Maimunah tidak pernah menyangka bakal bertemu suaminya di pendopo kantor gubernur, sekian puluh tahun tidak bertemu, Isaac suaminya sudah sangat jauh berubah, meski rambutnya tidak semua masih hitam, tetapi ia tetaplah lelaki gagah dan mengesankan semua orang. Orang tua itu berdiri gagah mengapit Shasha di sebelah kiri dan di sebelah kanan Shasha, berdiri Zakaria, bapaknya walikota, lalu orang lain yang berdiri berjajar menghadap para undangan di atas panggung.
Kedua orang kakek Shasha itu meminta protokol agar mereka bisa berdiri di sebelah Shasha. Tentu saja photo mereka segera di jebret wartawan yang meliput acara itu dan menjadi berita menarik yang di ulas pembawa berita.
[Peraih penghargaan tingkat provinsi: Shasha di apit 2 tokoh daerah yang terkenal]
[Shasha meraih penghargaan pemuda pelopor penggerak pendidikan luar sekolah]
[Shasha:Diantara para tokoh berpengaruh di daerah peraih penghargaan Gubernur]
Acara pemberian penghargaan masih berlangsung ketika berita itu di muat.
Usai pemberian penghargaan, tibalah sesi photo bersama peraih penghargaan dengan gubernur, bersama walikota, dan tokoh pentinggi daerah lainnya.
Isaac dan Zakaria secara bergantian meminta photo khusus dengan Shasha dan gubernur, tentu saja bapak gubernur tidak menolak keinginan kedua tokoh berpengaruh.Begitu juga dengan walikota Ir Rahmad meminta pula berphoto bersama Shasha dengan gubernur dan bersama kedua tokoh masyarakat tersebut.
Shasha jadi bingung mengapa orang-orang bergantian ingin berphoto dengannya, tanpa mengetahui motif dan drama di balik photo bersama itu.
Saat-saat berphoto bersama di ajang bergengsi di daerah ini merupakan momen berharga dan mengharukan bagi ketiga lelaki itu.
Shasha memang mengetahui tujuan walikota berphoto dengannya, karena dia ayahnya. Tetapi ia menunjukkan kesan biasa kepada ayahnya dan tak mau orang mengetahui hubungan ayah dan anak diantara mereka, meski walikota berphoto sambil merangkul pundaknya membuat kesan akrab. Ia mengambil momen berharga ini untuk berphoto pertama kalinya dengan putrinya yang telah di sia-sia kan sekian lama tanpa kasih sayang. Tentu saja ia bisa menyembunyikan rasa harunya tetapi tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Diatas panggung kehormatan ini ia bisa bersama anak, mertua dan bapak kandungnya.
Demikian pula kedua tokoh tua itu, mereka begitu antusias dan bersemangat penuh rasa bahagia dengan senyum penuh berphoto sambil merangkul pundak Shasha yang tersenyum malu-malu. Shasha merasa tersanjung dengan dua orang kakek yang terkenal itu. Dia tidak tahu 2 orang tokoh itu darah dagingnya.
Kedua tokoh itu menatapnya dengan mata berkaca-kaca ketika bersalaman dengannya. "Terima kasih ya, nak. Terima kasih. Terima kasih!" wajah dan suara kakek Isaac tulus dan terharu. Shasha menganggukkan kepalanya merespon dengan hormat kepada mereka.
Sedang Zakaria tak mampu bersuara ketika bersalaman dengannya wajahnya di penuhi rasa bersalah. Apa yang terjadi dengan Shasha karena dosa-dosanya. Dialah yang memisahkan Maya Agustin dengan Rahmat, dengan mengirim Rahmat keluar negeri agar berpisah dengan Maya Agustin yang sudah mengandung. Andai saja dia tahu kalau Maya Agustin hamil anaknya Rahmat, tentu ia akan mengambil anak itu, dan Maya tak perlu menyembunyikannya.
Di bawah panggung Maimunah menatap penuh haru kejadian di depannya. Dia menundukkan wajahnya, menyembunyikan airmatanya. Hingga tidak sadar, Isaac suaminya berdiri di hadapannya. "Pulanglah bersamaku!". Maimunah di apit para pengawal membawanya masuk mobil dan melarikan mobil itu kediamannya di puncak.
Sementara itu Shasha yang dikerumuni wartawan kehilangan neneknya.
Para wartawan mewawancarai Shasha usai acara itu, mereka ingin tahu banyak tentang dirinya. Tapi Shasha menolak wawancara dengan mereka. Seorang lelaki gagah menghampirinya. "Nenekmu sudah pulang kami antar", katanya tegas. Shasha membaca aura bahaya di depannya. Neneknya telah diculik. "Mari ikut kami!" Shasha meraih tangan walikota yang lewat di depannya.
Baru pertama kalinya dalam hidupnya ia meminta perlindungannya dan pertolongannya. "Bapak, bantu saya!" Ir Rahmad terkejut. Ia tak menyangka Shasha berbicara dengannya. Tetapi ia dengan cepat menyadari keadaan dengan siapa ia berhadapan. Segera saja ia memegang tangan Shasha yang terlihat ketakutan, membimbingnya berjalan masuk mobil yang sudah disiapkan mereka.
Shasha tidak mengetahui berita tentang dirinya di portal online, tetapi Maya Agustin, yang sedang menjadi juri di ajang kontes dangdut di TV swasta di Jakarta, membacanya, ia sangat terkejut, dan menyesali kehilangan momen berharganya.