Pertempuran Terakhir (20)

New York, Amerika Serikat.

Pukul setengah empat sore, Inggris mengabarkan bahwa konferensi pers dibatalkan. Qin Xiang bagaikan terlepas dari beban berat, dia menghembuskan napas lega yang panjang, "Sepertinya tebakanmu tidak salah. Bakr masih tidak rela menyakiti Dania, akhirnya ada perputaran pada masalah ini."

"Memang benar, tapi perputaran ini belum tentu baik." Ye Yan menunduk menatap ponselnya yang sunyi, wajahnya sangat serius.

"Apa maksudnya?" Qin Xiang bertanya dengan kaget, "Bukankah kamu yang mengatakannya? Kalau konferensi pers batal, maka masalah ini bisa dibilang terselesaikan?"

"Bukan pembatalan, tapi penundaan." Ye Yan mendongak dan menatapnya, "Tadi apa yang dikatakan informan di telepon?"

"Dia berkata Bakr tidak datang sehingga konferensi pers pun dibatalkan." Qin Xiang mengernyit, "Ada apa sebenarnya? Bagaimana kalau kamu langsung mengatakannya? Aku sudah hampir cemas setengah mati."