webnovel

SELALU ADA RUANG UNTUK PULANG

SEGERA TERBIT --- Khansa adalah seorang piatu yang dibesarkan oleh ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaan. Khansa tumbuh besar tanpa kasih sayang dari kedua orang tuanya dan hanya diasuh oleh baby sitter. Keadaan membuatnya harus hidup mandiri dan belajar bela diri. Kehidupannya semakin tidak karuan setelah sang ayah menikahi baby sitter-nya. Karena kehidupan Khansa semakin tidak karuan dan selalu hidup di bawah tekanan. Khansa memutuskan untuk kuliah di Jogja dan berharap la memiliki kehidupan yang lebih baik disana. Namun, kejadian nahas menimpa Khansa. Hidupnya semakin hancur dan jauh dari tujuannya. Tugas kuliahnya menumpuk dan parahnya ayah Khansa murka mendengar musibah itu. Hidupnya hancur dan mengalami depresi. Baca kisah perjuangan Khansa sampai Ending di buku SELALU ADA RUANG UNTUK PULANG. Open PO 24-31 Mei 2023 Cek IG @karimaifha Wajib masuk wish list, kamu, nih.

KarimaIfha · 若者
レビュー数が足りません
6 Chs

Kehidupan Baru

"Lakukan yang kau anggap benar dan tinggalkan yang meragukan hatimu"

•••••

Kalau kalian bertanya tentang bagaimana dan kenapa Aku bisa sampai berubah sedrastis ini, tentu mudah menjawabnya. Semua ini karena kasih sayang Allah yang lama kuabaikan itu tiba-tiba datang menyentuh hatiku dan meremukkan hatiku. Benar-benar lebur hatiku. Aku mati rasa, semuanya terasa hampa, namun Allah memberiku rasa yang baru.

Saat itu tepat kelulusan SMA Aku terlibat perdebatan keras dengan ayah tentang masa depanku. Ayah selalu menekanku untuk belajar lebih keras dari orang lain tanpa ampun.

Aku lelah menjadi pecundang yang terus-menerus bersembunyi dibelakang kemunafikan. Aku dan ayahku muslim, tapi kita lupa diri. Aku bosan dengan kenakalanku saat remaja. Memang menyenangkan menjadi seorang penguasa di sekolah, punya banyak anak buah dan bisa melakukan apapun yang kumau. Puas rasanya telah melalui semua itu. Guru-guru pun tak bisa menghukum atau mengeluarkanku dari sekolah karena prestasiku yang selalu unggul, tapi disisi lain Aku lelah, benar-benar lelah mencari perhatian ke semua orang karena aku tak memiliki keluarga yang hangat. Aku ingin merasakan kehangatan itu. Dimanapun, akan kukejar.

Konyolnya pikiranku mengarah ke pesantren. "Ah, apa Aku pantas tinggal di tempat seperti itu?"

Buntu yang kudapatkan. Akhirnya keputusan akhir adalah kuliah di Jogja. "Disana tak sekeras di Jakarta, bukan?" pikirku yang awam dengan dunia luar.

Ayahku mengizinkanku kuliah di Jogja. Tak peduli kampusnya apa dan tinggal dimana, yang penting Aku mendapatkan IPK sempurna itu cukup untuk Ayah. "Ah, Ayah bahkan nggak ngucapin selamat tinggal, atau pesan hati-hati dijalan." Aku sangat sedih. Di perjalnan menuju Jogja, aku hanya mampu menatap keluar jendela pesawat. Melamunkan hal-hal yang tidak jelas, pikiranku kacau.

"Mau jadi apa Aku nanti?" Aku belum tahu jawabannya.

Jogja. Akhirnya sampai juga. Disinilah Aku akan memulai kehidupanku yang baru. Nafas panjang kuhirup dalam-dalam, merasakan aroma kebebasan. Suara bising klakson memgiringi padatnya jalanan di persimpangan pasar demangan. Huft, Lega rasanya melepas udara Jogja yang kuhirup hari ini. Aku tak sabar melalui hari-hari di kampus. Dengan satu koper besar dan ransel besar ini langkahku mulai bergerak mendekati sebuah kost semi apartemen. Rumah baruku. Sepertinya persiapanku sudah sempurna sebelum berangkat kesini. Aku bisa langsung beristirahat.

"Hai, kamu penghuni baru disini ya?" Seseorang menyapaku dengan ramah.

"Oh, hai— ya, Aku baru aja sampai tadi sore. Aku Khansa."

"Freya."

"Oke, salam kenal."

"Hmm." Freya mengangkat cangkir kopinya dan pergi ke kamarnya dengan meninggalkan sedikit senyuman.

Freya teman pertamaku di Jogja dan menjadi teman dekatku melakukan berbagai keseruan dunia yang fana ini. Dia cewek tomboy tidak berhijab yang memiliki tatto kecil broken heart di punggungnya, tapi Dia sangat baik padaku. Kebetulan kami kuliah di kampus yang sama. Jadi hampir setiap pagi kami berangkat ke kampus bersama menggunakan Honda Jazz miliknya. Karena pengalamanku di sini belum banyak, Freya sering mengajakku pergi berkumpul dengan teman-temannya saat malam hari atau selepas kegiatan kampus berakhir.

Mereka semua menyambutku dengan baik, senang rasanya diperlakukan dengan hangat seperti ini. Aku nyaman berada di antara mereka, di basecamp mereka. Meskipun awalnya Aku sangat takut karena wajah-wajah mereka yang terlihat bengis.

"Malam ini kita mau kemana?" tanyaku penasaran.

"Menenangkan pikiran. Aku lagi kacau, butuh hiburan dan pelampiasan, jadi malam ini kamu temenin aku sampai pagi, oke."

"Sampai pagi?"

"Ya." Jawabnya bernada lemah, sepertinya Freya sedang ada masalah besar.

Satu bulan ini banyak hal baru yang kualami. Malam ini apa lagi?.

"Club— club malam?"

"Iya, kamu belom pernah main ke club?"

Aku hanya menggelengkan kepala seperti anak lugu. Tak tahu lagi kejutan apa yang ingin diperlihatkan Freya kepadaku. Kuharap malam ini tak menghancurkan masa depanku, atau Ayah akan murka.

___

Part ke 2 sampai sini dulu ya...

Part ke 3 segera menyusul, kalau kalian udah nggak sabar.

Jangan lupa vote, komen & reviewnya ya ...

Happy Reading :)

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

KarimaIfhacreators' thoughts