webnovel

Selingkuh Romantic Gay

Ketika Ia hanya ingin berhubungan dengan satu orang. Ia mencoba untuk tetap menahan dan tetap bertahan meskipun berbagai macam godaan yang membuat gejolak birah*nya bangkit menghampirinya.

BintangGay · LGBT+
レビュー数が足りません
20 Chs

RG 17

"Kukuruyuuuk." Ayam berkokok cukuplah panjang melengkung namun tidak terdengar di dalam Apartemen itu.

"Huaaach.." Nizar terbangun sambil merentangkan kedua tangannya ke atas menarik tubuh langsingnya.

Nizar mengangkat tangan kekasihnya yang sedang memeluknya. Nizar terduduk lalu menyender di Penyangga Double Bed.

Nizar menatap wajah kekasihnya yang masih terlihat kalem dan tenang mengarah kearahnya.

"Sayang bangun.." Ucap Nizar sambil mengelus wajah kekasihnya.

Dimas membukakan matanya sebentar lalu berpura-pura terpejam kembali.

"Sayaang.." Nizar kembali membangunkannya.

"Uuuu.." Dimas memonyongkan bibirnya sambil tetap terpejam.

Nizar beranjak turun dari Double Bed. Dimas langsung meraih tangannya Nizar dengan matanya yang berpura masih terpejam.

"Oh, udah terbangun toh?"

"Uuuu.." Dimas memonyongkan bibirnya.

"Mmmmuah.." Nizar mengenyot bibir kekasihnya.

"Udah ya? Udah aku cium tuh."

"Lagi? Lebih lama sayang.." Pinta Dimas.

"Ini udah pagi sayang. Ayam jago udah pada berkokok."

"Ayam Jagoku juga sudah terbangun Dedek."

Nizar langsung membuka selimut yang menutupi tubuh kekasihnya. Terlihat berdiri tegak kepunyaan kekasihnya.

"Bodo ah." Ucap Nizar sambil beranjak turun dari Double Bed itu.

"Cepetan bangun ya? Aku tungguin kamu di ruangan makan." Ucap Nizar sambil berjalan keluar dari kamar.

Nizar berjalan ke arah Dapur.

Terlihat gadis simpanannya Om Bimo sedang berdiri di dapur menggunakan pakaian santainya yang serba pendek.

"Udah bangun lu Dek?" Nizar menyapanya sambil mencuci tangan di wastafel dapur.

"Udah Kak." Ucap Gadis itu.

"Lagi bikin apaan lu?" Tanya Nizar sambil menatap ke arah Gadis itu sambil tetap mencuci tangannya.

"Bikin Jus kak." Jawab Gadis itu.

"Tolong bikinin sekalian ya?" Pinta Nizar.

"Baik kak." Jawab Gadis itu.

Nizar telah selesai dari kegiatan mencuci tangannya. Nizar berjalan lalu duduk di kursi Meja Makan menemani gadis itu.

Gadis itu berjalan lalu duduk di kursi Makan berhadapan dengan Nizar.

"Kenalin kak? Nama aku Rani. Maaf semalam kita berdua sudah tertidur." Ucap Gadis itu sambil menyodorkan tangan kanannya.

"Siapa Dek namanya?" Tanya Nizar.

"Rani kak." Ucap Rani sambil tetap menyodorkan tangan kanannya.

"Rani alias Randa Nini-nini (Janda Nenek-nenek) ya Dek? Kkekekekek.." Nizar meledeknya.

Gadis itu terdiam.

"Sorry-sorry gw bercanda. Nama gw Nizar." Ucap Nizar sambil berjabat tangan dengannya.

"Salam kenal ya kak?" Ucap Rani.

"Oke salam kenal juga."

"Aku boleh nanya gak kak?" Tanya Rani.

"Mau nanya apaan lu?"

"Kakak nanti ikut ke luar kota bareng mereka berdua?" Tanya Rani.

"Nggak, gw gak pernah ikut. Gw punya hoby sendiri. Kalau lu gimana?"

"Aku juga gak ikut kak." Ucap Rani.

"Terus lu nanti pulang kemana? Atau tinggal disini? Kalau lu tinggal disini sih, gw sangat setuju. Biar tempat ini gak kosong."

"Palingan nanti aku pulang ke Rumah kak." Ucap Rani.

"Jauh gak rumah lu?"

"Deket koq kak. Tetangga kota ini. Masih bisa naik Taxi nanti." Ucap Rani.

"Oh, syukurlah kalau deket."

"Kalau kakak sendiri nanti pulang kemana?" Tanya Rani.

"Gw pulang ke tempat tinggal gw sama abang."

"Dimana kak tempat tinggalnya?" Tanya Rani.

"Masih deket koq. Masih di Kota ini."

"Kak, sekali-kali ajak aku nongkrong bareng dong?" Pinta Rani.

"Emangnya gak kerja lu?"

"Enggak kak. Aku hanya jadi simpanannya Papa Bimo saja." Ucap Rani.

"Sudah berapa lama lu Dek kenal sama Om Bimo dan dimana?"

"Masih baru kak. Sekitar sebulanan. Aku ketemu sama Papa, sewaktu aku sedang jalan di Mall." Ucap Rani.

"Oooh.." Ucap Nizar.

"Koq lu mau sih sama Om-om?" Tanya Nizar.

"Mmm.. sebenarnya sih, waktu itu aku baru banget bekerja sekitar tiga harian di club malam. Aku fikir, dari pada hidupku hancur, masih mending aku memilih jadi simpanannya saja." Ucap Rani.

"Oh begitu, baguslah kalau emang begitu ceritanya. Semoga saja selalu awet ya Dek?" Ucap Nizar.

"Amien. Makasih atas doanya." Ucap Rani.

"Sama-sama. Oh iya, kalau masalah nongkrong, kapan-kapan lah ya gw ajak? Gw punya kerjaan dan tidak setiap hari bisa nongkrong Dek." Ucap Nizar.

"Beres kak." Ucap Rani.

Om Bimo sedang berjalan ke arah Dapur menggunakan handuk di setengah badannya saja.

"Ehem.." Om Bimo berdehem sambil mengepalkan tangan kanana di depan mulutnya.

Rani lamgsung berdiri dan kembali mengurus melanjutkan memblender Jusnya.

"Oh ada Om-om tooh.." Nizar meledek.

Om Bimo berjalan mendekati Nizar yang sedang duduk.

"Apa kabar kamu sayang?" Ucap Om Bimo sambil memeluk Nizar dengan satu tangannya yang kekar.

"Please deh Om, jangan sentuh-sentuh aku? Bukan muhrim." Ucap Nizar tanpa menggerakkan tubuhnya sama sekali.

"Uluuuh, marah.." Ucap Om Bimo.

Om Bimo menarik kursi lalu duduk di sebelah Nizar. Mereka berdua saling bertatapan.

"Gimana semalam kalian berdua jalannya? Koq gak ajak-ajak sih ganteng?" Ucap Om Bimo.

"OMG. Please Om, tutup benda terlarang itu?" Ucap Nizar sambil menutup matanya menggunakan kelima jari dengan sedikit membuka jari mengintip bawahnya Om Bimo yang sedang duduk membuka kedua dengkul.

"Maaf ganteng, Om tidak sadar." Ucap Om Bimo sambil merapatkan kedua kakinya lu membenahi handuknya.

"Jadi bagaimana semalam kalian berdua. Happy tidak jalannya?" Ucap Om Bimo.

"Sangat Happy dong Om." Ucap Nizar.

"Om Bimo sendiri malah sudah tidur. Kan surabi anget rasa apem-nya jadi mubajir gak kemakan Om." Ucap Nizar.

"Hehe, Maafin Om ya? Om ketiduran." Ucap Om Bimo.

"Ketiduran apa ketiduran Om?" Ucap Nizar sedikit meledek.

"Bener koq Om sama Dinda (Rani) ketiduran. Benar ya Din, kita berdua telah tertidur semalam?" Om Bimo mencari pembelaan ke Rani.

"Iya kakak, kita berdua sudah tertidur semalam." Ucap Rani sambil menuangkan Jus kedalam gelas-gelas.

"Oh.. Bukan kumpul kebo ya Om? Ups.." Ucap Nizar.

"Hampir saja aku keceplosan." Ucap Nizar di dalam hatinya.

"Sudah deh Om, mendingan Om mandi dulu. Biar ganteng dan makin gagah perkasa." Ucap Nizar.

"Bisa saja genteng memuji Om. Om jadi makin suka sama kamu." Canda Om Bimo.

"Aduh, gak Om gak keponakannya tukang gombal abis." Ucap Nizar.

"Hahaha, ya sudah iya Om mandi dulu ya ganteng?" Ucap Om Bimo sambil mendirikan badannya.

"Good.." Ucap Nizar.

Om Bimo telah meninggalkan Nizar.

Nizar mendirikan badannya lalu berjalan ke arah kulkas. Nizar mengambil coklat kental, susu, pisang dan kue Donuts, setelah itu Ia duduk kembali di Meja Makan.

"Mau buat apaan kak itu?" Ucap Rani sambil berjalan mendekati Nizar yang duduk.

"Mau bikin Dessert khusus untuk papahmu (Om Bimo)." Ucap Nizar.

"Ooh.. Aku boleh liat ya kak?" Ucap Rani.

"Boleh." Ucap Nizar.

Rani menemaninya sambil berdiri di sampingnya Nizar. Nizar segera mengiris pisang panjang menjadi dua bagian, lalu Ia memotong ujung-ujung pisang membentuk setengah bola. Setelah itu, Ia meletakkan kue Donuts diatas piring kecil, memasukkan setengah bagian pisang sedikit melengkung dan meletakkan kedua pisang kecil membentuk setengah bola di depannya. Lalu setelahnya, Ia mengucurkan coklat kental ke Pisang dan Donuts tersebut, lalu di ujungnya di kasih beberapa tetes susu dan sedikit irisan keju.

"Lucu ya Dek?" Ucap Nizar.

"Hahaha, lucu bentuknya kak." Ucap Rani.

"Hahaha, pasti suka nih Papahmu..." Ucap Nizar.

"Udah sono, mendingan lu cuci muka atau mandi dulu. Biar yang lainnya gw yang nyiapin." Ucap Nizar.

"Oke kak." Ucap Rani.

Rani segera mandi. Sementara Nizar mempersiapkan Roti Tawar dan selei.