekolah juga tak terlalu jauh, sekolah berhadapan satu sama lain dengan gedung asrama.

Liu Zi Ren satu kelas dengan Lee Rin Yi, yang juga sahabatnya dari kecil. Mereka murid tahun pertama kelas 3. Sementara Wen ma Yao adalah murid tahun ketiga kelas 9.Namun Menurut Wen ma Yao, dia tak pernah bertemunya dengan Zhang NanRan sama sekali sejak bersekolah disini. Mungkin anak pindahan atau semacam nya.

Liu Zi Ren terus menerus menatap Zhang NanRan yang telah tertidur di pelukannya. Dia mengamati wajah cantik itu secara terus menerus. Dia mencium aroma yang harum sekali.

Sniff sniff

"Aroma ini kan... Buah peach ya...lucunya.. Dia seperti seorang gadis saja... Hahahaha! "

Deg! Deg!

"aku merasa pernah bertemu denganmu..NanRan.."

Saat berpikir tentang perasaan yang sangat akrab.Zi Ren menatap NanRan dengan ekspresi yang sedih.Seperti kehilangan sesuatu yang berharga.Seperti perasaan jiwamu direnggut dengan paksa. Bahkan Zi Ren yang dikenal sangat kuat bisa menangis hanya karena perasaan aneh ini. Jika harus memilih, dia akan memilih untuk hidup di lubang. Dimana dia tak perlu takut jika sosok nya yang lemah diketahui orang lain.

Zi Ren mengusap kepala NanRan dengan lembut agar NanRan tak terbangun. Lalu..

GASP!! (tersentak)

"Wah aku sudah gila.. Apa apaan tadi itu.. Aku harus minta maaf pada Zhang NanRan nanti.. "

Karena kejadian,, ah bukan. Semuanya berakhir dengan Liu Zi Ren yang tak bisa tidur karena apa yang telah dia lakukan. Mungkin jika di katakan secara frontal, Zi Ren benar benar malu dan marah pada dirinya sendiri karena telah memikirkan hal  yang tak mungkin. Saat Zi Ren sedang menatap langit malam, tiba tiba terdengar suara sesuatu.

Sreet Sreet

Sesuatu itu terdengar seperti barang yang sangat berat dan ditarik dengan paksa. Seperti.. Suara benda yang empuk diseret. Zi Ren menyipitkan matanya untuk melihat ke bawah. Dan dia sontak terkejut lalu terjatuh karena melihat sesuatu yang menurutnya sangan keji.

Tepat!  Itu adalah mayat manusia yang diseret oleh seorang gadis. Gadis itu terlihat sangat lusuh. Badannya lumayan tinggi namun tak terawat dengan benar, sangat sangat kacau.

Zi Ren tak tahan melihat gadis itu melawan kumpulan makhluk menyeramkan sendirian. Saat Zi Ren mencoba turun membantunya. Namun, tiba tiba tangan NanRan menahannya untuk ke sekian kalinya.

Lee Rin Yi terbangun kerna mendengar kerusuhan dari bawah. Mereka bertiga saling menatap. Sesaat, Lee Rin Yi terkejut karena melihat ada orang yang bisa menahan Zi Ren agar tak melakukan sesuatu. Bagi Lee Rin Yi, Zi Ren itu sudah seperti singa yang dikurung dan dibesarkan di lingkungan para anak ayam. Jadi itu sangat mustahil apabila ada orang yg dapat menghentikan nya.

"Kenapa berisik sekali.. Mengganggu orang tidur saja"

Ma Yao terbangun dari tidurnya dan segera beranjak dari kasurnya karena melihat Zi Ren yang sudah terbangun dari tidurnya.

"Kenapa? Ada apa" Tanya ma Yao pada Zi Ren yang sejak tadi menggandeng tangan NanRan.

"Lihat lah kebawah.. " Jawab Zi Ren dengan nada lesu.

".....!!! "

"Haruskah kita membantu nya? " (Rin Yi)

"Kita harus menolongnya" (Zi Ren)

"Caranya..... "

Tepat sebelum Rin Yi menyelesaikan ucapan nya. Zi Ren menggendong NanRan terjun dari lantai 5 sampai ke lantai satu.

Ma Yao dan Rin Yi shock melihat kejadian itu. Dalam pikiran mereka saat ini. Mereka sudah pasti mengutuk Zi Ren dengan segala macam kutukan. Zi Ren sungguh gila.

"Zi Ren gege.. Benar benar gila.. Mulai sekarang aku akan memajang lukisan wajah mu di kuil dan berdoa untukmu selama sisa hidupku" Batin Ma Yao.

"Kalau gitu, ayo kita terjun!!! "

*Whosssshhhhhh!!!!!!!

"Untung aku ikut klub baseball, dan tongkat nya ku berikan padamu sebagai hadiah Rin Yi"

Mereka berdua menyusul Zi Ren yang entah sudah pergi kemana. Akhrinya mereka memutuskan untuk berlari mencari Zi Ren dan NanRan.

"Seberapa lama kita harus seperti ini YaoYao.. Hiks hiks.. "

Lee Rin Yi memiliki fisik yang lemah, namun ia cerdik. Dari dulu dia terus bergantung pada Zi Ren dan Ma Yao.

Ada cerita.3 tahun yang lalu, ma Yao, Zi Ren, Rin Yi berada disekolah yang berbeda. Itu karena menurut mereka, mereka harus mengejar impian masing masing. Selama 1 tahun, Rin Yi di bully disekolahnya. Serangan fisik, mental dan lain lain telah dirasakan oleh Rin Yi selama satu tahu. Sementara Zi Ren yang memutuskan bersekolah di luar negeri tak tau apa saja yang telah di alami oleh Rin Yi. Begitu juga Ma Yao yang memutuskan untuk menjadi pemain baseball.

Segala macam caci makian yang di lontarkan pada Rin Yi seperti

"Kau perempuan ya"

"Hahaha menjijikan sekali"

"Jangan jangan kau operasi kelamin ya hahahaha"

"Dasar lacur sialan, ibumu sialan"

"Lihat saja wajahnya begitu cantik"

"Benar, bahkan lelaki pasti juga mau pacaran dengannya"

"Jual saja dia ke om om pedofil"

"Menjijikkan"

"Sampah"

"Kau bukan laki laki"

Caci makian seperti itu yang selalu didapat oleh Rin Yi selama satu tahun. Hingga suatu hari...

"Hei Rin Yi ayo ikut aku" (Teman sekelas Rin Yi)

"Ehh kemana"

Bagi Rin Yi itu adalah hal yang sangat mengharukan karena ada teman sekelasnya yang baik padanya, yah itu lah yang dia pikirkan. Namun sebenarnya....

Temannya itu membawanya ke belakang gedung sekolah, disana ada dua orang pria dewasa yang berumur sekitar 40 tahunan. Rin Yi hanya mengikuti langkah temannya itu. Lalu mereka berhenti tepat di depan salah satu pria yang memakai jas berwarna coklat. Pria itu gemuk, merokok, dan botak. Rin Yi hanya diam karena tak tau apa yang harus dilakukannya.

Lalu sebuah obrolan yang dari tadi di abaikan Rin Yi menjadi terdengar sangat jelas.

"Ini tuan orangnya"

"Cantik sekali, hahaha"

"Benar kan? Kalau gitu silakan diambil, dan.. Em mana uangku"

"Baik baik, ini dia"

Pria itu memberikan segepok uang pada temannya. Temannya berbalik menghadap Rin Yi dan mengucapkan.

"Selamat tinggal lacur"

Rin Yi sontak terkejut lalu berusaha untuk lari. Namun tangannya ditahan oleh pria tua itu. Pria tua itu semakin mendekat padanya. Rin Yi berteriak namun tak ada seorang pun yang datang menolongnya. Batinnya bicara

"Hiks hiks.. Kumohon hiks Yaoyao... Zi Ren.. Selamat kan hiks aku.. Hiks hiks"

Kemeja Rin Yi disobek oleh pria itu. Rin Yi tak bisa melawannya karena dia terlalu lemah. Apa lagi jika dia berhasil lolos dari pria gendut itu. Ia akan tertangkap oleh pria yang berada di samping pria gendut ini. Namun tiba tiba ada suara teriakan dari sesorang yang telah ia kenal sejak kecil.

"Kauu!!!! Bajingannnn!!!!! Sialan!!!!!!!!!! "

Itu suara Ma Yao. Ma Yao datang menyelamatkannya.

BRUAKKKKK!!!!!!!!!

Tendangan Ma Yao tepat mengenai wajah si pria tua tersebut. Ma Yao seger menghajar kedua pria itu habis habisan, bahkan muka kedua pria itu sudah tak bisa dikenali lagi. Rin Yi takut jika mereka mati, ma Yao akan terkena masalah. Ma Yao masih terus memukul wajah salah satu pria itu. Namun dihentikan oleh Rin Yi.

"Kamu bisa kena masalah Yaoyao"

Ma Yao melihat wajah Rin Yi yang kusut, bengkak karena habis menangis. Rin Yi merasa hatinya sangat sakit ketika melihat wajah manis itu bersedih. Ma Yao benar benar mencintai Rin Yi sejak dulu. Lalu, Ma Yao berhenti memukul pira itu dan berbalik memeluk Rin Yi.

"Maaf kan aku Rin Yi, Maafkan aku yang meninggalkanmu"

"... "

"Aku tak akan pergi lagi."

Seketika Rin Yi menangis tersedu-sedu. Ia tak dapat menahan rasa sedih, marah, dan malu yang bercampur menjadi satu. Namun itulah akhir penderitaan nya selama satu tahun.

Rin Yi memutuskan untuk ijin tak masuk sekolah. dengan alasan sakit. Ia tak masuk selama 3 hari. Rin Yi hanya hidup seorang diri.Namun sekarang dia tak perlu khawatir lagi karena sekarang dia ditemani sahabat terbaiknya, Ma Yao.

"Yao Yao.. Kamu enggak sekolah? "

Ma Yao duduk di sofa yang berada di depan ranjang Rin Yi sambil membaca koran pagi. Lalu ia menatap Rin Yi dengan tatapan dalam.

"Aku akan menemanimu, tak usah khawatir, aku akan selalu bersamamu"

"Tapi besok aku harus ke sekolah lagi, aku ketinggalan banyak pelajaran, Yao Yao.. "

"Tenanglah, tak usah kau urus itu. Ketika aku bilang tak akan meninggalkanmu, maka tak akan"

".... Apa kamu mau berjanji?... "

"Tentang apa? "

Ma Yao menutup korannya dan berjalan mendekati Rin Yi. Dia duduk di atas ranjang sambil menatap Rin Yi dengan tatapan sedih.

".. Jangan sedih dulu... Maksudku janji bahwa kamu benar benar tak akan pergi lagi! "

".... benarkah?... "

"Tentu.. Bahkan jika aku mati, aku akan mati setelah melihat kau baik baik saja dan bahagia"

" Jangan bicara seperti itu Yao Yao"

".. Baiklah... maafkan aku"

Keesokannya,  Ma Yao mengantar Rin Yi ke sekolah memakai jas dan kemeja. Sesampainya disekolah dia anehnya ikut turun dari mobil. Lalu mengantar Rin Yi ke kelas dengan aman. Bagi Rin Yi, berada di samping Ma Yao itu seperti kau benar benar akan dilindungi. Apa lagi jarak tinggi antara ma Yao dan Rin Yi berkisar 15 cm. Jadi dia bisa merasakan rasanya dilindungin.

Tetapi, bagi orang lain. Melihat Ma Yao sama saja melihat badai. Orang lain akan merasa bahwa mereka akan mati jika berurusan dengannya.

Hari berikutnya,  Ma Yao pindah ke sekolah Rin Yi. Rin Yi tak tau jika Ma Yao pindah kesekolahnya. Dan seperti hari biasa, dia masih sering dibully oleh teman temannya itu. Tetapi Rin Yi hanya diam saja dan tak menghiraukan nya. Lalu...

"Halo! Perkenalkan saya Wen Ma Yao. Saya baru sekolah disini, dan saya Siswa tahun ketiga kelas 3.Saya membuka ekskul baseball, jadi siapapun boleh masuk. Dan mendaftar ya. mohon kerjasamanya! "

Apa yang dikatakan oleh ma Yao benar benar dilakukan. Dia berjanji untuk tak pergi darinya.

Yah itu adalah janjinya untuk tak pergi dari samping Rin Yi. Jadi begitulah akhir penderitaan Rin Yi.

Beberapa menit berlalu, NanRan dan Zi Ren bersembunyi di gudang olahraga yang berada di belakang gedung asrama pria. Mereka terburu buru berlari setelah sampai di lantai bawah. Bersamaan dengan melawan beberapa monster yang datang melawan mereka.

Bahkan saat ini Zi Ren bisa mengalahkan para monster jelek itu hanya dengan kekuatan fisik nya. NanRan hanya diam dan melihat aksi dimana Zi Ren menghadapi beberapa monster. Namun ada satu hal yang diperhatikan oleh NanRan sejak tadi. Yaitu, senyuman Zi Ren. Zi Ren sejak tadi melawan mereka sambil memasang senyum yang aneh. Seolah olah dia benar benar menikmati pertarungan ini. Tiba tiba ada kalimat yang terlintas di pikiran NanRan.

"Apa kah Zi Ren adalah dia? "

Dia terkejut karena tiba tiba pertanyaan yang tidak tau dari mana muncul dari kepalanya. Meski ia hanya NanRan hanya diam saja, dia tak benar benar diam. Dia mengidentifikasi mayat monster itu.

"NanRan, kamu gapapa kan. "

"Iya, tenang aja.. Istirahat lah"

"Aku ingin bicara denganmu.. "

Zi Ren memandang NanRan dengan wajah yang mengekspresikan kesedihan yang mendalam. NanRan menatap balik wajah Zi Ren yang terus menunduk.

"Ada apa? apakah ada masalah? " NanRan bingung dengan ekspresi yang diberikan Zi Ren. Entah itu sedih karena kejadian ini atau dia sedih karena hal lain tak ada yang tau.

Zi Ren yang terdiam sejak dia memanggil NanRan mulai membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu.

"NanRan... apa.. kita pernah... bertemu? "

NanRan terkejut lalu menunduk dan memegangi tangannya seolah dia gugup. Lalu NanRan mengatakan.

"Mungkin.. aku merasakan perasaan yang aneh ketika bersama mu.. padahal aku tak pernah bertemu denganmu.... perasaan ini begitu sesak, sedih, takut dan.. rindu. Ini aneh bukan? "

"Aku juga merasa begitu... "

Saat Zi Ren mengatakan kalimat itu, tiba tiba.....

to be continued