Dan ketika bersama dengan Randi, lelaki itu seolah seenak jidatnya menorehkan luka yang teramat sakit untuk Nadia. Jika ada perlombaan tidak mempunyai hati mungkin saja Randi akan mendaftarkan dirinya.
Dirinya patut untuk diikut sertakan dalam lomba tersebut.
Kereta besi yang dikemudikan oleh Randi berjalan dengan kecepatan yang cukup pelan. Kedua manik matanya terus saja menyisir sudut demi sudut kota ini. Melihat ke kanan dan ke kiri untuk menemukan wanita yang seharusnya dia jaga perasaanya, dia hujani dengan cinta dan juga kasih, tapi sayang Randi lalai atas tanggung jawabnya tersebut.
Randi menyerah sudah hampir tiga jam dia berkeliling, tapi tak juga menemukan dia sang istri kini berada. "Nadia, kamu di mana, sayang?" tanya Randi dengan desaan napas yang terdengar begitu berat. Keningnya pun dihiasi dengann banyak peluh yang bercucuran, banyak sekali.
Satu nama kini terlintas di benak Randi, nama yang mungkin saja akan membebaskan dia masalah yang sungguh pelik ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください