Malam semakin larut, tapi dua orang kakek dan cucu itu belum beranjak tidur. Masih banyak hal yang ingin ia bicarakan dengan kakeknya.
"Kakek, bolehkah saya tetap menjadi Shasha yang dulu?"
"Maksudmu?" kakeknya tidak mengerti.
"Shasha ingin tetap tinggal di kost saja. Nanti tiap Sabtu Minggu Shasha kesini menjenguk kakek?"
Kakek tersenyum. "Boleh! Tapi nenekmu tetap tinggal disini, dia istri kakek", kakek membuat persyaratan, ia takut kehilangan mereka lagi. Ia terpaksa menjadikan Maimunah sebagai jaminan. Shasha berfikir sejenak, "itu terserah nenek", Shasha tak suka neneknya seperti di jadikan sandera.
Bagaimanapun neneknya punya pendapat dan kemauannya sendiri. Kakek menyadari kesalahannya, ia tak ingin Shasha berbalik membencinya.
"Baiklah, tapi kakek mohon padamu, biarkan kakek membantumu", kakek mengalah.
"Membantu apa?" Shasha takut kakeknya menggunakan kekuasaannya. Ia sudah tahu bagaimana kakek bisa mengatur banyak hal untuk menjaganya selama ini.
Termasuk para body guard itu. Shasha bertemu mereka disini. Orang-orang itu akrab dengannya. Selama ini mereka menyamar menjadi pedagang kaki lima, petugas kebersihan, penyapu jalanan, tukang bangunan dan lain-lain.
Bahkan sekarang ia tahu taman cerdas itu di bangun oleh kakeknya demi dirinya. Shasha melihat proposal pembangunan taman itu di meja kerja kakeknya.
Menyadari itu semua Shasha jadi ngeri kakeknya lebih berkuasa daripada walikota, ayahnya.
Jauh dari pikiran dan angan-angan bahkan cita-citanya, Shasha tidak punya keinginan jadi orang kaya, berkuasa apalagi terkenal. Semua di luar ekspektasinya. Shasha hanya ingin menjadi guru, memiliki sekolah dan menulis buku. Sederhana.
"Katakan....kakek ingin membantu apa?" tanya Shasha tegas. Jelas sekali ia sangat mirip kakeknya.
"Kakek ingin membangun sekolahmu?" Shasha menatap kakeknya lekat - lekat. Kakeknya benar-benar ingin ikut campur kegiatannya. Orang lain pasti gembira kalau di bantu oleh kakeknya. "Biar rapat besok yang memutuskannya'", Shasha juga memiliki sikap sombong seperti kakeknya.
Kakeknya tersenyum. Shasha asli keturanannya. Ia keras hati seperti neneknya, dan sombong seperti dirinya. Kesombongan positif tentunya. Shasha ingin berdiri dengan kemampuannya sendiri. Bagaimanapun ia merasa bangga, cucunya ini memiliki watak rendah hati dan pekerja keras.
Tapi itulah Shasha. Ia tak pernah memproklamirkan dirinya adalah anak seorang artis terkenal dan anak seorong walikota. Dia tidak peduli dengan orang tuanya, yang berpengaruh dan berkuasa itu. Shasha ingin menjalankan kehidupan yang sederhana dan bermartabat.
....
Di kamarnya, Maya merenungi kehidupan yang telah dijalaninya.
Mengapa ia begitu sulit mencintai Shasha, anaknya. Shasha adalah bayangan kehidupannya yang suram di masa lalu. Ia melahirkan dalam penderitaan. Suaminya Rahmat lebih memilih keluarganya tinggal di luar negeri daripada hidup bersamanya seorang gadis miskin yang tak memiliki kehidupan yang jelas. Ia dulu hanyalah gadis desa yang Putus sekolah, tapi cantik dan bersuara merdu, penyanyi keliling, yang bercita-cita ingin terkenal dan punya uang banyak, sehingga bisa menemukan ayahnya. Sementara, Rahmat mahasiswa KKN di desanya. Ibunya menentang pernikahan mereka, karena usianya terlalu muda untuk menikah. Ia kabur mengejar Rahmat ke Jakarta. Tapi pernikahannya kandas, karena Rahmat ingin kuliah keluar negeri. Saat itu Maya sudah banyak job menyanyi.
Mereka berada pertentangan yang hebat. Maya ingin menjadi penyanyi terkenal. Rahmat ingin membawanya serta ke luar negeri. Tapi Maya menolak. Ia tak ingin kehilangan kesempatan. Rahmat tetap berangkat. Maya tetap ingin tinggal. Mereka berpisah. Tapi Maya kehilangan kesempatan saat itu karena ia baru menyadari kalau sudah hamil. Terpaksa ia pulang kampung, melahirkan Shasha dan meninggalkannya, demi cita-citanya. Dua tahun kemudian, Rahmat pulang menjemput Maya. Rahmat mencari Maya di kampung ibunya, ia menemukan bayinya. Hatinya hancur. Rahmat yang tidak tahu kalau Maya sudah menikah lagi dan berganti nama. Nama asli Maya adalah Maysarah. Maya menghilang, lalu muncul dengan nama baru Maya Agustin. Agustin nama belakang suami barunya Ryan Agustin.
Selama beratahun-tahun mereka hidup dalam ke salah pahaman dan kemarahan
Rahmat akhirnya menikah lagi dengan Aini Lestari. Wanita penyabar yang mengobati luka hatinya dan memberinya 2 orang anak.