webnovel

Secret Love for Secret Admirer

Tak pernah terpikirkan, apa yang menjadi kesukaanmu aku juga menyukainya. Tanpa sadar, aku selalu menuruti nasihat dan perintahmu. Lama-lama, aku tahu artinya bahwa itu semua hanyalah sebuah keinginan agar diakui untuk menjadi lebih dari seorang sahabatmu. Aku, sebagai pengagum rahasia, yang menyukaimu secara diam-diam. (Nadia Naraya) Rasa simpati dan sebuah ketertarikan biasa. Itulah yang aku rasakan saat pertama kali melihatmu. Aku tak tahu sejak kapan rasa itu sedikit demi sedikit berubah menjadi rasa penasaran dan selalu ingin tahu tentangmu. Katakan saja, kalau ini adalah sebuah cinta rahasia untuk seorang pengagum rahasia. Lupakan perasaanmu darinya dan berbaliklah menyukaiku. (Fauzan Narendra) Nadia memendam perasaan pada sahabatnya - Agra - hampir selama enam semester terakhir sejak mereka bersahabat. Sayangnya, saat Nadia ingin mengungkapkan perasaannya, bertepatan dengan itu, Agra bercerita bahwa ia sudah memiliki kekasih. Nadia tidak bisa menghindar begitu mudah, karena ia terjebak di dalam satu proyek dengan Agra cukup lama. Inilah yang bisa dilakukan Nadia, mengagumi dalam diam. Saat Nadia sudah mencapai puncak kegalauannya, seorang laki-laki bernama Fauzan datang ke dalam hidupnya. Nadia pikir, ia baru pertama kali bertemu laki-laki ini. Namun, ternyata Fauzan sudah mengenalnya sejak dua tahun lalu. Fauzan muncul begitu saja saat Agra menghilang menangani proyek dosen selama beberapa bulan. Fauzan bilang bahwa ia menyukai Nadia. Lantas, apa yang akan Nadia lakukan selanjutnya? Cover by : Diarra_design Follow me on Instagram : @NurulAyuHapsary

N_Ayu_Hapsary · 都市
レビュー数が足りません
372 Chs

76. Surprised Nadia

Nadia mematikan panggilannya ponselnya. Yang penting, ia sudah tahu di mana Fauzan berada. Jika a bertemu dengan Fauzan, maka ia akan meminta alamat rumah Fauzan. Paling tidak, ia juga akan tahu.

Nadia segera bersiap untuk berangkat ke tempat latihan Fauzan. Entahlah? Ini hanya soal perasaannya saja. Nadia sangat merindukan Fauzan.

Nadia tidak peduli lagi. Bagaimanapun juga, ia tetap akan datang juga ke tempat latihan Fauzan. Biar saja. Lagipula, dulu Fauzan juga sering muncul di hadapannya bukan? Jadi, bukankah sekarang sudah terlihat adil baginya? Pikir Nadia.

Nadia tersenyum sendiri. Setelah ia sudah selesai bersiap, Nadia segera keluar kamar dan menutup pintu kamarnya. Ia tak lupa menguncinya.

Nadia berjalan cepat menuruni tangga lantai atas. Ia akan segera naik angkutan umum. Karena ini masih tidak terlalu malam. Nanti, saat pulang biar Fauzan yang mengantarnya. Pikirnya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください