"Kamu kenapa?."
"Ilham tadi telepon aku, dia nanyain soal ruangan senjata yang aku warisin ke Sheila."
"Apa? Ruangan senjata kamu itu di warisin ke Sheila?."
Aksa mengangguk pelan dan mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang.
"Kamu udah gila? Kalau nanti Sheila pake yang macem-macem, gimana?."
"Nggak mungkin lah, Sayang. Lagian Sheila itu bisa aku percaya banget. dia gak mungkin pake senjata-senjata itu kalau dia merasa aman."
"Tapi, Sa, emang dia bisa pake pistol dan senjata yang lain?." Irona berangsur mendekati tubuh Aksa ke tepi ranjang.
"Bisa, kok. Aku sama dia itu sama-sama dilatih nembak waktu kecil. Meskipun dia cewek, dia itu pewaris perusahaan juga. Karena tante Ratna dan om Farel nggak akan bisa punya anak lagi."
"Aku gak nyangka deh, ternyata suami aku sultan begini. Aku kira kamu itu cuma cowok nyebelin yang merengek di kebun stroberi karena gak punya temen."
Aksa menggamit pangkal hidung Irona yang membuat wanita itu sedikit kesakitan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください