"Ada apa ya mas ?" tanya Bram yang menghentikan langkahnya seketika, dan menoleh ke arah Jainal.
"Mohon maaf pak, boleh minta waktunya sebentar ?" kata Jainal yang menghampiri Bram.
"Baiklah hanya sebentar ya, soalnya saya banyak urusan" jawab Bram sambil melihat jam tangannya.
Jainal pun mengajak Bram untuk bicara di luar di tempat yang agak jauh dari orang orang.
"Jadi ada apa mas, kok sampai ketempat sepi gini ?" tanya Bram yang heran.
"Jadi gini pak Bram, sebelumnya saya mohon maaf karena ikut campur kedalam masalah pribadi anda, tapi saya hanya berniat memberitahu dan sekaligus menolong anda" kata Jainal dengan serius.
"Memberitahu apa ? Terus mau menolong saya dari apa, saya tak punya masalah apa apa" kata Bram yang bingung.
"Menolong anda dari KIRANA" kata Jainal dengan tatapan tajam ke arah bram.
"KIRANA ?" saut Bram yang bingung.
"Iya pak, saya tau Kirana telah bapak pecat dari restoran ini, dan saya tau kalau bapak telah MENGHAMILI KIRANA" kata Jainal yang langsung mulutnya di bungkam oleh tangan Bram.
"Apa mau mu sebenarnya ?" bisik Bram tangannya sambil membukam mulut Jainal.
"Saya hanya kebetulan lewat saja waktu itu yang melihat kerumunan dan terlihat wanita bunuh diri yang lompat dari atas gedung, dan itu adalah KIRANA" kata Jainal yang melepaskan tangan bram.
"Maksudmu Kirana telah meninggal ?" kata Bram yang kaget.
"Betul pak, dia mengakhiri hidupnya karena tak tahan menahan malu yang di sebabkan oleh anda" kata Jainal menunjuk kearah Bram.
"Emang dianya aja jadi cewek bodoh banget..hahaha" kata Bram dengan ketawa jahatnya.
"Asal bapak tau, Kirana akan mendatangi bapak untuk menuntut balas dendam" kata Jainal dengan serius.
"Menuntut balas ? Ha ha ha ha ha. . jangan membuatku tertawa, mana mungkin orang mati bisa menuntut balas, kamu hanya mengada ngada dan ujung ujungnya pasti mau morotin aku aja kan" kata Bram.
"Ini beneran pak dan saya tidak berniat minta uang anda sepeser pun karena semua ini adalah permintaan dari ibu Kirana yang tak mau putrinya menambah dosa lagi" saut Jainal meyakinkan Bram.
"Hallaaaaah. . omong kosong kamu, saya mau pergi masih banyak urusan, permisi!!" kata Bram yang langsung meninggalkan Jainal.
Jainal pun kembali kedalam restoran, sedangkan Bram mengemudi mobil hitamnya untuk pergi.
"Gimana bro ?"tanya Hendra setiba Jainal di meja makan.
"Taulah mas, dia tak mau mendengarkan kata kata ku" saut Jainal jengkel.
"Ya sudah kita pikirkan nanti aja, sekarang makan dulu sana" kata Hendra sambil menikmati makanannya.
"Apa'an yang di makan, tinggal tulang sama nasi putih doang" kata Jainal sambil memperhatikan meja makan untuk mencari cari yang tersisa.
"Hehehe maaf Bro, makanannya mantap bamget Bro" saut Hendra yang hampir hJainals menyantap semua makanan di atas meja.
"Parah kamu mas masak saya suruh makan nasi putih aja" kata Jainal yang jengkel.
"Udah nikmatin aja Bro" kata Hendra dengan entengnya.
Tak lama kemudian pelayan yang tadi menghampiri mereka, Hendra yang mengetahui pun langasung cuci tangan pakai air kobokan di atas meja dan sedikit memoles moles rambutnya.
"Eh mbak suci, kangen ya mbak..hehe" kata Hendra menggoda pelayan itu.
"Ih masnya bisa bisa aja" saut suci sambil senyum senyum.
"Mbak boleh minta no hp nya nggak ?" tanya Hendra sambil cengengesan.
"Ini mas" saut Suci sambil mengasihkan selembar kertas.
"Waaaaah. . ternyata sudah disiapin bro no hp nya, pake di tulis di kertas lagi, kayaknya dia malu malu..hehehe" kata Hendra pada Jainal.
Hendra pun mengeluarkan HP nya, bersiap mencatat no Suci, namun setelah di lihat, ternyata itu adalah bon tagihan makanan senilai 3jt, sontak Hendra pun hampir pingsan karena ngalamat uang gaji bulan ini ludes.
Akhirnya Hendra pun dengan terpaksa membayar semua tagihan itu, dengan wajah yang sangat kusut Hendra langsung mengajak Jainal untuk pulang.
"Sudah uang ludes, gak dapat no cewek itu pula" kata Hendra yang jengkel.
"Sudah jangan di pikirkan mas, ambil positifnya aja, kan minim kamu jadi pernah makan di restoran mewah dengan menu utama, terus ketemu cewek cantik, kan kapan kapan biaa kita cegat waktu pulangnya, dan paling penting kita sudah tau wajah orang yang di incar Kirana.
Mereka pun berniat pulang dulu dan merencanakan langkah selanjutnya yang mereka ambil, agar misi membuat Kirana tidak jadi menuntut balas sukses.
"Ha ha ha sekarang aku bebaaaaas. . perempuan sialan itu sudah mati, jadi semuanya bakal aman,. Ha ha ha ha" teriak Bram dengan senang di dalam mobil.
Waktu itu pukul menunjukkan jam 9 malam, Bram pun yang telah selesai dengan urusannya kembali ke restorannya, namun di tengah perjalanannya dia melewati sebuah jalan yang sangat sepi karena dia terburu buru dan mengambil jalan pintas.
Whussss. . . . . .
Bayangan hitam lewat di depan mobil Bram, seketika itu Bram langsung mengerem mobilnya, dan dia pun turun untuk memastikan bahwa dia tidak menabrak sesuatu, namun ketika dia berbalik untuk masuk kedalam mobil sosok Kirana dengan wajah yang hancur, mata yang melotot berdiri tepat di hadapannya, seketika kaki Bram seperti terpaku tidak bisa di gerakkan, tubuh Bram yang gemetaran, dan mulut Bram yang hendak mengatakan sesuatu namun kesulitan.
"Ke. . ke. . keeenapa kamu bisa ada di sini ?" tanya Bram dengan kaki dan tubuh gemetar.
"AKU AKAN MENUNTUT BALAS ATAS SEMUA PERBUATANMU" kata sosok Kirana dengan suara menggema.
"Ma. . ma. . maa. . af kan aku sofi" saut Bram yang mencoba menggerakan kakinya.
Bram pun langsung lari ketakutan masuk kedalam mobil, setelah dia bisa mengontrol kaki dan tubuhnya.
Ketika Bram menyalakan mobilnya, mobil itu tidak mau menyala, Bram yang ketakutan pun melirik kanan kiri dan depan sosok Kirana pun menghilang, dia pun cepat cepat untuk menyalakan mobil.
Akhirnya mobil itu pun bisa menyala, dan tiba tiba sosok Kirana muncul tepat di depan kaca mobil Bram, karena sangat ketakutan Bram pun menginjak gas dan menabraknya.
Dengan kecepatan penuh Bram pun meninggalkan tempat itu, dia pun lega karena sosok Kirana sudah tidak ada lagi, namun dengan ketakutan dia melirik kiri kanan depan dan belakang, melihat sosok Kirana sudah tidak ada akhirnya dia lega, namun tiba tiba ketika dia menghempaskan nafas yang lega sosok Kirana pun tiba tiba duduk disamping Bram, sangking ketakutannya dia langsung membanting setirnya dan menabrak sebuah pohon besar di hadapannya.
BRAKKKKKKKKKKK. . . . . .
Terlihat mobil depan yang rusak parah dan mengeluarkan asap, terlihat Bram yang tak sadarkan diri, kepalanya yang menghantam setir mobil dan mengeluarkan banyak darah.