Namun, bukan berarti gadis kecil itu sama sekali tidak berguna. Rong Yan tidak keberatan menikahi Gu Xi Jiu sebagai wanita simpanan asalkan gadis itu bisa lebih pengertian sedikit.
Sementara Rong Yan masih memikirkan rencananya, dia mendengar Gu Xie Tian bicara, "Tuan Hu, mohon hukum dua pelayan yang sengaja menuduh Xi Jiu! Pasti ada seorang dalang di balik semua ini, mohon bantu kami mengetahui siapa yang menimpakan semua masalah ini pada Xi Jiu dan keluargaku!"
Tuan Hu segera berjanji padanya bahwa dia akan melakukannya. Gu Xie Tian berkata pada Rong Yan, "Pangeran Kedua Belas, sungguh beruntung putri kami bebas dari tuduhan. Artinya, Anda juga bebas dari rasa khawatir."
Rong Yan tersenyum dengan enggan, "Anda benar, saya tahu dia tidak akan melakukannya, saya benar-benar lega!"
Masalah di pagi itu sudah beres dan semua orang bersiap-siap untuk meninggalkan tempat itu.
Gu Xi Jiu yang berdiri di pinggir sepanjang waktu ini tiba-tiba bersuara, "Pangeran Kedua Belas, saya ingin minta nasihat Anda. Saya berniat mengunjungi Anda di hari lain, tetapi karena Anda sudah berada di sini hari ini dan persoalan yang sepele ini sudah beres, dapatkah Anda membantu saya menyelesaikan beberapa masalah?"
Rong Yan mencoba sebaik mungkin untuk mendengarkan dan berkata, "Ya, apa yang kamu butuhkan?"
Gu Xi Jiu perlahan mengeluarkan burung kertas dari lengan bajunya dan berkata, "Saya menemukan surat ini kemarin malam dan menyadari ini tulisan tangan Anda. Anda mengundang saya untuk bertemu di kediaman rahasia Anda dekat di Gunung Ning Wu …."
Wajah Rong Yan tampak muram bahkan sebelum Gu Xi Jiu selesai bicara. Memang, dia menugaskan seseorang untuk meninggalkan pesan itu di halaman milik tunangannya. Namun, dia ingat bahwa dia juga memberi tahu Gu Xi Jiu agar membakar surat itu setelah membacanya, mengapa gadis itu tidak mematuhi perintahnya?!
Namun, Rong Yan tidak bisa mengaku. Dia menyela Gu Xi Jiu dan menyahut, "Xi Jiu, mengapa kamu bilang begitu? Aku tidak pernah menulis surat seperti itu. Selain itu, aku tidak punya kediaman pribadi di dekat Gunung Ning Wu. Bisakah kamu berikan surat itu supaya kulihat!? Itu pasti palsu!" Rong Yan mengulurkan tangannya dan mencoba merebut surat itu.
Dia ingin menghancurkan barang bukti itu sebelum semua orang dapat menanggapinya.
Rong Yan tiba-tiba menggunakan Qing Gong [1]1 karena dia buru-buru mendapatkan surat itu. Gerakannya sangat cepat!
Bahkan Jenderal Gu tidak bisa menghindar dari tindakan cepatnya.
Rong Yan sangat yakin akan bisa merampas surat itu dari tangan Gu Xi Jiu, namun dia tidak menyangka Gu Xi Jiu akan berkelit menjauh, tepat ketika telapak tangannya hampir menyentuh surat itu.
Gu Xi Jiu berhasil menghindari sambarannya.
Rong Yan tertegun. Gu Xi Jiu menatapnya dengan polos dan berkata, "Anda yakin ini palsu? Saya dapat mengenali tulisan Anda …."
Mendadak Gu Xi Jiu berbalik dan menatap Pangeran Kedelapan yang sedang memainkan kipasnya, "Saya dengar Pangeran Kedelapan pandai kaligrafi, mengapa kita tidak minta bantuannya saja?" Dia langsung menyelipkan surat itu ke tangan Rong Che.
Wajah Rong Yan tampak pucat pasi, sebab Pangeran Kedelapan memang seorang ahli dalam bidang melukis dan kaligrafi.
Tidak ada cara untuk bisa lolos dari mata tajam Pangeran Kedelapan jika itu benar-benar tulisannya.
Demikian pula, Pangeran Kedelapan dapat dengan mudah mengetahui apakah surat itu palsu.
Dia dalam masalah besar!
Tangan Rong Che gemetar saat membuka surat itu. Dia membaca surat itu dan kemudian mengalihkan tatapannya pada Gu Xi Jiu.
Gu Xi Jiu menyilangkan tangannya di depan dadanya dengan polos.