Sheila menghela napas untuk ke sekian kalinya. Sudah hampir setengah jam , Ilham belum juga datang. Lelaki itu berjanji akan menjemputnya sore ini, namun sampai saat ini pun lelaki itu belum memperlihatkan batang hidungnya.
"Sheila."
Sheila mengerutkan kening, tatkala melihat Rebecca yang melangkah menghampirinya.
"Rebecca? Lo ngapain, ke sini?" tanya Sheila, sembari memperhatikan wajah Rebecca lekat.
Masih teringat jelas, ketika Ilham mengatakan bahwa Rebecca menyatakan perasaannya pada lelaki itu.
"Lo sama Ilham udah, tunangan?"
Sheila mengangguk tegas. "Kenapa? Lo cemburu?"
Rebecca menyunggingkan senyum sinis. Ia melipat kedua tangan di dada dan menatap Sheila lekat.
"Lo nggak usah berprasangka buruk, She. Gue nggak cemburu. Gue ke sini, karena mau kasih undangan buat lo."
"Undangan?"
Rebecca memberikan selembar undangan untuk Sheila dan Ilham. "Undangan pernikahan gue dan Ferdinand."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください