Ilham masih setia berada di sampin Sheila yang saat ini sudah tertidur pulas. Lelaki itu menatap wajah Sheila yang sangat polos ketika matanya terpejam.
Ia mengulurkan tangan dan mengusap lembut puncak kepala gadis itu. Matanya tidak sengaja menangkap ponsel milik Sheila yang terletak di atas nakas.
Dengan ragu dan takut, Ilham mengambil ponsel tersebut secara diam-diam. Melihat satu per satu pesan yang masuk atau pun yang dikirimkan.
Tidak ada sesuatu yang aneh hingga sejauh ini. Namun setelah melihat nama Adi, Ilham langsung membuka isi pesan dari lelaki itu dan membacanya satu per satu.
"Jadi, Adi itu beneran sahabatnya Sheila. Dan dia terus-terusan ngirim Sheila pesan?." Ilham memutuskan untuk menghubungi nomor Adi.
"Tersambung," gumamnya.
"Halo." Tepat setelah mendengar suara Adi di seberan sana, Ilham dengan cepat menekan tombol merah dan menyimpan kembali ponsel milik gadisnya ke atas nakas.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください