"Allah itu memang merencanakan. Tapi apa salahnya, kita berusaha untuk mendapat apa yang kita mau."
"Lo bener. Persis seperti apa kejadian yang menimpa gue beberapa bulan lalu."
"Kejadian apa, Neng?," tanya Ilham dengan kerut penasaran di keningnya.
"Kalo udah waktunya, pasti gue cerita."
Ilham mengangguk patuh. Ia memarkirkan motornya di dalam halaman depan rumah Aksa.
"Masuk dulu. Gue bikinin minum."
"Tapi, Neng, Aa Ilham malu."
"Udah gak apa-apa. Kita ngobrol di gazebo."
Akhirnya Ilham memutuskan untuk ikut ke dalam rumah Aksa. Tepatnya menunggu di gazebo yang berada di halaman belakang rumah itu.
Sedangkan Sheila pergi ke dapur untuk membuat minuman dan mengambil cemilan.
"Lho, She. Minuman buat siapa itu?," tanya Arumi yang baru saja mengganti baju.
"Buat Ilham, Tante. Dia ada di gazebo."
"Oh gitu. Oh ya, Tante sama om mau pulang ke Jakarta sore ini."
"Hah? Kenapa mendadak banget Tante?," tanya Sheila yang masih menatap Arumi dengan raut wajah sedih.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください