webnovel

Terserah Kamu

編集者: Wave Literature

"Sekarang kau sudah tahu, kan?" Ye Yan mengalihkan pandangannya dan memelototi Lan Qianyu, "Alasanku melakukan itu kepadamu adalah ini…"

Lan Qianyu memejamkan matanya rapat-rapat, jantungnya terasa sakit seperti sedang ditusuk jarum. Dia seharusnya membenci Ye Yan, namun ketika dia mengetahui alasan Ye Yan yang sebenarnya, dia malah tidak dapat membencinya.

Ternyata semuanya terjadi karena Leng Ruobing. Pantas saja Ye Yan memilihnya, semua yang dilakukan Ye Yan kepadanya adalah caranya untuk membalas dendam. Dia ingin Leng Ruobing menderita, makanya dia menyiksa putrinya, Shen Ningruo terlebih dahulu, baru kemudian Lan Qianyu.

Shen Ningruo mulanya akan menikah dengan pria yang nyaris sempurna, sayangnya beberapa hari sebelum menikah, pria itu direbut oleh kakak tirinya yang berbeda ayah. Shen Ningruo pun kehilangan cintanya, kehilangan kepercayaan dirinya dan dia juga menjadi bahan tertawaan semua orang.

Saat ini Shen Ningruo seharusnya juga sedang menderita.

Lan Qianyu juga merasakan bagaimana rasanya jatuh dari surga ke neraka. Balas dendam Ye Yan ini benar-benar kejam!!!

Dendam adalah sesuatu yang mengerikan. Begitu dendam itu dibalas, maka akan dia seperti hantu yang melubangi jiwa, selama hidup tidak akan pernah bisa bebas darinya.

Ketika ayah Lan Qianyu meninggal, dia juga sempat berpikir untuk balas dendam. Namun dia kemudian bisa melepaskan pikiran itu, karena musuhnya adalah ibu kandungnya sendiri. Dia tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya, jadi dia hanya bisa menyiksa dirinya sendiri. Setelah bertahun-tahun berlalu, dia masih tetap saja sulit untuk memaafkan ibunya. Tidak heran kalau Gong Yuyao bisa bereaksi seperti tadi, dan tidak heran juga kalau Ye Yan bisa melakukan hal semacam itu kepadanya…

"Tok tok tok!" Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, serta suara Tuan Besar Ye yang berseru keras, "Bocah busuk, buka pintu!!!"

Ye Yan berjalan ke arah pintu. Saat melewati Lan Qianyu dia berbicara dengan suara rendah, "Kau seharusnya tahu apa yang harus dilakukan…"

Kemudian dia pun membuka pintu.

"Plak!" Tuan besar Ye memukul dahi Ye Yan dengan keras, "Bocah busuk, nyalimu semakin lama semakin besar. Tidak disangka kau berani melakukan perbuatan seperti ini!!!"

Ye Yan menundukkan kepalanya tanpa berkata-kata.

"Qianyu, bagaimana keadaanmu?" Tuan Besar Ye melihat ke perut Lan Qianyu.

"Aku, aku tidak, aku tidak apa-apa." Lan Qianyu merasa sangat panik sehingga dia berbicara dengan terbata-bata.

Pikiran Leng Ruobing masih tenggelam di masa lalu, seluruh wajahnya terlihat sangat muram.

Tuan Besar Ye mengira kalau kepanikan Lan Qianyu dan ibunya itu disebabkan karena Lan Qianyu yang hampir saja keguguran, dia pun berkata dengan prihatin, "Nyonya Shen, mohon maaf, begitu datang ke New York kalian langsung mengalami kejadian seperti ini. Aku pasti akan memberikan penjelasan kepada kalian mengenai peristiwa malam ini."

Tuan Besar Ye menggerakkan kepalanya dan melihat Gong Yuyao yang terbaring tidak sadarkan diri di atas tempat tidur. Dia lalu memberi perintah tanpa ragu, "Bawa Yuyao pergi."

"Baik." Dua orang pengawal perempuan masuk dan bersiap untuk membawa pergi Gong Yuyao.

Ye Yan panik, namun dia menahan diri untuk tidak melakukan apa-apa dan hanya memandang ke arah Lan Qianyu sambil memberi kode dengan matanya.

Lan Qianyu merasakan ancaman pada sorot matanya itu, hatinya pun gelisah, khawatir, sekaligus sedih. Namun sesaat dia juga tidak tahu bagaimana caranya meyakinkan Tuan Besar Ye.

Kedua pengawal wanita itu mengangkat Gong Yuyao ke kursi roda, lalu mendorongnya pergi. Melihat Gong Yuyao yang hampir dibawa keluar dari pintu, Ye Yan tidak tahan lagi dan berlari dengan panik lalu menahan mereka, "Kakek, kondisi Yuyao sedang tidak sehat, biarkanlah dia pulang dulu untuk memulihkan diri, setelah itu baru dibicarakan lagi."

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu, dia adalah cucuku, aku pasti akan memberikan tempat dengan lingkungan yang terbaik untuknya." Tuan Besar Ye berkata dingin, "Keluarga Ye memiliki rumah mewah dan dokter pribadi dimana-mana, akan ada orang yang merawatnya. Bawa pergi!"

"Baik."

"Kakek…" Lan Qianyu akhirnya bersuara. Semua orang memandangnya, dia pun dengan susah payah berusaha untuk tersenyum dan berkata dengan nada ringan, "Kita semua satu keluarga, biarlah adik sepupu menghadiri pernikahan dulu baru pergi."