Bersamaan dengan datangnya para penjaga baru rumah Sheila, di seberang jalan sana Sakti tengah mengepalkan tangannya.
Karena dengan adanya orang-orang itu, rencana Sakti untuk membalaskan dendamnya pada Sheila pasti semakin sulit. Ia tidak bisa melakukan ini semua hanya seorang diri dan menggunakan kedua tangannya.
Sakti menggeram. Wajahnya merah padam karena amarah yang selama ia tahan kini sulit untuk diluapkan.
Sakti marah, benci, kesal dan murka. Semua itu karena Sheila dan Ilham yang berani membuat hidup dan hatinya hancur berkeping-keping.
"Oke. Kalau kalian mau pake cara kayak gini, gue ikuti cara kalian," gumamnya sebari menutup kaca mobil dan mulai melajukan mobil.
Lelaki itu pergi ke sebuah bangunan tua yang jika dilihat sepintas seperi bangunan kosong tak berpenghuni. Tapi ternyata di dalam sana banyak sekali orang yang bertubuh kekar atletis dengan wajah yang menyeramkan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください