Nanda merangkul bahu Jessi dan membawanya ke halaman belakang kampus.
Jessi masih terisak dan menundukkan wajah sepanjang jalan. Gadis itu sudah tidak memiliki harapan lagi. Yoga pergi meninggalkannya bersama dengan gadis lain.
"Lo duduk dulu. Tenangin diri lo sendiri, baru cerita sama gue."
Nanda menyandarkan punggunggnya di sandaran kursi besi yang ada di sana. Semilir angin menyapu wajah hingga membuat rambutnya beterbangan.
Ia masih mendengar suara isakan di sampingnya, tentu saja itu berasal dari Jessi.
Nanda tidak akan mengganggu, sebelum Jessi benar-benar tenang. Ia ingin gadis itu membuka suara dan menceritakan semuanya atas kemauan sendiri.
"Nan...."
Nanda membuka matanya dan menoleh ke samping. "Udah tenang?"
Jessi mengangguk pelan. "Yoga ninggalin gue, demi cewek lain."
"Lo nggak usah pikirin Yoga, lagi. Sekarang Tuhan udah kasih lihat siapa dia sebenarnya. Lo nangis, wajar, tapi jangan sampai larut dalam kesedihan."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください