webnovel

Serendipity Of Love

bagaimana jika kalian mendapat sebuah kebetulan yang tidak pernah di harapkan seumur hidupmu? Bagaimana perasaan kalian bertemu idola kalian secara kebetulan? Menyenangkan bukan? sama hal nya dengan Park Nami. Dia adalah salah satu gadis dari ARMY. dia mengidolakan Park Jimin dari grup K-Pop BTS atau Bangtan. dia hanyalah gadis biasa, dia sangat menyukai Park Jimin hingga sampai mimpinya pun Park Jimin. Tak terbayang bagaimana perasaan Nami saat bertemu idolanya hingga mereka menjalin hubungan. tapi tak hanya Jimin yang menyukai Park Nami, melainkan ada satu pria lagi yang ingin mendapatkan seorang Park Nami. Lelaki itu terus mencoba untuk mendapatkan yang ia inginkan dari seorang Park Jimin. Ya dia adalah Park Nami. Dia terus mencoba untuk melepas Nami dari genggaman Park Jimin. apakah Nami lebih memilih Jimin atau lelaki yang mencintainya tanpa Nami sadari? atau mungkin Nami lebih berpihak kepada Jimin? mari kita baca saja hingga akhir cerita ini!

WidiyaChimmy · ファンタジー
レビュー数が足りません
12 Chs

angan-angan ku dengannya (bab 9)

"Oppa mau ngapain?"

"Kau menggoda ku Nami ya!"

"Tapi oppa aku hmphh!"

Chuup

Bibir Jimin mendarat di bibir Nami yang Kenyal berwarna seperti Cherry itu. Lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi lumatan.

Tapi dengan cepat Nami melepasnya dan mendorong tubuh Jimin. Hingga hampir jatuh.

"Mianhae oppa tapi aku tidak mau melakukan nya sekarang!"dengan kuat Nami mendorong Jimin keluar kamar mandi.

Dengan segera Nami menutup pintu kembali dan di kunci hingga Jimin tak bisa masuk ke dalam lagi. Yah walaupun keadaan hati Nami sedang tak baik dan berdegup 2× lebih cepat dari biasanya.

"Aisshh apa yang kau lakukan Park Jimin?"gumam Jimin sambil keluar dari kamar.

"Woahh aku tak menyangka dia bisa se-ganas itu jika mabuk"batin Nami

Tak menunggu lama Nami sudah keluar dari kamar nya dan menghampiri Jimin yang sedang memijat pelipisnya.

"Oppa gwencana?"

"Eoh oh gwencana"

"Hmm oppa masih mabuk?"

"Iya kayaknya tadi, mianhae oppa, aku gak bisa nahan tadi"

"Ahh gakpapa kok oppa aku tau stiap orang pasti gak terlalu bisa nahan"

"Iya mianhae, oppa udah aga ga mabuk lagi nihh"

"Tapi oppa teh nya belum habis, ini bagus buat ngilangin pengar, mending oppa habisin dulu baru pulang, aku udah ngantuk banget nih, aku tidur dulu ya, nanti kalo mau pulang, pulang aja"ucap Nami lembut

"Hmm" Jimin membalas dengan senyuman manis

Setelah itu Nami pergi ke kamarnya dan mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur dan mulai menutup mata. Sebelum itu.

"Nami-ya udah tidur?"

"Belum, kenapa?"

"Aku mau pulang pas kamu udah tidur!"

"Ohh, oke"

Dan tiba-tiba Nami yang sedar tidur memunggungi Jimin, kasur bergoyang seperti ada seseorang yang mencoba tidur di sebelah Nami.

Setelah Jimin merebahkan tubuh nya di atas kasur Nami yang empuk itu, memeluk Nami.

Dan Nami bisa merasakan mereka sangat dekat dan nafas Jimin yang hangat menerpa lehernya.

Dan lama kelamaan Nami sudah berada di alam mimpi. Hingga Jimin ikut pergi ke alam mimpi nya masing-masing.

***

Pagi yang cerah dan indah, Cahaya matahari yang bersinar cerah menerpa wajah cantik Nami yang masih tertidur pulas.

Sekarang jam setengah tujuh pagi. Nami sedang menyesuaikan diri dengan sinar matahari yang membuat nya bangun dari mimpi indah nya. Tak sadar jika ada Jimin di sebelah nya.

"Huah ngantuk banget"Nami merubah posisi tidur nya dan berbalik ke arah sebaliknya dan terpampang jelas Jimin yang masih tertidur.

Nami sangat terkejut seharusnya Jimin pulang, dan tidak tidur di sini.

"AAAHH"

"Wae? Wae?"Jimin menanyakan keadaan tapi masih dengan mata tertutup dan setengah sadar, hingga ia duduk dan membuka matanya.

"Dimana aku?" Tanya Jimin bingung

"Di kamar ku!"Nami

"Ahh iya, maaf ya aku ketiduran kemarin"

"Iya gapapa oppa aku cuma kaget"

"Kaget kenapa kan aku pacarmu mu" Jimin menekuk mulut nya

"He eh Park Jimin ku kok cute banget sih, jangan ngambeg oke, aku kan baru pertamakali tidur bareng laki, jadi nya kaget"

Nami mencubit pipi Jimin gemas

Jimin yang mendengar kata 'Park Jimin ku' hatinya langsung berbunga-bunga dan senyum bahagia.

"Kamu manggil aku apa tadi?"tanya Jimin antusias

"Gak tau ah, aku mau mandi, oppa mau mandi, di sini apa di rumah Bangtan?"

"Di sini aja bareng kamu!"

"Gak ga ada berengan kalo mandi, belum sah juga ih"

"Ahahaha iya ya, aku mandi dulu aja"

"Iya ini handuk nya"Nami memberikan handuk berwarna putih.

Saat Jimin sedang mandi, Nami memasak sup untuk meredakan pengar karena mabuk semalam. Dan beberapa lauk pauk.

Saat Nami sedang memasak ada tangan kekar yang melingkari pinggangnya yang ramping. Nami tau siapa yang berbuat itu, dan Jimin sedikit-sedikit mencium leher nami yang putih itu.

"Ahh Jimin ge-geli, aku jadi susah yang masak"

"Biarin aku mau nya kamu kok"

"Hahh udah ah, sekarang duduk, aku mau bawa sup nya ini"

"Iya chagi"

Mendengar dirinya di panggil 'chagi' Nami menghentikan aktivitas nya sebentar dan kembali melakukan aktivitas nya.

Mareka sudah di meja makan. Dan nami mengambil nasi Dan Jimin sedang memandangi wajah cantik Nami yang sedikit berkeringat karena memasak.

Saat satu suapan mendarat di mulut Jimin, ia kaget akan rasa sup nya yang begitu enak.

"Wahh"

"Gimana enak ga?, Ga enak ya?"

"Eh gak gak ini enak banget kayak makanan yang ada di restoran mahal"

"Halah gombal"

"Iya beneran aku ngomong fakta"

"Hahaha makasih, pantesan Jinha seneng banget sama masakan ku"

"Hmm Jinha?"

"Iya temen ku, dia tinggal di sini juga tapi dia lagi nginep di rumah ortu nya"

"Ohh"

"Oh doang?"

"Terus aku jawab apa chagi"

"Kok tinggal sama kamu?, Gitu mungkin"

"Kok tinggal sama kamu?"

"Hmm aku gak punya ortua, cuma Jinha jadi kita tinggal bareng"

Mendengar itu Jimin merasa sangat ter-enyuh mendengar bahwa mertuanya sudah tidak ada.

"Apa orang tua mu meninggal?"

"Iya begitu kata ibu panti asuhan"

"Aku turut berdukacita yah"

"Iya gakpapa, aku juga lupa kayak gimna muka ortu ku, mereka meninggal aku umur 3 tahun kalo ga salah"

"Hiks"Jimin menangis

"Waeyo oppa?"tanya Nami panik

"Gakpapa aku tau, hidup tanpa orang tua berat, pasti kamu sedih"

"Iyaa dulu aku sedih sekarang tidak terlalu, aku bisa terbiasa"

"Awalnya aku berumur 7 tahun baru tau jika ortua ku sudah pergi dengan kecelakaan mobil saat perjalanan pulang ke rumah. Aku ada di rumah tidak ikut dengan mereka, karena mereka pulang malam, jadi aku di rumah menunggu mereka bersama bibiku. mendengar berita itu dari ibu panti asuhan membuatku sangat terpukul, dan hatiku sangat kosong, aku terus mengingat siapa orang tua ku?, Siapa nama mereka?, Di mana mereka pargi?, Dimana kuburan nya? . Aku sama sekali tak mengetahuinya sampai sekarang" ucap Nami sambil meneteskan air mata

"Oppa tau kenapa, aku tak tau mereka semua, karena bibi tak memberi tau nama ortua ku. Aku juga cukup binggung dengan sikap bibiku, dia seperti sangat panik mendengar berita itu bukannya sedih. Dia juga terlihat sangat membenciku. Hanya tentang hari terakhir bibi yang aku ingat dan kehidupan ku di panti asuhan"

"Nami aku tau berat tak mempunyai ortua dalam beberapa waktu, kau pasti akan mendapatkan kebahagiaan dari ortua, walaupun itu bukan ortua mu. Aku tau kau sangat kesepian, tapi aku mendengar mu bersama ibu panti asuhan, sangat jelas kau menganggap nya sebagai ibu mu. Jadi tetap bersabar lah. Aku akan mengenalkanmu pada ortua ku mau tidak?"Jimin mengusap air mata Nami yang mengalir

"Iya oppa au mau, kapan?" Tanya Nami antusias

"Hahaha iya, kalau bisa sekarang"

"Udah di habisin sarapan nya, emang oppa ga sibuk sekarang, kan bisa akhir pekan"

"Iya chagi"

****

Jam 8 Nami berada di rumahnya dan Jimin sudah pulang ke rumah para Bangtan. Untuk berganti baju dan meminta izin kepada PD Nim. Ya karena dia akan pergi berkencan dengan Nami.

Tidak lupakan Nami cuti 2 hari?

Bagaimana dengan Leeho yang meminta Nami makan malam bersama. Terpaksa di batalkan oleh Nami kerena sangat penting.

Jimin POV

"Aku pulang"Jimin

"Yaa dari mana aja, gak pulang?" Tanya Jin Hyung

"Ohh aku nginep di rumah temen hyung"

"Ya kalo gitu tetep harus ijin sama PD Nim, kena marah kita katanya cuma mau ketemu paman"Jin Hyung

"Ahh arraso Hyung arraso"Jimin

"Hyung dari mana?, Ketemu cewek ya?"Jungkook

"Hmm gak kayaknya"jawab Jimin gugup

"Boong deh, wanginya hyung aja beda, kayak bau sabun cewek, ngomong aja hyung gapapa!"Jungkook ngeyel

"Gak ah nanti aja"

"Jimin-ahh, jujur aja gapapa"Namjoon hyung

"Nee nee"

Jimin POV end

Jimin pun duduk di sofa dan menceritakan bagaimana ia bisa bertemu Nami dan memjadi pacarnya.

"Mwoo?"tanya mereka ber6 bersamaan

"Nee itu benar, dia baik banget, lucu lagi, aku jadi makin rindu"

"Ada yang udah dapet nih, jadi pengen aku"J-Hope

"Hehe makanya hyung cepet cari"

"Hiya hiya"

"Aku juga, kapan-kapan di ajak kesini hyung, mungkin aja mau sama aku"Jungkook

"Isshh awas kau ya dia udah punyaku, dasar anak kecil"

"Issh dasar pendek"Jungkook

"Mwoo, ngomong apa kamu?"tanya Jimin marah.

"Ani hyung mianhae hehe" Jungkook

"Hahahaha"tawa mereka semua

Setelah puas tertawa Jin yang tertua di bangtan menanyakan sesuatu pada Jimin yang membuatnya cukup khawatir

"Jinminie apa kau tau resiko nya, kau harus berhati-hati, dan Jika para Army tak menerima nya dan membenci Nami bagaimana?"

"Aku juga tak tau harus apa hyung, aku terus mencoba agar tak di ketahui, dan itu susah banget pacaran sembunyi"

"Iya kau harus berhati-hati pokoknya, aku mendukung hubungan kalian"

"Gomawo hyung"

***

Kalian tau apa saja yang di lakukan Nami saat berada di rumah sebelum Jimin datang jam 10 pagi. Dia menonton TV dan pergi ke luar membeli ubi bakar, yang biasa ada di seberang rumah Nami.

Walaupun ubi itu hanya berjualan dari jam 6 sampai 11 pagi, tapi cepat laku dan habis dalam beberapa jam. Jadi dia harus menunggu beberapa antrian.

Mereka melihat ada pasangan yang sedang saling menyuapi ubi bakar itu yang sedang duduk di bangku jalanan. Andai saja Jimin bukan seorang yang sangat spesial.

Nami pasti akan mengajak Jimin berkencan dengan bebas seperti mereka pergi ke tempat umum dan berjalan-jalan menyusuri sungai Han, dan tak melupakan membeli beberapa food counter. Ya mungkin dia ingin saling menyuapi tteoppoki atau eomuk guk yang hangat, atau tokkebi hot dog, dan yang terakhir berbagi somsatang yang besar.

(Somsatang=harum manis yang berwarna-warni dengan ukuran cukup besar)

Tapi itu hanya bayangan dalam pikiran Nami, dia dulu saat kuliah memang pernah dekat dengan seorang laki-laki. Ya sekarang mereka tak pernah bersama lagi.

Hingga sekarang dia masih menunggu ubi bakar nya itu, memang enak memakan ubi bakar saat cuaca yang cukup dingin.

{To be continued}

Tunggu kelanjutannya yaa, Dan jangan lupa untuk vote, follow, dan saran nya (◠‿◕)

~Thanks to read every one~

(◍•ᴗ•◍)

Hari ini author libur dulu ceramah nya.

Author masih cari cara gimana nulis catatan dari penulis tapi author ge nemuin jadi terpaksa disini. Kalo ada yang tau gimana caranya kasih tau ya, makasih😂☺️☺️

See you next time 💜💜

BORAHAE 💜💜